ID/Prabhupada 0710 - Kita Sedang Membuat Jutaan Dan Milyaran Gagasan Serta Kemudian Menjadi Terjerat Di Dalam Gagasan Tersebut



Lecture on SB 3.26.39 -- Bombay, January 14, 1975

Jadi, setiap sistem yoga, entah apakah itu haṭha-yoga, jñāna-yoga atau ... Karma-yoga merupakan standar yang paling rendah. Dan di atas semuanya itu adalah bhakti-yoga. Sehingga kemudian, saat kamu sampai kepada bhakti-yoga, maka itulah kesempurnaan hidup. Bhakti-yogena manasa samyak praṇihite amale. (SB 1.7.4). Bhakti-yogena amala, "Pikiran menjadi dibersihkan." Ceto-darpaṇa-mārjanam. (CC Antya 20.12). Itu adalah akibat, atau akibat langsung dari bhakti-yoga. Karena pikiran saat ini sedang tercemar, dan melalui ciptaan serta kegiatan-kegiatan dari indria-indria, kita sedang membuat jutaan dan milyaran gagasan serta kemudian menjadi terjerat di dalam gagasan tersebut. Kita lalu harus menerima jutaan dan milyaran badan serta kemudian masuk ke dalam perputaran kelahiran, kematian, usia tua dan penyakit. Inilah gambarannya. Karena itu, sucikanlah pikiran. Itulah yang dimaksud dengan berjapa mahā-mantra Hare Kṛṣṇa. Ceto-darpaṇa-mārjanaṁ bhava-mahā-dāvāgni-nirvāpaṇam. Ketika pikiran kita dibersihkan ... Inilah yang disebut dengan mahā-dāvāgni. Perluasan dari gagasan-gagasan pikiran yang jumlahnya ribuan serta jutaan itu, maka itulah yang disebut mahā, bhava-mahā-dāvāgni. Bhava-mahā-dāvāgni. Jadi, inilah kewajiban dari guru, yaitu untuk mengeluarkan muridnya dari bhava-mahā-dāvāgni. Saṁsāra-dāvānala-līḍha-loka-trāṇāya kāruṇya-ghanāghanatvam. Kāruṇya, kāruṇa.

Jadi, apakah guru itu? Guru telah menerima kāruṇya. Kāruṇya artinya adalah seperti awan yang telah dipenuhi oleh uap air yang berasal dari laut, maka sama halnya, seorang guru, guru kerohanian, telah menerima awan belas kasih dari samudra cinta kasih Kṛṣṇa. Ghanāghanatvam. Dan hanya awan itu sajalah yang bisa memadamkan kebakaran hutan, saṁsāra. Tidak ada cara pemadaman air lainnya yang bisa membantu. Jika ada kebakaran di hutan, maka pasukan pemadam kebakaran ataupun tandon-tandon air tidak akan berguna. Itu mustahil. Kamu tidak akan bisa pergi ke sana, dan kamu juga tidak akan bisa membantu memadamkan api itu bersama dengan pasukan pemadam kebakaran maupun tandon-tandon airmu itu. Lalu bagaimanakah api itu bisa dipadamkan? Ghanāghanatvam. Jika ada awan di angkasa dan kemudian turun hujan, maka kebakaran hutan yang dashyat bisa dengan segera dipadamkan. Jadi, awan itu diandaikan sebagai sang guru kerohanian. Beliau menyiramkan air. Beliau menyiramkan air. Śravaṇa-kīrtana-jale karaye secana. (CC Madhya 19.152). Apakah air itu? Air itu adalah śravaṇa-kīrtana ini. Bhava-mahā-dāvāgni, api itu, kebakaran hutan dari keberadaan material itu sedang terus menerus berkobar. Jadi kamu harus memadamkannya dengan hujan yang dicurahkan oleh awan, dan curahan hujan itu adalah śravaṇa-kīrtana. Śravaṇa berarti mendengar, dan kīrtana berarti berjapa. Hanya inilah satu-satunya cara. Śravaṇa-kīrtana-jale karaye secana.