ID/Prabhupada 0048 - Peradaban Ārya

Revision as of 03:19, 23 September 2016 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0048 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1972 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Invalid source, must be from amazon or causelessmery.com

Lecture on BG 2.2-6 -- Ahmedabad, December 11, 1972

Anārya-juṣṭam, "sama sekali tidak sesuai dengan seseorang yang memahami nilai-nilai maju dari kehidupan." Ārya. Ārya berarti yang maju. Jadi patahnya semangat Arjuna di medan pertempuan ini digambarkan sebagai suatu kesesuaian dengan seseorang yang bukan-Ārya. Ārya, menurut peradaban Ārya sebagaimana diuraikan di dalam Bhagavad-gītā, terdapat empat pembagian yang disahkan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagaimana yang sudah dijelaskan kepada kita, dharmaṁ tu sākṣād bhagavat-praṇītam (SB 6.3.19). Setiap proses keagamaan yang teratur haruslah dipahami sebagai : "Itu adalah karunia Tuhan." Orang tidak bisa membuat suatu sistem keagamaan apapun. Jadi sistem Ārya ini, sistem yang maju ini, adalah : cātur-varṇyaṁ mayā sṛṣṭaṁ guṇa-karma-vibhāgaśaḥ (BG 4.13) Kṛṣṇa berkata, "Itu diperkenalkan olehKu agar terdapat penataan kelompok sosial yang sangat baik." Brāhmaṇa, kṣatriya, vaiśya, śūdra. Arjuna berasal dari keluarga kṣatriya. Karenanya keragu-raguannya untuk bertempur di medan pertempuran tidaklah sesuai dengan kualitas ke-Āryaannya. Adalah sesuatu yang tidak baik apabila kaum bangsawan atau raja menjadi anti pada kekerasan. Kaum kṣatriya, ketika mereka sedang bertarung di medan pertempuran, maka pembunuhan bukanlah suatu perbuatan dosa bagi mereka. Sama halnya, seorang brāhmaṇa, ketika ia mempersembahkan suatu kurban, kadang-kadang terdapat binatang yang dijadikan kurban persembahan ; maka hal itu tidaklah berarti bahwa ia telah melakukan suatu dosa. Kurban binatang dilakukan bukan untuk menjadikan binatang itu sebagai makanan. Itu dilakukan sebagai pengujian atas suatu mantra Veda. Apakah para brāhmaṇa yang terlibat di dalam upacara persembahan kurban tersebut sudah mengucapkan mantra Veda tersebut dengan benar, dan hal tersebut diuji melalui persembahan satu binatang dan kemudian kepada binatang tersebut diberikan kembali kehidupan baru yang lebih muda. Itulah kurban binatang. Kadang-kadang yang dipergunakan adalah kuda, kadang-kadang yang dipergunakan adalah sapi. Namun di jaman Kali-yuga ini, kurban-kurban seperti itu sudah tidak diperbolehkan karena tidak ada lagi brāhmaṇa yang memiliki kualitas yājñika-brāhmaṇa. Semua jenis kurban tidak diperbolehkan di jaman ini.

aśvamedhaṁ gavālambhaṁ
sannyāsaṁ pala-paitṛkam
devareṇa sutotpattiṁ
kalau pañca vivarjayet
(CC Adi 17.164)

Kurban aśvamedha, kurban gomedha, sannyāsa, serta upaya untuk mendapatkan anak melalui devara, atau adik laki-laki dari suami, hal-hal ini dilarang untuk dilaksanakan di jaman ini.