ID/Prabhupada 0195 - Kuat Badannya, Kuat Pikirannya, Kuat Tekadnya

Revision as of 02:46, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on SB 7.6.5 -- Toronto, June 21, 1976

Pradyumna : Terjemahan : "Karenanya, sementara ada di dalam keberadaan material, bhavam āśritaḥ, seseorang yang sepenuhnya memiliki kemampuan untuk membedakan yang salah dari yang benar, harus berusaha untuk mencapai tujuan tertinggi dari kehidupan, selama badannya masih tegap dan kuat, dan badan itu tidak menderita akibat kemerosotan."

Prabhupāda :

tato yateta kuśalaḥ
kṣemāya bhavam āśritaḥ
śarīraṁ pauruṣaṁ yāvan
na vipadyeta puṣkalam
(SB 7.6.5)

Jadi, inilah yang seharusnya menjadi kegiatan dari manusia, bahwa śarīraṁ pauruṣaṁ yāvan na vipadyeta puṣkalam. Selama kita masih tegap dan kuat dan kita masih bisa bekerja dengan baik, dan kesehatan masih cukup baik, maka manfaatkanlah hal itu. Gerakan kesadaran Kṛṣṇa bukanlah diperuntukkan bagi para orang malas. Bukan. Itu dimaksudkan bagi orang yang kuat : kuat badannya, kuat pikirannya dan kuat tekadnya - segala sesuatunya kuat - kuat otaknya. Itu dimaksudkan untuk mereka. Karena kita harus menjalankan suatu tujuan hidup yang tertinggi. Sayangnya, mereka tidak tahu apa tujuan hidup yang tertinggi itu. Yang modern ......belum tentu selalu modern. Sekarang, hal ini nampak dengan sangat jelas : orang-orang tidak memahami apa tujuan hidup yang tertinggi itu. Setiap orang yang ada di dalam dunia material, maka ia ada di dalam māyā, yang berarti bahwa ia tidak tahu apa tujuan hidup ini. Na te viduḥ, mereka tidak mengetahui itu, svārtha-gatiṁ hi viṣṇu. Svārtha-gati. Setiap orang nampaknya hanya mementingkan diri sendiri. Sifat mementingkan diri sendiri ini adalah hukum pertama alam, demikian kata mereka. Namun mereka tidak tahu apa itu mementingkan diri sendiri. Ia, bukannya pulang kembali ke rumah, kembali kepada Tuhan - tetapi karena mementingkan dirinya sendiri, maka ia sedang akan menjadi seekor anjing di dalam kehidupan berikutnya. Apakah sifat mementingkan diri sendiri itu? Namun mereka tidak mengetahui hal itu. Bagaimana hukum alam bekerja, mereka tidak mengetahui itu. Na te viduḥ. Adānta-gobhir viśatāṁ tamisram. Matir na kṛṣṇe parataḥ svato vā.

matir na kṛṣṇe parataḥ svato vā
mitho 'bhipadyeta gṛha-vratānām
adānta-gobhir viśatāṁ tamisraṁ
punaḥ punaś carvita-carvaṇānām
(SB 7.5.30)

Itulah kesadaran Kṛṣṇa .... Matir na kṛṣṇe. Orang-orang sangat enggan untuk menjadi berkesadaran Kṛṣṇa. Mengapa? Matir na kṛṣṇe parataḥ svato vā. Melalui petunjuk lainnya. Seperti ketika kita sedang berusaha menyebarkan kesadaran Kṛṣṇa ke seluruh dunia, parataḥ. Svato, svato berarti sendiri. Melalui usaha sendiri. Seperti saat aku membaca Bhagavad-gītā atau Śrīmad-Bhāgavatam serta kesusasteraan Veda lainnya. Jadi, matir na kṛṣṇe parataḥ svato vā. Mitho vā, mitho vā berarti "melalui musyawarah." Saat ini, bermusyawarah sudah menjadi suatu hal yang populer. Jadi, seseorang tidak bisa menjadi berkesadaran Kṛṣṇa, baik melalui upaya sendiri atau melalui saran dari beberapa orang lain, atau melalui pelaksanaan musyawarah yang besar. Mengapa? Gṛha-vratānām : karena tujuan hidupnya sebenarnya adalah bahwa "aku akan tetap berada di dalam rumah ini." Gṛha-vratānām. Gṛha berarti kehidupan berumah tangga, gṛha berarti badan ini, gṛha berarti alam semesta. Ada sangat banyak gṛha, besar dan kecil.