ID/Prabhupada 0057 - Pembersihan Hati

Revision as of 16:21, 12 October 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on SB 6.1.34-39 -- Surat, December 19, 1970

Revatīnandana : Kita selalu disemangati untuk berjapa Hare Kṛṣṇa, bukankah begitu?

Prabhupāda : Ya. Itulah satu-satunnya cara untuk jaman ini. Dengan berjapa Hare Kṛṣṇa, maka seseorang .... Sumber pemahaman akan menjadi jelas. Dan ia akan bisa menerima, ia bisa menerima pengetahuan spiritual. Tanpa pembersihan hati, maka akan sangat sulit untuk memahami dan menerima pengetahuan spiritual. Semua tahapan-tahapan perbaikan ini - brahmacārī, gṛhastha, vānaprastha - semua itu hanyalah merupakan cara pembersihan saja. Dan bhakti juga merupakan suatu cara pembersihan, vidhi-bhakti. Akan tetapi dengan menyibukkan diri di dalam pemujaan Arca, ia juga menjadi dibersihkan. Tat-paratve ... Sarvopādhi ... Dan bersamaan dengan ia menjadi tercerahkan atau menjadi lebih maju dalam memahami bahwa ia adalah pelayan abadi Kṛṣṇa, maka ia juga menjadi tersucikan. Ia menjadi tersucikan. Sarvopādhi berarti ia tidaklah ..... Sarvopādhi. Ia berusaha untuk menghilangkan upādhinya, sebutannya bahwa, "aku orang Amerika," "aku orang India," "aku ini," "aku itu." Jadi dengan cara itu, ketika kamu menjadi terhapuskan sepenuhnya dari konsep kehidupan yang didasarkan atas badan ini, maka kamu menjadi nirmalam. Ia menjadi nirmala, tidak tercemarkan. Dan selama konsep kehidupan seperti ini berlangsung terus, di mana "aku ini," "aku itu," "aku ini," maka ia masih tetap ada di ..... Sa bhaktaḥ prakṛtaḥ smṛtaḥ.

(berbisik). Duduklah yang benar, jangan seperti itu.

Sa bhaktaḥ prakṛtaḥ smṛtaḥ. Arcāyām eva haraye ... Bahkan di dalam proses ini, ketika mereka disibukkan di dalam pemujaan Arca, arcāyāṁ haraye yat-pūjāṁ śraddhāyehate, yang dilakukan dengan penuh rasa bhakti, tetapi na tad bhakteṣu cānyeṣu, tetapi ia tidak memiliki rasa simpati kepada yang lainnya atau ia tidak memahami apakah kedudukan seorang penyembah itu, maka sa bhaktaḥ prakṛtaḥ smṛtaḥ, "Ia disebut sebagai seorang penyembah material. Penyembah material." Maka kita harus meningkatkan diri kita dari tingkatan bhakti yang masih bersifat material kepada tataran yang ke dua di mana seseorang bisa memahami siapakah seorang penyembah itu, siapakah yang bukan penyembah itu, siapakah Tuhan, siapakah atheis itu. Terdapat pembedaan-pembedaan. Dan pada tingkat paramahaṁsa, maka pembedaan seperti itu sudah tidak ada lagi. Ia melihat setiap orang disibukkan di dalam pelayanan kepada Tuhan. Ia tidak merasa iri pada siapapun, ia tidak melihat apapun, siapapun. Tetapi itu adalah tingkat yang selanjutnya. Kita tidak seharusnya meniru, mencoba untuk meniru, namun kita bisa memahami bahwa paramahaṁsa adalah tingkat yang tertinggi di dalam kesempurnaan. Sebagai seorang pengajar kita harus menunjukkan .... Seperti ketika aku menegur anak itu tadi, "Duduklah seperti ini." Tetapi seorang paramahaṁsa tidak akan mengatakan itu. Seorang paramahaṁsa, ia lebih melihat, bahwa, "Ia baik-baik saja." Ia melihatnya. Tetapi kita tidak seharusnya meniru paramahaṁsa. Karena kita adalah pengajar, kita adalah guru, kita tidak boleh meniru paramahaṁsa. Kita harus mengatakan sumber yang benar dan pengajaran yang benar.

Revatīnandana : Tentunya Anda berada pada tingkat yang lebih tinggi dari tingkat paramahaṁsa, Prabhupāda.

Prabhupāda : Aku lebih rendah darimu. Aku lebih rendah darimu.

Revatīnandana : Anda begitu indah. Anda adalah paramahaṁsa, tetapi anda tetap berkenan mengajar kami.

Prabhupāda : Tidak, aku lebih rendah darimu. Aku adalah yang paling rendah di antara semua makhluk. Aku hanya mencoba untuk melaksanakan perintah guru kerohanianku. Itu saja. Itu sajalah yang seharusnya menjadi urusan dari setiap orang. Berusahalah sebaik-baiknya. Cobalah untuk melaksanakan perintah yang lebih tinggi dengan sebaik-baiknya. Itu adalah cara yang paling aman untuk maju. Seseorang mungkin ada pada tingkat yang paling rendah, tetapi jika ia berusaha untuk melaksanakan kewajiban yang dipercayakan kepadanya, maka ia sempurna. Ia mungkin ada pada tingkat yang paling rendah, tetapi karena ia mencoba untuk melaksanakan kewajiban yang dipercayakan kepadanya, maka ia sempurna. Itulah yang dinamakan pertimbangan.