ID/Prabhupada 0123 - Dipaksa Untuk Berserah Diri - Itu Adalah Kemurahan Hati Yang Khusus

Revision as of 16:32, 12 October 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture-Day after Sri Gaura-Purnima -- Hawaii, March 5, 1969

Penyembah : Bisakah kita memohon kepada Kṛṣṇa untuk memaksa kita berserah diri kepadaNya, karena kondisi kita?

Prabhupāda : Ya, kamu bisa memohon kepadaNya. Dan Beliau kadang-kadang memaksa. Beliau menempatkanmu di dalam keadaan yang sedemikian rupa sehingga kamu tidak memiliki jalan lain kecuali berserah diri kepada Kṛṣṇa. Ya. Itu adalah suatu kemurahan hati yang khusus. Itu adalah suatu kemurahan hati yang khusus. Ya. Guru kerohanianku menginginkanku untuk mengajarkan, tetapi aku tidak menyukai hal itu. Tetapi beliau memaksaku. Ya. Itu adalah pengalamanku yang sesungguhnya. Aku tidak memiliki keinginan untuk menerima tingkatan hidup sannyāsa serta utuk mengajarkan, tetapi guru kerohanianku menginginkan itu. Aku sama sekali tidak berhasrat untuk melakukan itu, tetapi beliau memaksaku. Dan hal itu terjadi. Itu adalah suatu kemurahan hati yang khusus. Ketika beliau memaksaku saat itu, aku berpikir bahwa, "Apa sebenarnya maksud semua ini? Apa....? Aku sudah melakukan kesalahan atau apa?" Aku diliputi kebingungan. Tetapi tidak lama kemudian, aku bisa memahami bahwa ini adalah kemurahan hati yang terbesar yang ditunjukkan kepadaku. Kamu paham? Jadi ketika Kṛṣṇa memaksa seseorang untuk berserah diri, itu adalah suatu kemurahan hati yang besar. Tetapi pada umumnya, Beliau tidak bertindak seperti itu. Tetapi Beliau bertindak seperti itu kepada seseorang yang sangat tulus di dalam pelayanan kepada Kṛṣṇa, di mana pada sat yang bersamaan ia memiliki sedikit keinginan atas kenikmatan material. Di dalam kasus seperti ini Beliau melakukan hal itu, karena, "Orang bodoh ini tidak tahu bahwa fasilitas material tidak akan membuatnya berbahagia, fasilitas material itu tidak akan membuatnya berbahagia, dan ia dengan penuh kesungguhan memohon kemurahan hatiKu. Jadi ia ini benar-beanr bodoh. Karenanya kekayaan apapun, sedikit kekayaan yang dimilikinya untuk kenikmatan material, harus dihentikan. Maka kemudian ia tidak memiliki piihan lain selain berserah diri kepadaKu." Itu dinyatakan di dalam Bhagavad-gītā, er, Śrīmad-Bhāgavatam. Yasyāham anughṛnāmi hariṣye tad-dhanaṁ sanaiḥ. Kṛṣṇa berkata bahwa, "Jika Aku memberikan kemurahan hati yang khusus kepada seseorang, maka aku akan membuatnya menjadi sangat miskin. Aku mengambil semua sarana kenikmatan indria-indrianya." Kamu paham? Itu dinyatakan di dalam Śrīmad-Bhāgavatam. Karena di sini, di dunia material ini setiap orang berusaha untuk menjadi berbahagia dengan cara mengumpulkan lebih banyak uang, melalui usaha, melalui jasa pelayanan, melalui cara ini atau melalui cara itu. Tetapi di dalam kasus yang khusus, Kṛṣṇa menjadikan usaha atau jasa pelayanannya menjadi tidak berhasil. Apakah kamu suka hal yang seperti itu? (tertawa). Pada saat itu ia tidak memiliki pilihan lain selain berserah diri kepada Kṛṣṇa. Kamu paham? Tetapi kadang-kadang, ketika kita gagal di dalam mengupayakan usaha kita atau mengupayakan mata pencaharian kita, kita menjadi menyesal dan berpikir bahwa, "Oh, Kṛṣṇa begitu kejam terhadapku, aku tidak bisa mempercayai hal ini." Tetapi sebenarnya ini adalah kemurahan hatiNya, kemurahan hati yang sangat khusus. Kamu seharusnya memahami hal ini dengan cara seperti itu.