ID/Prabhupada 0329 - Entah Apakah Kamu Membunuh Seekor Sapi Atau Membunuh Sebatang Tumbuhan, Maka Tetap Saja Ada Reaksi Dosa Yang Timbul

Revision as of 02:57, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Room Conversation -- April 23, 1976, Melbourne

Tuan Dixon : Larangan atas makan daging, apakah itu disebabkan oleh kenyataan bahwa binatang juga memiliki kehidupan, di mana hal ini adalah sesuai dengan .....

Prabhupāda : Tumbuhan juga memiliki kehidupan.

Tuan Dixon : Ya. Apa yang ingin saya tanyakan adalah bahwa apakah hal itu disebabkan karena binatang memiliki prioritas yang lebih tinggi di dalam kehidupan dibandingkan dengan tumbuhan?

Prabhupāda : Tidak ada masalah mengenai prioritas. Filsafat kami adalah bahwa kami ini adalah pelayan Tuhan. Jadi, Tuhan akan makan, dan apapun sisa makanan yang Beliau tinggalkan, maka itulah yang akan kami makan. Jadi, di dalam Bhagavad-gītā ..... Kamu akan menemukan sloka mengenai hal ini. Patraṁ puṣpaṁ phalaṁ toyaṁ yo me bhaktyā prayacchati. (BG 9.26). Seperti halnya, bahwa kamu sudah datang ke mari. Jadi, jika aku ingin mepersembahkan sesuatu untuk dimakan, maka adalah menjadi kewajibanku untuk bertanya kepadamu, "Tuan Dixon, makanan apa yang anda sukai?" Lalu kamu akan menyebutkan, "Saya suka sekali dengan ini." Lalu, jika aku kemudian memberimu makanan itu, maka kemudian kamu akan menjadi senang. Jadi, kita telah mengundang Kṛṣṇa ke temple ini, dan kita sedang menunggu, makanan apakah yang Beliau inginkan? Jadi, Beliau berkata bahwa ........

Guru-kṛpā : "Jika seseorang mempersembahkan kepadaKu dengan cinta dan bhakti, sehelai daun, sekuntum bunga, buah atau air, maka Aku akan menerimanya."

Prabhupāda : Patraṁ puṣpaṁ phalam. Beliau hanya meminta sesuatu yang sangat sederhana yang bisa dipersembahkan oleh setiap orang. Seperti sehelai daun, patram, sekuntum bunga, puṣpam, buah-buahan dan sedikit cairan, apakah itu air ataukah susu. Jadi, kita mempersembahkan semua itu. Kami membuat variasi yang berbeda-beda dengan bahan-bahan itu, patraṁ puṣpaṁ phalaṁ toyam (BG 9.26), dan sesudah Kṛṣṇa memakannya, kami menerima sisanya. Kami ini adalah pelayan ; kami menerima sisa makanan yang ditinggalkan oleh Kṛṣṇa. Kami ini bukanlah vegetarian dan bukan juga non-vegetarian. Kami adalah prasād-ian. Kami tidak perduli apakah itu tumbuhan atau bukan tumbuhan, karena entah apakah kamu membunuh seekor sapi atau membunuh sebatang tumbuhan, maka tetap saja ada reaksi dosa yang timbul. Dan sesuai dengan hukum alam, dikatakan bahwa binatang yang tidak berlengan, itu adalah makanan bagi binatang yang berlengan. Kita ini juga termasuk golongan binatang yang berlengan. Kita manusia, kita ini adalah juga binatang yang berlengan, dan mereka juga adalah binatang - tanpa lengan tetapi memiliki empat kaki. Dan ada juga binatang yang tidak berkaki, itulah tumbuhan. Apadāni catuṣ-padām. Binatang yang tidak berkaki ini, mereka adalah makanan bagi binatang yang berkaki empat. Seperti halnya sapi makan rumput, kambing juga makan rumput. Jadi, dengan memakan rumput, maka tidak ada penghargaan yang didapatkan. Dan para kambing serta sapi itu, mereka justru mendapatkan penghargaan yang lebih, karena mereka tidak menyentuh apapun selain tumbuhan. Jadi, kami tidaklah mengajarkan untuk menjadi kambing dan sapi. Tidak. Kami mengajarkan agar kamu menjadilah pelayan Kṛṣṇa. Jadi, apapun yang Kṛṣṇa makan, maka kamipun memakannya. Jika Kṛṣṇa berkata, "Berikan padaKu daging, berikan padaKu telur," maka kamipun akan mempersembahkan kepada Kṛṣṇa daging dan telur, dan kemudian kami akan menerima itu juga. Jadi, janganlah berpikir bahwa kami sedang mencoba untuk menjadi vegetarian atau non-vegetarian. Bukan. Itu bukanlah filsafat kami. Karena entah apakah kamu memakan tumbuhan atau kamu memakan daging, kamu tetap saja melakukan pembunuhan. Dan kamu harus membunuh karena jika tidak maka kamu tidak bisa hidup. Itu sangatlah alamiah. Tuan Dixon : Ya. Prabhupāda : Jadi, kami tidaklah menuju pada hal yang seperti itu.

