ID/Prabhupada 0028 - Sang Buddha Adalah Tuhan

Revision as of 09:15, 11 February 2019 by Gusti (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on Sri Isopanisad, Mantra 1 -- Los Angeles, May 3, 1970

Gargamuni (membaca) : "Adalah juga suatu kekeliruan untuk menganggap bahwa hanya dengan menjadi seorang vegetarian seseorang dapat menyelamatkan dirinya dari pelanggaran atas hukum-hukum alam. Sayuran juga memiliki kehidupan. Suatu kehidupan dimaksudkan menjadii makanan bagi suatu makhluk hidup lain, dan itu adalah hukum alam. Seseorang tidak seharusnya merasa bangga hanya dengan menjadi seorang vegetarian yang ketat. Intinya adalah untuk mengenali Tuhan Yang Maha Kuasa. Para binatang tidak memiliki kesadaran yang telah dikembangkan untuk mengenali Tuhan, tetapi seorang manusia ... "

Prabhupāda : Itulah pokok bahasan yang utama. Sama seperti halnya para umat Buddha, mereka juga adalah para vegetarian. Dengan mengacu kepada prinsip-prinsip Buddha ... Saat ini segala sesuatunya telah semakin merosot, tapi ajaran dari Sang Buddha adalah setidaknya untuk menjadikan para bajingan yang kurang ajar itu menghentikan pembunuhan terhadap binatang. Ahiṁsā paramo dharma. Kemunculan Sang Buddha dijelaskan di dalam Śrīmad-Bhāgavatam serta di dalam banyak kesusasteraan Veda. Sura-dviṣām. Beliau datang untuk menipu para asura. Para asura ... Beliau membuat suatu kebijakan yang menjadikan para asura tertipu. Bagaimana cara Beliau menipu? Para asura itu, mereka selalu menentang Tuhan. Mereka tidak percaya kepada Tuhan. Jadi Sang Buddha melakukan penyebar-luasan atas, "Ya, Tuhan itu tidak ada. Tapi ikutilah apa yang Aku katakan." "Ya, Tuan." Tapi tentu saja, Beliau adalah Tuhan. Ini adalah suatu penipuan. Ya. Mereka tidak percaya kepada Tuhan, tapi mereka percaya pada Sang Buddha, dan Sang Buddha adalah Tuhan. Keśava-dhṛta-buddha-śarīra jaya jagadīśa hare.

Jadi itulah perbedaan antara seorang asura dengan seorang penyembah. Seorang penyembah melihat bagaimana Kṛṣṇa, Keśava, sedang menipu para bajingan ini. Para penyembah bisa memahami. Tapi para asura itu, mereka berpikir, "Oh, kita memiliki pemimpin yang baik. Pemimpin kita itu tidak percaya kepada Tuhan." (tertawa). Kamu lihat? Sammohāya sura-dviṣām (SB 1.3.24). Istilah dalam kata Sansekerta yang tepat dinyatakan dalam Śrīmad-Bhāgavatam. Kamu telah melihat, mereka yang telah membaca: sammohāya, pada sura-dviṣām yang membingungkan. Sura-dviṣām berarti orang-orang yang iri kepada para Vaiṣṇava. Kaum atheis, para asura, mereka selalu iri kepada para penyembah. Inilah hukum alam. Kamu telah melihat ayah ini. Sang ayah menjadi musuh dari sang anak yang berusia lima tahun. Apa salah sang anak? Ia adalah seorang penyembah. Itu saja. Anak laki-laki yang tidak berdosa. Ia hanya, maksudku, hanya tertarik kepada pengucapan mantra Hare Kṛṣṇa. Sang ayah sendiri, ia menjadi seorang musuh yang sangat tangguh, "Bunuh anak laki-laki ini." Jadi jika seorang ayah saja bisa menjadi musuh, apa lagi orang lainnya.

Jadi kamu sudah harus selalu memperkirakan bahwa segera setelah kamu menjadi penyembah, maka seluruh dunia bisa menjadi musuhmu. Itu saja. Tapi kamu harus berurusan dengan mereka, karena kamu telah ditunjuk sebagai para pelayan Tuhan. Misimu adalah untuk memberi pencerahan kepada mereka. Jadi kamu tidak bisa hanya.... Sama seperti halnya Tuhan Nityānanda, Beliau sedang terluka, tetapi Beliau tetap membebaskan Jagāi-Mādhāi. Itu harus menjadi prinsipmu. Kadang-kadang kita harus menipu, kadang-kadang kita harus terluka - ada begitu banyak hal. Satu-satunya cara adalah melalui bagaimana orang bisa menjadi sadar akan Kṛṣṇa Itulah misi kami. Dengan berbagai cara para bajingan ini harus dirubah ke dalam kesadaran Kṛṣṇa, apakah melalui cara ini ataupun cara itu.