ID/Prabhupada 0051 - Otak Yang Tumpul Tidak Bisa Memahami Apa Yang Melampaui Badan Ini

Revision as of 07:48, 23 September 2016 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0051 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1976 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Invalid source, must be from amazon or causelessmery.com

Interview with Newsweek -- July 14, 1976, New York

Pewawancara : Apakah anda berpikir bahwa suatu hari nanti gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini akan tersebar kepada semua orang di seluruh dunia?

Prabhupāda : Itu tidak mungkin. Ini akan lebih banyak diperuntukkan bagi golongan orang yang paling cerdas. Jadi ini, gerakan ini, adalah diperuntukkan bagi golongan orang yang paling cerdas.

Pewawancara : Hanya di antara golongan-golongan yang paling cerdas.

Prabhupāda : Jika seseorang cerdas, termasuk golongan yang cerdas...., maka ia bisa memahami. Kami tidak mengharapkan bahwa setiap orang cerdas. Kṛṣṇa ye bhaja se baḍa catura. Jika seseorang sangat cerdas, maka ia bisa menjadi sadar akan Kṛṣṇa, karena kesadaran Kṛṣṇa ini merupakan suatu pokok bahasan yang berbeda. Orang-orang terpikat kepada konsep kehidupan yang didasarkan kepada badan. Tetapi kesadaran Kṛṣṇa melampaui itu. Otak yang tumpul tidak bisa memahami apa yang melampaui badan ini. Karenanya kamu tidak bisa mengharapkan bahwa setiap orang akan memahami kesadaran Kṛṣṇa. Itu mustahil.

Pewawancara : Ada banyak pembicaraan mengenai kesempurnaan genetik dari umat manusia, atau katakanlah, upaya-upaya pengembangan secara genetik.

Prabhupāda : Apa itu genetik?

Pewawancara : Ya....Maksudnya apakah kesempurnaan genetik itu?

Bali-mardana : Kami sedang berdiskusi kemarin mengenai ilmu pengetahuan genetika. Mereka mencoba untuk memahami ciri-ciri serta sifat-sifat, bagaimana badan dan pikiran terbentuk, dan kemudian mencoba untuk merubahnya.

Prabhupāda : Itu baru saja kita......Di mana buku itu?

Rāmeśvara : Buku dari Svarūpa Dāmodara.

Prabhupāda : Ya. Bawa ke mari.

Rāmeśvara : Apa pertanyaan anda?

Pewawancara : Pertanyaan saya adalah..... Anda sebelumnya menyebutkan tentang penggunaan peralatan-peralatan berteknologi, dan jika ada beberapa masyarakat di mana di sana terdapat .....

Prabhupāda : Bukunya tidak ada di sini? Tidak ada di mana-mana?

Pewawancara : Saya bertanya pada anda. Jika melalui beberapa sarana teknologi umat manusia menjadi bertambah baik, dengan kata lain, orang kebanyakan saat ini jauh lebih cerdas, bagaimana anda sekarang mempertimbangkan bahwa untuk menjadi seseorang yang cerdas .....

Prabhupāda : Orang yang cerdas.....Jika seseorang memahami bahwa ia bukanlah badan ini - bahwa ia ada di dalam badan.... Seperti halnya kamu memiliki sebuah baju. Kamu bukanlah baju itu. Setiap orang bisa memahami itu. Kamu ada di dalam baju itu. Sama halnya, seseorang yang paham bahwa ia bukanlah badannya - ia ada di dalam badan... Itu bisa dipahami oleh siapapun karena ketika badan itu mati, apa perbedaannya? Karena daya hidup yang berada di dalam badan sudah pergi, karenanya kita mengatakan bahwa badan itu sudah mati.

Pewawancara : Namun ada beberapa orang yang sangat cerdas yang tidak tercerahkan secara spiritual, bahkan mungkin juga ada orang yang memahami bahwa mereka tidak seperti itu, atau bahwa badan bukanlah segalanya, badan sudah mati dan terdapat sesuatu yang lain. Mengapa orang-orang seperti ini tidak sadar secara spiritual?

Prabhupāda : Jika seseorang tidak memahami hal sederhana seperti ini, bahwa ia bukanlah badan, maka ia tidak lebih baik daripada binatang. Itu adalah pemahaman pertama pada tataran spiritual. Jika ia berpikir bahwa ia adalah badan, maka ia berada dalam kelompok yang sama dengan binatang.

Rāmeśvara : Pertanyaan orang ini adalah..... Misalkan seseorang memiliki keyakinan akan adanya kehidupan sesudah kematian, dan ia juga mungkin seorang yang cukup cedas berdasarkan tolok ukur material. Mengapa ia tidak secara langsung.....?

