ID/Prabhupada 0481 - Kṛṣṇa Sangatlah Indah Dan Kṛṣṇa Memiliki Sangat Banyak Kegiatan

Revision as of 03:14, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture -- Seattle, October 18, 1968

Jadi, alasan ini menjelaskan bahwa sel darah merah sudah berhenti berfungsi, sehingga karenanya hidup juga berhenti - tidak. Ada sangat banyak alasan dan sanggahannya. Sebenarnya, inilah kenyataannya, karena kita berbicara dengan berdasarkan kepada kebenaran kitab suci, para orang suci dan guru kerohanian. Itulah cara pemahaman yang sebenarnya. Kamu tidak bisa menghasilkan hal itu melalui otak kecilmu serta indria-indriamu yang tidak sempurna. Manusia itu selalu tidak sempurna.

Sebagai contoh, ada seorang anak yang melihat matahari, dan juga ada seorang ilmuwan yang melihat matahari. Secara alamiah, maka sang anak hanya memiliki pengetahuan yang tidak sempurna mengenai matahari. Dan sang anak yang sama itu, ketika ia menerima petunjuk dari sang ilmuwan, maka ia juga menjadi bisa memahami bahwa matahari itu sangatlah besar. Karenanya, persepsi atas pengetahuan secara langsung melalui indria-indria selalu tidak sempurna. Kamu harus mendekati pihak yang berwenang - di dalam setiap lingkup kehidupanmu.

Sama halnya, jika kamu ingin memahami siapakah Tuhan itu, maka kamu harus berlindung kepada Bhagavad-gītā ini. Tidak ada alternatif lain. Kamu tidak bisa berangan-angan bahwa, "Tuhan itu mungkin seperti ini, Tuhan itu mungkin seperti itu." "Tuhan itu tidak ada." "Tuhan sudah mati." "Tuhan tidak mati." Ini semua hanyalah sekedar angan-angan saja. Di sini Kṛṣṇa berkata,

mayy āsakta-manāḥ pārtha
yogaṁ yuñjan mad-āśrayaḥ
asaṁśayaṁ samagraṁ māṁ
yathā jñāsyasi tac chṛṇu
(BG 7.1)

Jika kamu percaya bahwa Kṛṣṇa, Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa sendiri yang sedang berbicara , sebagaimana yang dipercayai oleh Arjuna , maka kamu bisa memahami siapakah Tuhan itu. Jika tidak, maka hal itu mustahil. Asaṁśayam.

Jadi, prosesnya adalah, proses pertama adalah, mayy āsakta-manāḥ. Kamu harus terus menerus menyibukkan pikiranmu di dalam Kṛṣṇa. Itulah proses yoga yang kita sajikan sebagai kesadaran Kṛṣṇa. Kesadaran Kṛṣṇa ...... Seperti halnya ketika kamu terus menerus menghubungkan dirimu dengan sumber daya listrik, maka akan ada ketersediaan daya listrik yang tidak habis-habisnya. Sama halnya, jika kamu terus menerus menyibukkan pikiranmu di dalam Kṛṣṇa, dan hal itu juga tidaklah terlalu sulit.

Kṛṣṇa itu maha menarik. Kṛṣṇa itu sangat indah. Kṛṣṇa memiliki sangat banyak kegiatan. Seluruh kesusastraan Veda dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan Kṛṣṇa. Bhagavad-gītā ini juga dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan Kṛṣṇa. Sekedar memahami Tuhan saja adalah suatu hal yang sangat baik, itu adalah keadaan netral dari pemahaman tersebut. Namun kamu harus naik terus dan terus lagi untuk memahami betapa maha besar diriNya. Seberapa mulia diriNya, itu mustahil untuk dipahami, karena indria-indria kita selalu tidak sempurna. Tetapi sebisa mungkin kamu bisa mendengar mengenai kegiatan-kegiatan Tuhan, mengenai kedudukan Tuhan dan kamu bisa memikirkan hal itu, lalu kamu bisa memutuskan, kamu bisa menyampaikan alasanmu. Dan kemudian kamu akan memahami Tuhan tanpa ada keraguan apapun lagi.

Awalan yang pertama adalah, mayy āsakta-manāḥ. Dalam bab terakhir Kṛṣṇa telah menjelaskan bahwa seseorang yang terus menerus khusyuk kepada Kṛṣṇa, maka ia adalah yogi berkualitas kelas satu, yogi berkualitas kelas satu. Di negaramu, sistem yoga sangatlah populer, tetapi kamu tidak mengetahui siapakah yogi berkualitas kelas satu itu. Yogi berkualitas kelas satu dijelaskan di dalam Bhagavad-gītā, yoginām api sarveṣāṁ mad-gatenāntarātmanā. (BG 6.47), bahwa dari berjuta-juta yogi, yogi atau bhakta-yogi yang selalu melihat di dalam dirinya sendiri, di dalam hatinya, bentuk Kṛṣṇa, maka ia adalah yogi berkualitas kelas satu, ia berkualitas kelas satu. Jadi, kamu harus melanjutkan sistem yoga yang berkualitas kelas satu itu, dan hal itu dijelaskan di sini, mayy āsakta-manāḥ, yaitu dengan selalu menjadi melekat.