ID/Prabhupada 0029 - Sang Buddha Menipu Para Asura

The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.


Sri Isopanisad, Mantra 1 -- Los Angeles, May 3, 1970

Jadi Sang Buddha, Beliau menipu para asura. Mengapa Beliau menipu? Sadaya-hṛdaya darśita-paśu-ghātam. Beliau sangatlah penuh cinta kasih. Tuhan selalu bersimpati kepada semua makhluk hidup karena setiap makhluk adalah anakNya. Jadi para bajingan ini sedang melakukan pembunuhan tanpa batas, pembunuhan semata-mata atas binatang ... Dan jika kamu bertanya, "Oh, mengapa kamu melakukan pembunuhan atas binatang?" maka mereka dengan segera akan menjawab bahwa, "Oh, itu tertulis di dalam Veda, paśavo vadhāya sṛṣṭa." Pembunuhan atas binatang tercantum di dalam Veda, tetapi apa tujuan sebenarnya? Tujuan sebenarnya adalah untuk menguji mantra Veda. Seekor binatang akan dimasukkan ke dalam api, dan melalui mantra Veda binatang tersebut akan dibuat menjadi lebih muda. Itulah kurban, kurban binatang. Bukan untuk tujuan dijadikan sebagai makanan.

Oleh karena itu pada jaman Kali ini, Caitanya Mahāprabhu telah melarang segala macam yajña karena tidak ada, maksudku, brāhmaṇa ahli yang bisa mengucapkan mantra dan melakukan percobaan atas mantra Veda tersebut dengan melalui, "Inilah yang muncul." Yaitu ... Sebelum melaksanakan yajña, untuk mengetahui seberapa ampuhnya mantra tersebut, maka mantra itu diuji terlebih dahulu dengan mengorbankan seekor binatang dan kemudian memberikan kembali kepada binatang tersebut sebuah kehidupan baru. Maka harus dipahami bahwa para pendeta yang mengucapkan mantra tersebut harus mengucapkannya dengan benar. Itu adalah sebuah percobaan. Bukan untuk pembunuhan atas binatang. Akan tetapi para bajingan itu, mereka mengucapkan mantra itu untuk tujuan memakan binatang-binatang tersebut dengan beralasan, "Ini, di sini tertulis pembunuhan atas binatang." Seperti yang terjadi di Calcutta ... Kamu pernah pergi ke Calcutta? Ada sebuah jalan, College Street. Sekarang ini jalan itu sudah dinamai dengan nama lain. Aku pikir sekarang jalan itu bernama Vidhan Raya (?). Seperti itulah ... Bagaimanapun juga, di sana ada beberapa rumah pemotongan hewan. Jadi itu adalah rumah pemotongan hewan bagi orang-orang Hindu, karena mereka tidak membeli daging dari toko milik orang Muslim. Itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak suci.

Sebenarnya hal itu adalah sesuatu yang sama : kotoran, baik ditinjau dari sisi ini maupun dari sisi itu. Mereka makan daging, tetapi pembelian dari toko Hindu dianggap suci, sedangkan pembelian dari toko muslim dianggap tidak suci. Inilah hanyalah rekaan pikiran saja. Agama saat ini sedang berlangsung seperti itu. Karena itu ... karenanya selalu terjadi peperangan : "Aku orang Hindu," "Aku orang Muslim," "Aku orang Kristen." Sebenarnya tidak seorangpun yang memahami agama. Kamu lihat? Mereka, para bajingan ini, sudah tidak menjalankan agama lagi. Sudah tidak ada agama lagi. Agama yang sejati ini adalah kesadaran Kṛṣṇa, yang mengajarkan bagaimana caranya untuk mencintai Tuhan. Itulah saja. Itulah agama. Setiap agama, tidak peduli apakah itu agama Hindu, agama Islam, agama Kristen, jika kamu sedang mengembangkan rasa cinta kasih kepada Tuhan, maka kamu sempurna dalam agamamu.