ID/Prabhupada 0421 - Sepuluh Jenis Kesalahan Yang Harus Dihindari Pada Saat Mengucapkan Mahā-mantra - 1 s/d 5

The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.


Lecture & Initiation -- Seattle, October 20, 1968

Madhudviṣa : Śrīla Prabhupāda? Apakah saya harus membacakan sepuluh jenis kesalahan?

Prabhupāda : Ya.

Madhudviṣa : Berkasnya ada di sini.

Prabhupāda : Coba lihat. Baiklah, teruskan membaca. Ya, bacalah.

Madhudviṣa : (membaca). Sepuluh jenis kesalahan yang harus dihindari pada saat mengucapkan mahā-mantra. Nomor satu : Menghina para penyembah Tuhan.

Prabhupāda : Sekarang, cobalah berusaha untuk memahami. Setiap penyembah Tuhan tidak seharusnya dihina. Tidak perduli di negara manapun ia berada. Seperti halnya Jesus Kristus, ia adalah penyembah yang agung. Dan bahkan Nabi Muhammad, ia juga adalah seorang penyembah. Bukanlah karena kita adalah penyembah, dan mereka bukan penyembah. Jangan berpikir seperti itu. Siapapun yang mengajarkan kemuliaan Tuhan, maka ia adalah seorang penyembah. Ia tidak seharusnya dihina. Kamu harus berhati-hati. Selanjutnya?

Madhudviṣa : (membaca). Nomor dua : Menganggap bahwa Tuhan serta para dewa lainnya berada pada kedudukan yang sama, atau menganggap bahwa ada banyak Tuhan."

Prabhupāda : Ya. Seperti halnya ada banyak hal yang tidak masuk akal, mereka mengatakan bahwa para dewa ..... Tentu saja, kamu tidak berurusan dengan para dewa. Di dalam agama Veda ada ratusan dan ribuan dewa. Khususnya, hal seperti itu sedang berlangsung terus, entah apakah kamu memuja Kṛṣṇa atau Dewa Śiva atau Kali, semuanya dianggap sama. Itu sama sekali tidak masuk akal. Kamu tidak seharusnya, maksudku, menempatkan para dewa itu pada kedudukan yang sama dengan Tuhan Yang Utama. Tidak seorangpun yang lebih agung daripada Tuhan. Dan tidak seorangpun yang sama dengan Tuhan. Jadi, penyamaan seperti ini haruslah dihindari. Selanjutnya?

Madhudviṣa : (membaca). Nomor tiga : Melanggar perintah-perintah dari guru kerohanian.

Prabhupāda : Ya. Perintah dari guru kerohanian seharusnya menjadi hidup serta jiwamu. Dan kemudian segala sesuatunya akan menjadi jelas. Selanjutnya?

Madhudviṣa : (membaca). Nomor empat : Menganggap remeh kepada kewenangan dari kesusasteraan Veda.

Prabhupāda : Ya. Tidak seorangpun yang seharusnya meremehkan kewenangan dari kitab suci. Hal ini juga merupakan kesalahan. Selanjutnya?

Madhudviṣa : (membaca). Nomor lima : Menafsirkan nama suci Tuhan.

Prabhupāda : Ya. Sekarang, seperti halnya saat kita sedang berjapa Hare Kṛṣṇa, dan tempo hari beberapa pemuda mengatakan bahwa hal ini adalah, "Suatu lambang saja." Ini bukan sekedar simbol atau lambang saja. Kṛṣṇa, saat kita sedang mengucapkan "Kṛṣṇa," maka kita benar-benar sedang memanggil Kṛṣṇa, Hare berarti memanggil energi Kṛṣṇa, dan kita sedang berdoa bahwa. "Mohon sibukkanlah aku di dalam pelayanan kepadaMu." Itulah Hare Kṛṣṇa. Tidak ada penafsiran lainnya lagi. Hare Kṛṣṇa Hare Kṛṣṇa, Kṛṣṇa Kṛṣṇa Hare Hare, Hare Rāma Hare Rāma, Rāma Rāma Hare Hare. Doanya hanyalah, "Oh energi Tuhan, Oh Tuhan Kṛṣṇa, Tuhan Rāma, mohon sibukkanlah aku di dalam pelayanan bhakti kepadaMu." Itu saja. Tidak ada arti lain atau penafsiran lainnya.