ID/Prabhupada 0153 - Melalui Sumbangan Kesusasteraan, Maka Kecerdasan Seseorang Dibuktikan

Revision as of 02:43, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Interview with Newsweek -- July 14, 1976, New York

Wartawati : Dapatkah Anda menjelaskan mengenai masing-masing dari tiga fungsi yang telah Anda sebutkan tadi - makan, tidur dan hubungan seks, dan memberitahu saya, mengenai apakah yang secara khusus, aturan apa atau petunjuk apa yang akan anda berikan kepada orang yang sedang mencari pencerahan spiritual, untuk membantu di dalam hidup mereka melalui cara-cara tersebut.

Prabhupāda : Ya. Ya, itulah buku-buku kami. Itulah buku-buku kami. Kami memiliki cukup banyak pokok pembahasan untuk dipahami. Ini bukanlah sesuatu yang akan kamu pahami dalam waktu satu menit saja.

Wartawati : Saya memahami bahwa anda hanya tidur sebentar saja. Anda tidur selama tiga sampai empat jam saja setiap malam. Apakah anda merasa bahwa hal inilah yang akan diinsyafi juga oleh setiap orang yang spiritualitasnya sedang diwujudkan?

Prabhupāda : Ya, kami memahami hal ini dari perilaku para Gosvāmī. Mereka hampir-hampir tidak memiliki kebutuhan material. Makan, tidur, berhubungan seks dan mempertahankan diri, mereka hampir-hampir tidak memiliki hal-hal seperti itu. Mereka semata-mata hanya disibukkan di dalam urusan Kṛṣṇa saja.

Wartawati : Disibukkan di dalam apa?

Rāmeśvara : Urusan Kṛṣṇa atau pelayanan kepada Tuhan.

Bali-mardana : Beliau memberikan contoh dari para guru kerohanian yang terdahulu.

Wartawati : Baiklah, yang menarik perhatian saya adalah mengapa ... Apakah beliau sudah menemukan bahwa tiga atau empat jam itu adalah memang merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk tidur?

Bali-mardana : Dengan kata lain, mengapa .... Ia menanyakan mengapa anda tidur hanya selama tiga atau empat jam saja. Bagaimana anda memperoleh patokan seperti itu?

Prabhupāda : Itu bukanlah sesuatu yang dibuat-buat. Semakin banyak kamu disibukkan di dalam kegiatan spiritual, maka semakin kamu menjadi bebas dari kegiatan material. Itulah kebenarannya.

Wartawati : Dan dengan demikian anda telah sampai pada kesimpulan .....

Prabhupāda : Bukan, aku tidak membicarakan tentang diriku sendiri, tetapi bahwa itu adalah kebenarannya. Bhaktiḥ pareśānubhavo viraktir anyatra syāt. (SB 11.2.42). Jika kamu maju dalam bhakti, dalam kehidupan spiritual, maka kamu menjadi tidak tertarik kepada kehidupan material.

Wartawati : Apakah anda berpikir bahwa ada perbedaan antara berbagai macam orang di dunia ini? Dengan kata lain, apakah anda berpikir bahwa orang-orang India itu, berkebalikan dengan orang-orang Eropa, lebih cenderung atau lebih mungkin untuk menganut kesadaran Kṛṣṇa?

Prabhupāda : Tidak, setiap orang yang cerdas bisa menjadi berkesadaran Kṛṣṇa. Seperti yang telah aku jelaskan, bahwa kecuali jika seseorang itu sangat cerdas, maka ia tidak bisa menerima kesadaran Kṛṣṇa. Jadi ini terbuka bagi setiap orang. Namun ada tingkatan kecerdasan yang berbeda-beda. Di Eropa, Amerika, mereka sangatlah cerdas, tetapi kecerdasan mereka itu dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan material. Dan di India kecerdasan mereka dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan spiritual. Karenanya kamu akan menemukan begitu banyak standar kehidupan spiritual yang tinggi, buku-buku, kesusasteraan. Seperti halnya Vyāsadeva. Vyāsadeva adalah juga seseorang yang berumah tangga, tetapi beliau tinggal di dalam hutan, dan lihatlah sumbangan kesusasteraan yang dihasilkannya. Bahkan tidak seorangpun bisa bermimpi untuk menghasilkan kesusasteraan seperti yang dihasilkannya itu. Jadi, melalui sumbangan kesusasteraan sajalah, kecerdasan seseorang itu dibuktikan. Semua orang-orang besar dan hebat dari dunia material, para ilmuwan, para filsuf, bahkan para ahli teknik, mereka semua diakui melalui hasil karya tulisannya, melalui sumbangsihnya, dan bukan melalui badan besar mereka.