ID/Prabhupada 0065 - Setiap Orang Akan Menjadi Berbahagia

Revision as of 07:01, 26 September 2016 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0065 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1971 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Invalid source, must be from amazon or causelessmery.com

Arrival Lecture -- Gainesville, July 29, 1971

Tamu wanita : Apakah ada tempat di dalam gerakan ini bagi orang-orang lain yang melayani Kṛṣṇa secara tidak langsung daripada berjapa Hare Kṛṣṇa sepanjang hari?

Prabhupāda : Tidak, prosesnya adalah, seperti halnya jika kamu menyiram air pada akar dari pohon, maka air akan didistribusikan ke setiap daun, cabang, ranting dan semuanya menjadi segar. Tetapi jika kamu hanya menyiram daunnya saja, daun itu akan tetap mengering, dan pohon itu juga akan mengering. Jika kamu memasukkan makananmu ke dalam perut, maka energi akan didistribusikan ke jari-jarimu, ke rambutmu hingga sampai pada kuku serta segalanya. Dan jika kamu menempatkan makanan itu di tangan tetapi tidak memasukannya ke dalam perut, maka itu akan menjadi sia-sia. Jadi semua pelayanan kemanusiaan telah menjadi suatu usaha yang sia-sia karena tidak adanya kesadaran Kṛṣṇa. Mereka sedang berusaha dengan berbagai macam cara untuk melayani masyarakat manusia, tetapi mereka semua menjadi frustrasi di dalam upaya-upaya yang sia-sia, karena tidak adanya kesadaran Kṛṣṇa. Dan jika orang-orang dilatih untuk menjadi berkesadaran Kṛṣṇa, maka dengan sendirinya setiap orang akan menjadi berbahagia. Setiap orang yang mau bergabung, setiap orang yang mau mendengar, setiap orang yang mau bekerjasama -- setiap orang akan menjadi berbahagia. Jadi proses kami adalah proses yang alamiah. Kamu mencintai Tuhan, dan jika kamu benar-benar ahli dalam mencintai Tuhan, maka sudah sewajarnya juga kamu akan mencintai setiap orang. Seperti halnya orang yang berkesadaran Kṛṣṇa, karena ia mencintai Tuhan, maka ia juga mencintai binatang. Ia mencintai burung-burung, binatang buas, semuanya. Tetapi yang hanya disebut sebagai cinta yang berperi-kemanusiaan justru berarti bahwa mereka mencintai manusia lain, tetapi mereka membunuh binatang. Mengapa mereka tidak mencintai binatang? Karena mereka tidak sempurna. Akan tetapi orang yang berkesadaran Kṛṣṇa tidak akan pernah membunuh binatang atau bahkan memberikan masalah bagi binatang. Itulah sebenarnya cinta yang universal. Jika kamu hanya mencintai para saudara laki-laki serta saudara perempuanmu saja, maka itu bukanlah cinta yang universal. Cinta universal berarti bahwa kamu mencintai setiap makhluk. Cinta universal seperti itu dapat ditumbuhkan melalui kesadaran Kṛṣṇa, bukan melalui yang lainnya.

Tamu wanita : Aku mengetahui bahwa beberapa penyembah telah harus memutuskan hubungan-hubungan, misalnya boleh dikatakan, hubungan dengan orang tua material mereka, dan hal tersebut memberikan duka yang cukup mendalam kepada mereka, karena para orang tua mereka tidak memahami itu. Sekarang apa yang anda sarankan kepada mereka untuk membuat hal semacam ini menjadi terasa lebih mudah?

Prabhupāda : Jadi, seorang pemuda yang mengikuti gerakan kesadaran Kṛṣṇa, maka ia sedang memberikan pelayanan terbaik bagi orangtuanya, keluarganya, negaranya serta masyarakatnya. Tanpa dengan menjadi berkesadaran Kṛṣṇa, pelayanan apa yang akan mereka berikan kepada orang tua mereka? Kebanyakan mereka akan berpisah. Tetapi, seperti halnya Prahlāda Mahārāja yang adalah seorang penyembah agung dan ayahnya adalah seorang tokoh besar dari kalangan orang-orang yang bukan penyembah, sedemikian rupa sehingga akhirnya ayahnya dibinasakan oleh Nṛsiṁhadeva, tetapi Prahlāda Mahārāja, ketika ia diperintahkan oleh Tuhan untuk meminta berkah, ia berkata bahwa, " Tuhanku yang baik, hamba bukanlah seorang pedagang, yang dengan memberiMu pelayanan kemudian hamba akan mendapatkan suatu hasil. Mohon maafkan hamba." Nṛsiṁhadeva sangatlah merasa puas, "Inilah seorang penyembah yang murni itu." Tetapi sang penyembah murni yang sama itu memohon kepada Tuhan, "Tuhanku, ayah hamba adalah seorang atheis, dan ia telah begitu banyak melakukan kesalahan, maka hamba memohon agar ayah hamba itu diberikan pembebasan." Dan Nṛsiṁhadeva berkata, "Ayahmu telah dibebaskan, karena kamu adalah anaknya. Kendatipun ia penuh dengan kesalahan-kesalahan, ia telah dibebaskan, karena kamu adalah anaknya. Bukan hanya ayahmu, akan tetapi juga ayah dari ayahmu, serta ayah dari tujuh generasi ke atas, semua telah dibebaskan." Jadi jika seorang Vaiṣṇava muncul di dalam suatu keluarga, maka ia membebaskan bukan hanya ayahnya, melainkan juga ayah dari ayahnya, dari ayahnya, dari ayahnya, dan begitu seterusnya seperti itu. Itu adalah pelayanan terbaik kepada keluarga, dengan menjadi berkesadaran Kṛṣṇa. Pada kenyataannya, itu telah terjadi pada salah satu dari muridku, Kārttikeya, ibunya sangat gemar bergaul, sehingga seringkali ketika ia ingin bertemu dengan ibunya, ibunya berkata, "Duduk saja dulu. Aku akan pergi ke pesta dansa." Seperti itulah hubungannya. Namun demikian, karena ia, sang anak, ia berkesadaran Kṛṣṇa, ia seringkali berbicara mengenai Kṛṣṇa kepada ibunya. Pada saat akan meninggal, sang ibu bertanya kepada anak laki-lakinya itu, "Di manakah Kṛṣṇamu itu? Apakah Ia ada di sini?" Dan sang ibu seketika itu juga meninggal. Itu berarti bahwa pada saat kematiannya, ia mengingat Kṛṣṇa, dan dengan segera ia dibebaskan. Itu dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, yaṁ yaṁ vāpi smaran loke tyajaty ante kalevaram (BG 8.6). Pada saat kematian, jika seseorang mengingat Kṛṣṇa, maka kehidupannya berhasil. Jadi sang ibu ini, karena anak laki-lakinya, anak laki-lakinya yang berkesadaran Kṛṣṇa, ia mendapatkan kebebasan, tanpa menjadi berkesadaran Kṛṣṇa. Jadi inilah manfaatnya.