ID/BG 3.27

Revision as of 02:02, 28 June 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 27

प्रकृतेः क्रियमाणानि गुणैः कर्माणि सर्वशः ।
अहङ्कारविमूढात्मा कर्ताहमिति मन्यते ॥२७॥
prakṛteḥ kriyamāṇāni
guṇaiḥ karmaṇi sarvaśaḥ
ahańkāra-vimūḍhātmā
kartāham iti manyate

Sinonim

prakṛteḥ—dari alam material; kriyamāṇāni—dengan dilakukan; guṇaiḥ—oleh sifat-sifat; karmaṇi—kegiatan; sarvāsaḥ—segala jenis; ahańkāra-vimūḍha—dibingungkan oleh keakuan palsu; ātmā—sang roh; kartā—pelaku; aham—aku; iti—demikian; manyate—dia berpikir.

Terjemahan

Sang roh yang dibingungkan oleh pengaruh keakuan palsu menganggap dirinya pelaku kegiatan yang sebenarnya dilakukan oleh tiga sifat alam material.

Penjelasan

Ada dua orang, yang satu sadar akan Kṛṣṇa dan yang lain dalam kesadaran material. Barangkali kelihatannya dua orang tersebut bekerja pada tingkat yang sama, tetapi kedudukan mereka masing-masing jauh berbeda. Orang yang kesadarannya duniawi diyakinkan oleh keakuan yang palsu bahwa dirinya melakukan segala sesuatu. Dia tidak mengetahui bahwa mesin badan dihasilkan oleh alam material, yang bekerja di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa. Orang duniawi tidak mempunyai pengetahuan bahwa pada hakekatnya dirinya dikendalikan oleh Kṛṣṇa. Orang di bawah pengaruh keakuan yang palsu menerima segala pujian karena dirinya telah melakukan segala sesuatu secara tersendiri, dan itulah gejala kebodohannya. Dia tidak mengetahui bahwa badan kasar dan badan halus ini diciptakan oleh alam material, di bawah perintah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan karena itu kegiatan jiwa dan raganya hendaknya dijadikan tekun dalam bhakti kepada Kṛṣṇa, dalam kesadaran Kṛṣṇa. Orang bodoh lupa bahwa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bernama Hṛṣīkeśa, atau Penguasa indria-indria badan jasmani. Dia lupa karena sudah lama menyalah-gunakan indria-indrianya untuk kepuasan indria-indria, sehingga ia sungguh-sungguh dibingungkan oleh keakuan yang palsu, yang menyebabkan ia melupakan hubungannya yang kekal dengan Kṛṣṇa.