ID/Prabhupada 0801 - Teknologi Bukanlah Urusan Dari Seorang Brāhmaṇa, Kṣatriya Ataupun Vaiśya

Revision as of 03:40, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on SB 1.7.16 -- Vrndavana, September 14, 1976

Jadi, inilah seorang brahma-bandhu ... Aśvatthāmā terlahir dari seorang brāhmaṇa, Droṇācārya. Namun ia membunuh ke lima putera Draupadī dengan cara yang sangat keji, saat mereka semua sedang tidur. Jadi, jangankan brāhmaṇa, ia bahkan lebih rendah daripada seorang kṣatriya. Karena seorang kṣatriya tidak akan pernah membunuh musuhnya saat sang musuh itu sedang tidur. Seorang kṣatriya akan menantang musuhnya, memberinya senjata dan kemudian bertarung, hingga salah satu dari mereka terbunuh. Seperti itulah ..... Jadi di sini, brahma-bandhoḥ ātatāyinaḥ. Ātatāyinaḥ, sang penyerang. Siapapun yang menculik istri seseorang, maka ia disebut sebagai penyerang. Orang yang membakar rumahmu, ia adalah penyerang. Orang yang datang membawa senjata untuk membunuhmu, ia adalah penyerang. Ada daftar dari tindakan penyerangan. Jadi penyerang seperti itu boleh dibinasakan dengan segera. Jika seseorang adalah penyerang, maka tidak ada reaksi dosa ketika kita harus membunuhnya. Musuh yang membakar rumah, yang melakukan upaya peracunan, yang menyerang secara mendadak dengan senjata yang mematikan, yang menjarah harta benda, yang merampas tanah pertanian dan yang membujuk serta menggoda istri orang, semuanya itu disebut sebagai penyerang. Segala sesuatunya sudah ada di sana .... Itulah pengetahuan Veda. Segalanya sudah didefinisikan.

Jadi, Aśvatthāmā adalah seorang penyerang. Karena itu Arjuna memutuskan untuk membunuhnya. Meskipun Aśvatthāmā terlahir di dalam suatu keluarga brāhmaṇa .... Sudah sewajarnya, seseorang terlahir di dalam suatu keluarga brāhmaṇa diharapkan untuk juga menjadi seorang brāhmaṇa berdasarkan kualifikasinya. Itulah yang dinamakn pelatihan, brahmacārī... Pada umumnya, para putera keluarga brāhmaṇa dan juga kṣatriya, khususnya dari ke dua golongan ini, hingga golongan vaiśya, mereka dilatih sebagai para brahmacārī. Kaum śūdra umumnya tidak merasa tertarik kepada hal seperti itu. Sebenarnya, pintunya terbuka bagi setiap orang, tetapi kecuali para brāhmaṇa dan kṣatriya, mereka semua pada umumnya tidak berminat untuk menjadi brahmacārī. Atau kadang-kadang justru orang tua merekalah yang tidak berminat pada hal ini. Seperti halnya kita yang sedang akan membuka sebuah sekolah brahmacārī, sebuah āśrama, namun aku merasa ragu-ragu apakah sekolah ini nantinya akan bisa mendapatkan banyak murid. Karena pada jaman ini, orang-orang justru sangat berminat untuk menjadi śūdra. Tidak seorangpun yang tertarik untuk menjadi brāhmaṇa. Teknologi. Teknologi merujuk kepada kaum śūdra. Teknologi bukanlah urusan dari seorang brāhmaṇa, kṣatriya ataupun vaiśya. Bukan. Seperti halnya para pandai besi, pandai emas, tukang kayu dan para pengrajin lainnya .... Inilah teknologi. Teknologi itu dimaksudkan bagi para śūdra.

Brāhmaṇa, mereka dilatih mengenai bagaimana cara untuk menjadi jujur, bagaimana cara untuk mengendalikan indria-indria, bagaimana cara untuk menjadi sederhana, bagaimana cara untuk menjadi toleran. Mereka dilatih seperti itu. Kṣatriya - bagaimana cara untuk menjadi kuat, kokoh dan berani, tidak melarikan diri jika ada tantangan datang, tidak melarikan diri dari pertempuran, memiliki lahan dan menguasainya, īśvara-bhāvaś ca, serta berderma. Inilah kualifikasi dari kṣatriya. Derma juga diberikan oleh para kṣatriya. Bahkan terdapat contoh bahwa para penguasa Islam di negara ini, mereka juga memberikan derma berupa tanah dan temple di Vṛndāvana. Ada banyak contohnya. Aurangzeb mendermakan sejumlah lahan. Jahangir juga mendermakan sejumlah lahan. Hingga sekarang masih ada sebuat temple yang dibangun oleh Jahangir, dan di seberang sungai Yamunā, terdapat sebah desa yang disebut Jahangir-pura. Desa itu diberikan kepada para brāhmaṇa untuk pemeliharaan temple. Jadi derma, itu adalah urusan dari para kṣatriya, dan juga melaksanakan yajña, memberikan derma, menjadi penguasa, tidak melarikan diri dari pertempuran, membuat tantangan, sangat kuat dan kokoh - inilah kualifikasi dari kṣatriya. Dan kualifikasi dari vaiśya adalah - pertanian. Kṛṣi. Kṛṣi-gorakṣya, perlindungan terhadap sapi. Kṛṣi-gorakṣya-vāṇijyam. Jika kemudian terdapat hasil yang berlebih, maka vāṇijya, maka barulah ada perdagangan. Tetapi jika tidak ada hasil berlebih, maka perdagangan tidak dilaksanakan. Dan vaiśya ... Dan śūdra, paricaryātmakam. BG 18.44), untuk bekerja dan mendapatkan sejumlah imbalan. Mereka itulah para pandai besi, para pandai emas, para penenun. Kamu menerima suatu pekerjaan darinya dan membayarnya untuk itu, sebagai pemeliharaan atas dirinya. Itulah śūdra.

Jadi, di dalam śāstra dikatakan bahwa, kalau śūdra-sambhavaḥ. Dalam masa Kali-yuga, maka hampir semua orang adalah śūdra. Kamu akan menemukan bahwa mereka sangat tertarik untuk bekerja untuk orang lain. Bahkan seseorang yang terlahir dari suatu keluarga brāhmaṇa, ia juga berusaha mendapatkan pekerjaan yang baik. Itulah mentalitas śūdra. Dan yang seperti itu bukanlah urusan dari seorang brāhmaṇa Brāhmaṇa tidak akan mau bekerja untuk orang lain, demikian juga kṣatriya dan vaiśya. Hanya śūdra yang melakukan hal seperti itu.