ID/Prabhupada 0639 - Jiwa Individual Ada Di Dalam Masing-masing Badan Dan Jiwa Yang Utama, Beliaulah Yang Merupakan Sang Pemilik Yang Sebenarnya

Revision as of 03:27, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on BG 2.30 -- London, August 31, 1973

Jadi, dalam kehidupan binatang yang merupakan tingkatan kehidupan yang lebih rendah, Kṛṣṇa juga ada. Sebagaimana yang dikatakanNya bahwa, dehe sarvasya bhārata. (BG 2.30). Di dalam bagian lain, Kṛṣṇa berkata bahwa dehī atau kṣetra-jña ini, yaitu sang pemilik badan ini, ia juga ada, namun selain itu ada kṣetra-jña lain, sang pemilik lain. Dan itu adalah Kṛṣṇa. Kṣetra-jñaṁ cāpi māṁ viddhi sarva-kṣetreṣu bhārata. (BG 13.3). Sebagaimana jiwa yang individual ada di dalam badan, maka begitu juga halnya, Kṛṣṇa, Sang Jiwa Yang Utama, juga ada di sana. Keduanya ada di sana. Keduanya ada di sana. Jadi, Beliau adalah pemilik dari semua badan. Semua badan. Terkadang Kṛṣṇa dituduh oleh para bajingan bahwa, "Mengapa Beliau menari bersama dengan istri orang lain? Tetapi sebenarnya Beliaulah Sang Pemilik yang sejati. Dehe sarvasya bhārata. Aku bukanlah sang pemilik, tetapi Beliaulah yang merupakan sang pemilik. Jadi, jika sang pemilik itu menari bersama milikNya, maksudku, para pelayanNya, atau para penyembahNya, lalu apa salahnya? Apa yang keliru? Beliaulah yang memiliki mereka. Kamu bukanlah sang pemilik. Dehe sarvasya bhārata. Beliaulah sang pemilik ....

Jiwa individual ada di dalam masing-masing badan dan Jiwa Yang Utama, Beliaulah yang merupakan sang pemilik yang sebenarnya. Kṛṣṇa berkata bahwa, bhoktāraṁ yajña-tapasāṁ sarva-loka-maheśvaram. (BG 5.29). Maheśvaram, Beliaulah sang pemilik yang utama. Suhṛdaṁ sarva-bhūtānām. Beliaulah teman yang sebenarnya. Jika aku memiliki sejumlah kekasih, aku adalah seorang teman. Tetapi aku bukanlah seorang teman, karena teman yang sejati adalah Kṛṣṇa. Suhṛdaṁ sarva-bhūtānām. Sebagaimana hal itu dinyatakan bahwa, tasmād sarvāṇi bhūtāni. (BG 2.30). Kṛṣṇa adalah teman yang sejati. Jadi, jika para gopī menari bersama sang teman sejati, apa salahnya? Apa salahnya? Namun mereka yang merupakan para bajingan, yang tidak memahami Kṛṣṇa, mereka berpikir bahwa hal itu adalah perbuatan asusila. Tetapi, hal itu bukanlah perbuatan asusila. Itu adalah perbuatan yang benar. Hal yang benar. Kṛṣṇa adalah suami yang sejati. Karena itu Beliau menikahi 16.108 istri. Mengapa 16.000? Jika Beliau menikahi enambelas milyar, enambelas triliun istri, lalu apa salahnya? Karena Beliau adalah suami yang sejati. Sarva-loka-maheśvaram. (BG 5.29).

Jadi, seseorang yang tidak memahami Kṛṣṇa, mereka yang merupakan para bajingan, mereka menuduh Kṛṣṇa sebagai seorang yang asusila, atau sebagai seorang pemburu wanita, yang seperti itulah. Dan mereka mengambil kesenangan melalui hal itu. Karena itu, mereka membuat lukisan mengenai Kṛṣṇa, mengenai kisah cintaNya dengan para gopī. Tetapi mereka tidak membuat lukisan mengenai bagaimana Beliau membinasakan Kaṁsa, mengenai bagaimana Beliau membinasakan para asura. Karena mereka tidak menyukai hal itu. Inilah yang disebut sebagai sahajiyā. Mereka .... , untuk upaya bejat mereka, untuk kegiatan usaha pelacuran mereka, mereka ingin menjadi didukung oleh Kṛṣṇa. "Kṛṣṇa juga melakukan hal seperti ini." "Kṛṣṇa juga melakukan perbuatan asusila. Jadi, kami juga melakukan perbuatan asusila. Karena itu, kami ini adalah penyembah agung dari Kṛṣṇa, karena kami juga melakukan hal-hal yang asusila." Dan hal seperti ini sedang terus berlangsung.

Karena itu, untuk memahami Kṛṣṇa, diperlukan sedikit kecerdasan yang lebih baik. Kecerdasan yang lebih baik. Bahūnāṁ janmanām ante jñānavān. (BG 7.19). Jñānavān berarti ia yang merupakan orang bijaksana dan yang memiliki kecerdasan berkualitas kelas satu. Māṁ prapadyate. Ia memahami siapakah Kṛṣṇa itu. Vāsudevaḥ sarvam iti sa mahātmā sudurlabhaḥ. Seperti itulah seorang mahātmā yang cerdas ... Kamu bisa menemukan banyak mahātmā bajingan, yang sekedar dengan berganti pakaian, tanpa memiliki kesadaran Kṛṣṇa, lalu menyatakan dirinya sebagai Tuhan atau Kṛṣṇa. Tendang saja wajah mereka yang seperti itu. Karena Kṛṣṇa sangatlah berbeda dengan para bajingan itu. Namun jika kamu memahami Kṛṣṇa, maka kamu benar-benar beruntung - ei rūpe brahmāṇḍa bhramite kona bhāgyavān jīva. (CC Madhya 19.151). Hanya orang-orang yang sangat beruntung saja yang bisa memahami Kṛṣṇa, yang bisa mengetahui siapakah Kṛṣṇa itu. Ei rūpe.