Prabhupāda : Tidak, tolok ukur material bukanlah suatu kecerdasan. Tolok ukur material adalah bahwa : "Aku adalah badan. Aku orang Amerika. Aku orang India. Aku rubah. Aku anjing. Aku laki-laki." Inilah pemahaman material. Pemahaman spiritual melampaui itu, bahwa : "Aku bukanlah badan ini." Dan ketika ia mencoba untuk mengerti pengenalan spiritual itu, maka ia cerdas. Jika tidak, maka ia tidak cerdas.

Pewawancara : Jadi apakah ini berarti...

Prabhupāda : Mereka itu diuraikan sebagai mūḍha. Mūḍha berarti keledai. Jadi ini adalah pemahaman pertama bahwa seseorang seharusnya tidak mempersamakan dirinya dengan badan.

Pewawancara : Pemahaman apa yang muncul selanjutnya...?

Prabhupāda : Seperti anjing. Anjing memahami bahwa ia adalah badan. Jika seorang manusia juga memahami seperti itu- bahwa ia adalah badan - maka ia tidak lebih baik dari anjing.

Pewawancara : Pemahaman lain apa yang muncul sesudah pemahaman tadi?

Bali-mardana : Sesudah anda menginsyafi bahwa anda bukanlah badan, lalu apa yang terjadi selanjutnya?

Prabhupāda : Ha! Itu adalah pertanyaan yang cerdas. Maka kemudian seseorang harus mencari tahu bahwa, "Aku hanya disibukkan di dalam konsep kehidupan yang didasarkan atas badan saja. Lalu apa sebenarnya kesibukanku?" Ini adalah pertanyaan dari Sanātana Gosvāmī, bahwa "Anda telah menolongku dari keterlibatan material ini. Sekarang mohon beritahu aku apakah tugasku." Untuk alasan itulah maka seseorang harus pergi kepada guru kerohanian, untuk mengetahui, memahami apa sebenarnya kewajibannya sekarang. "Jika aku bukan badan ini, maka apa kewajibanku? Karean aku sibuk setiap siang dan malam hanya untuk badan ini. Aku makan, aku tidur, aku berhubungan seks, aku mempertahankan diri - semua ini adalah kebutuhan dari badan. Jika aku bukan badan, lalu apa sebenarnya kewajibanku?" Itulah kecerdasan.

Rāmeśvara : Jadi tadi anda berkata, "Apakah yang merupakan hal berikutnyanya sesudah menginsyafi bahwa kamu bukanlah badan ini?" Prabhupāda mengatakan bahwa hal berikutnya adalah untuk mencari tahu tentang apa yang seharusnya kamu lakukan, dan untuk itu, kamu mendapatkan keterangan dari guru kerohanian yang adalah suatu jiwa yang sudah insyaf diri.

Pewawancara : Guru kerohanian di dalam wujud buku-bukunya.

Bali-mardana : Dalam wujud pribadi atau.....

Puṣṭa Kṛṣṇa : Prabhupāda menjelaskan bahwa saat ini di dalam konsep kehidupan yang didasarkan atas badan, kita memiliki begitu banyak kewajiban. Kita bekerja, kita berhubungan seks, kita makan, tidur, mempertahankan diri kita - ada begitu banyak hal. Semuanya itu ada di dalam hubungan dengan badan. Tetapi jika aku bukan badan ini, lalu apa kewajibanku? Apa tanggung-jawabku? Maka hal berikutnya ketika seseorang memahami ini, adalah bahwa ia harus mendapatkan petunjuk dari guru kerohanian, melakukan kemajuan dan memahami apa kewajiban sebenarnya. Itu adalah hal yang sangat penting.

Prabhupāda : Bahkan dalam hal makan, tidur, kehidupan seks serta juga mempertahankan diri, diperlukan pengetahuan dari seorang guru. Katakanlah untuk makan, maka kita mendapatkan pengetahua dari para ahli mengenai jenis makanan apa yang sebaiknya kita makan, vitamin apa, apa yang....Jadi hal seperti itupun memerlukan pembelajaran. Dan tidurpun memerlukan pembelajaran. Maka untuk kehidupan yang didasarkan atas badanpun seseorang harus mendapatkan pengetahuan dari orang lain. Jadi ketika ia sudah berada di atas konsep kehidupan yang didasarkan atas badan ini - ia memahami bahwa, "Aku bukan badan ini, aku adalah jiwa" - maka sama halnya, ia harus mendapatkan pengetahuan serta pembelajaran dari seorang ahli.