Tuan Dixon : Baiklah, lalu mengapa anda membuat larangan pada .....

Prabhupāda : Larangan mengenai hal itu, yaitu tidak makan daging, karena perlindungan kepada sapi itu diperlukan. Kami membutuhkan susu. Dan jika kami bukannya memerah susu sapi melainkan kami memakan sapi itu, lalu dari manakah adanya susu?

Tuan Dixon : Jadi susu itu sangatlah penting.

Prabhupāda : Sangat, sangat penting sekali.

Tuan Dixon : Jadi, dalam istilah dari produksi pangan untuk seluruh dunia, maka dunia ini akan menjadi lebih baik tanpa kita memakan binatang.

Prabhupāda : Tidak, susu tetaplah diperlukan. Sejumlah makanan berlemak yang mengandung vitamin juga diperlukan. Dan kebutuhan akan itu dipasok melalui susu. Karena itulah kekhususannya .......

Tuan Dixon : Tidak bisakah anda mendapatkan semua yang anda perlukan itu dari biji-bijian?

Prabhupāda : Biji-bijian, tidak. Biji-bijian, itu hanyalah kanji saja. Menurut ilmu pengetahuan kesehatan, kita membutuhkan empat kelompok makanan yang berbeda yaitu : kanji, karbohidrat, protein dan lemak. Itulah makanan yang lengkap. Jadi, kamu bisa mendapatkan ini dengan memakan nasi, dahl - kacang-kacangan, dan gandum. Bahan bahan ini mengandung ------ Kacang-kacangan serta gandum mengandung protein. Dan susu juga mengandung protein. Jadi protein itu kita perlukan. Lemak kita dapatkan dari susu. Lemak juga kita perlukan. Dan sayuran, karbohidrat ; serta biji-bijian, kanji. Jika kamu menyiapkan makanan yang enak dengan bahan-bahan ini, maka itu berarti bahwa kamu mendapatkan makanan yang lengkap. Dan persembahkanlah makanan itu kepada Kṛṣṇa, maka kemudian makanan itu akan dimurnikan. Dan kemudian, kamu akan terbebas dari semua kegiatan -kegiatan yang berdosa. Jika tidak, bahkan jika kamu membunuh tumbuhan, maka kamu tetap akan menjadi berdosa karena hal itu juga merupakan pembunuhan. Kamu tidak memiliki hak untuk membunuh kehidupan lainnya. Tetapi kamu harus tetap hidup. Inilah kedudukanmu. Karena itulah pemecahan masalahnya adalah dengan menerima prasādam. Jika ada akibat dosa akibat memakan sayuran atau daging, maka hal itu akan terjadi pada orang yang memakannya. Sedangkan kita, kita menerima sisa-sisa makanan, itu saja.