ID/Prabhupada 0620 - Sesuai Dengan Guṇa Serta Karmanya, Maka Kamu Lalu Disibukkan Di Dalam Suatu Tugas Kewajiban Tertentu

Revision as of 03:25, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on SB 1.7.36-37 -- Vrndavana, September 29, 1976

Hanya Kṛṣṇa yang bisa melindungimu - tidak ada yang lainnya. Jika kamu memahami hal ini, maka kamu bukanlah pramatta. Dan jika kamu tidak memahami hal ini, maka kamu adalah seorang bajingan dan kamu juga adalah pramatta. Hanya Kṛṣṇa saja. Karena itu Kṛṣṇa berkata, Beliau memberikan jaminan bahwa, sarva-dharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇaṁ vraja. (BG 18.66). Suhṛdaṁ sarva-bhūtānām. (BG 5.29), "Aku adalah teman bagi setiap orang. Aku bisa memberimu perlindungan." Ahaṁ tvāṁ sarva-pāpebhyo mokṣayiṣyāmi. Jadi, kamu harus berserah diri kepada Kṛṣṇa, jika tidak maka kamu adalah seorang pramatta, seorang bajingan dan seorang mūḍha. Kṛṣṇa memberikan nasihat agar, "Lakukanlah ini." Tetapi kita ini adalah para bajingan, pramatta. Kita berpikir bahwa, "Anak laki-lakiku akan memberiku perlindungan, istriku akan memberiku perlindungan, temanku akan memberiku perlindungan, pemerintah akan memberiku perlindungan." Semua ini hanyalah omong kosong belaka, pramatta. Inilah arti dari pramatta. Berusahalah untuk memahami hal ini. Pramattaḥ tasya nidhanaṁ paśyann api.. (SB 2.1.4).

Pramatta lainnya adalah mereka yang tergila-gila kepada pemuasan indria-indria. Nūnaṁ pramattaḥ kurute vikarma. (SB 5.5.4). Ada jenis lainnya, nūnaṁ pramattaḥ. Mereka yang adalah pramatta, mereka tidak memiliki tanggung jawab dalam kehidupan, terkadang mereka dengan tidak semestinya melakukan pencurian dan banyak hal yang keliru lainnya - vikarma. Mengapa? Karena seorang pramatta, dirinya itu juga gila. Nūnaṁ pramattaḥ kurute vikarma. (SB 5.5.4). Dan mengapa ia mengambil resiko untuk dihukum? Seseorang yang mencuri, ia pastilah akan dihukum. Entah oleh hukum-hukum negara atau oleh hukum-hukum alam, atau Tuhan, ia akan dihukum. Ia bisa lolos dari hukum-hukum negara, tetapi ia tidak bisa lolos dari hukum-hukum alam, atau Tuhan. Prakṛteḥ kriyamāṇāni guṇaiḥ karmāṇi. (BG 3.27). Itu adalah hal yang mustahil. Seperti halnya hukum alam. Jika kamu terinfeksi oleh suatu penyakit, maka kamu akan harus dihukum. Kamu akan menderita akibat penyakit tersebut. Itulah hukumannya. Kamu tidak mungkin bisa lolos dari hal itu. Begitu pula halnya, apapun yang kamu lakukan, kāraṇaṁ guṇa-saṅgo 'sya. (BG 13.22). Jika kamu hidup seperti seekor kucing dan anjing, maka itu juga merupakan suatu infeksi, guṇa, sifat kebodohan. Maka kemudian di dalam kehidupanmu yang berikutnya kamu akan menjadi seekor anjing. Kamu harus dihukum. Inilah hukum alam.

Jadi karena itu, seseorang yang tidak memahami semua hukum-hukum ini, maka ia lalu melakukan begitu banyak kegiatan berdosa, vikarma. Karma, vikarma, akarma. Karma artinya adalah apa yang sudah ditetapkan. Guṇa-karma. Guṇa-karma-vibhāgaśaḥ. (BG 4.13). Karma artinya adalah, seperti yang dinyatakan di dalam śāstra, bahwa sebagaimana kamu telah mengembangkan suatu jenis sifat alam tertentu, maka karmamu adalah sesuai dengan hal itu yaitu, brāhmaṇa-karma, kṣatriya-karma, vaiśya-karma. Jadi,jika kamu mengikuti ... Itulah kewajiban dari guru kerohanian dan śāstra, yaitu untuk menyebutkan bahwa ketika seseorang itu adalah brahmacārī maka, "Bekerjalah seperti ini." "Bekerjalah seperti seorang brāhmaṇa," "Bekerjalah seperti seorang kṣatriya," "Bekerjalah seperti seorang vaiśya," dan yang lainnya, "Śūdra." Jadi, pembagian ini dibuat oleh guru kerohanian. Bagaimana caranya? Yasya yal lakṣaṇaṁ proktaṁ varṇābhivyañjakam. (SB 7.11.35). Guru kerohanian akan mengatakan bahwa, "Bekerjalah seperti ini." Jadi, hal itu harus ditentukan. Itulah karma, guṇa-karma. Guru kerohanian melihat bahwa seseorang itu memiliki kualitas-kualitas ini. Dan itu adalah sesuatu yang alamiah. Seperti halnya di sekolah, di kampus, seseorang sedang dididik untuk menjadi seorang ilmuwan, seseorang sedang dididik untuk menjadi seorang insinyur, untuk menjadi seorang dokter, untuk menjadi seorang pengacara. Sesuai dengan kecenderungannya, dengan psikologi praktis dari sang murid, maka ia disarankan untuk, "Ambillah jalur ini." Begitu pula halnya, ke empat pembagian di dalam masyarakat ini sangatlah ilmiah. Jadi, melalui petunjuk guru, pada saat seseorang berada di gurukula, maka ia akan menjadi dikhususkan di dalam suatu jenis kewajiban tertentu, dan jika ia melaksanakan kewajibannya itu dengan tulus hati ... Sva-karmaṇā tam abhyarcya. (BG 18.46). Tujuan yang sebenarnya adalah kesadaran Kṛṣṇa. Dan sesuai dengan guṇa serta karmanya, maka ia lalu disibukkan di dalam suatu tugas kewajiban tertentu.

Tidak ada sesuatu pun yang buruk, asalkan hal itu dimaksudkan bagi kepuasan Kṛṣṇa. Ataḥ pumbhir dvija-śreṣṭhā varṇāśrama-vibhāgaśaḥ. (SB 1.2.13). Varṇāśrama-vibhāga haruslah ada. Tetapi apakah sebenarnya tujuan dari varṇāśrama? Apakah hanya dengan menjadi seorang brāhmaṇa lalu hidup seseorang akan menjadi berhasil? Tidak. Tidak seorangpun bisa menjadi berhasil kecuali ia memuaskan Kṛṣṇa. Itulah keberhasilan yang sebenarnya.