ID/Prabhupada 0593 - Begitu Kamu Sampai Kepada Kesadaran Kṛṣṇa, Maka Kamu Menjadi Riang Gembira

Revision as of 03:23, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on BG 2.20 -- Hyderabad, November 25, 1972

Prabhupāda : Jadi, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kṛṣṇa, mamaivāṁśo jīva-bhūtaḥ. (BG 15.7). Dan hubungan kita kekal. Sekarang kita telah melupakan hubungan itu. Kita berpikir bahwa, "Aku bukan milik Kṛṣṇa, aku orang Amerika." "Aku orang India." Ini adalah khayalan kita. Jadi, hanya melalui cara yang benar saja ... Dan cara yang benar itu adalah dengan mendengar. Dan dengan mengucapkan melalui telinganya bahwa, "Kamu bukan orang Amerika, kamu adalah milik Kṛṣṇa. Kamu bukan orang Amerika." "Kamu bukan orang India, kamu adalah milik Kṛṣṇa." Dengan cara seperti ini, melalui mendengar, mendengar, maka ia mungkin akan menjadi ingat, "Oh ya, aku adalah milik Kṛṣṇa." Demikianlah caranya. Kita harus terus menerus mengingatkan, "Kamu bukan orang Amerika. Kamu bukan orang India. Kamu bukan orang Russia. Kamu adalah milik Kṛṣṇa. Kamu adalah milik Kṛṣṇa." Maka karena setiap mantra sangat bernilai, ia kemudian akan menyadari bahwa, "Oh, ya, aku adalah milik Kṛṣṇa." Brahma-bhūtaḥ prasa ... "Mengapa aku berpikir bahwa aku adalah orang Russia, orang Amerika, ini dan itu?" Brahma-bhūtaḥ prasannātmā na śocati na kāṅkṣati. (BG 18.54). Begitu ia mencapai keadan itu, maka ia tidak berkeluh kesah lagi.

Di sini, sebagai orang Amerika, orang India atau orang Russia, kita selalu memiliki dua hal, keluh kesah dan keinginan yang besar. Setiap orang selalu sangat menginginkan hal-hal yang tidak dimilikinya, "Aku harus memiliki itu." Dan apa yang dimilikinya, saat ia kehilangan hal itu, maka ia lalu berkeluh kesah, "Oh, aku telah kehilangan itu." Jadi, dua urusan ini sedang terus berlangsung. Selama kamu belum sampai kepada kesadaran Kṛṣṇa, maka ke dua urusan ini akan selalu muncul, keluh kesah dan keinginan yang besar. Dan begitu kamu sampai kepada kesadaran Kṛṣṇa, maka kamu menjadi riang gembira. Tidak ada alasan untuk berkeluh kesah dan tidak ada alasan untuk sangat menginginkan sesuatu. Segala sesuatunya sudah lengkap. Kṛṣṇa itu lengkap. Karena itu orang yang sudah berkesadaran Kṛṣṇa menjadi bebas. Itulah keadaan brahma-bhūtaḥ. Jadi, kesadaran ini bisa dibangkitkan melalui mendengar. Karenanya, mantra Veda disebut sebagai śruti. Seseorang harus menerima pembangkitan atas kesadaran ini melalui telinga. Śravaṇaṁ kīrtanaṁ viṣṇoḥ. (SB 7.5.23). Seseorang harus selalu mendengar dan membicarakan mengenai Viṣṇu. Hare Kṛṣṇa, Hare Kṛṣṇa, Kṛṣṇa Kṛṣṇa, Hare Hare/ Hare Rāma, Hare Rāma, Rāma Rāma, Hare Hare. Maka kenudian, ceto-darpaṇa-mārjanam. (CC Antya 20.12), segala sesuatunya akan dibersihkan, dan ia akan sampai pada pemahaman bahwa, "Aku adalah pelayan kekal Kṛṣṇa."

Orang India : (terputus).

Prabhupāda : Ketika kamu menjadi Vaiṣṇava, maka itu juga mencakup kebrahmanaan. Pada umumnya, prosesnya adalah bahwa kecuali jika seseorang tidak sampai kepada tataran sattva-guṇa, maka ia tidak bisa memahami apakah kesadaran Kṛṣṇa itu. Itulah peraturan umumnya. Tetapi pelayanan bhakti kepada Kṛṣṇa ini, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini, begitu sangat baiknya sehingga cukup hanya dengan mendengar tentang Kṛṣṇa saja, maka kamu dengan segera sampai kepada tataran kebrahmanaan. Naṣṭa-prāyeṣu abhadreṣu nityaṁ bhāgavata-sevayā. (SB 1.2.18). Abhadra. Abhadra berarti ke tiga kualitas dari alam material. Bahkan kualitas kebrahmanaan sekalipun, kualitas śūdra, kualitas vaiśya, kualitas kṣatriya atau bahkan kualitas brāhmaṇa, semuanya itu adalah abhadra. Karena di dalam kualitas brāhmaṇa juga muncul kembali pengenalan diri yang sama, "Oh, aku ini brāhmaṇa. Tidak seorangpun bisa menjadi brāhmaṇa tanpa melalui kelahiran. Jadi aku ini hebat. Aku seorang brāhmaṇa." Rasa gengsi yang keliru itu muncul dan ia menjadi terikat, bahkan di dalam kualitas kebrahmanaan sekalipun. Namun ketika ia sampai kepada tataran spiritual, keadaan yang sebenarnya, maka sebagaimana yang dikatakan oleh Caitanya Mahāprabhu, "Aku bukan brāhmaṇa, Aku bukan sannyāsī, Aku bukan gṛhastha, Aku bukan brahmacārī," Tidak, tidak dan tidak .... Ke delapan prinsip ini, varṇāśrama ini, ditolakNya. Lalu siapakah Anda itu? Gopī-bhartuḥ pada-kamalayor dāsa-dāsānudāsaḥ. (CC Madhya 13.80). "Aku adalah pelayan dari pelayan dari pelayan Kṛṣṇa." Inilah yang disebut sebagai keinsyafan diri.