ID/BG 13.21: Difference between revisions

(Bhagavad-gita Compile Form edit)
 
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
 
Line 5: Line 5:


==== ŚLOKA 21 ====
==== ŚLOKA 21 ====
<div class="devanagari">
:कार्यकारणकर्तृत्वे हेतुः प्रकृतिरुच्यते ।
:पुरुषः सुखदुःखानां भोक्तृत्वे हेतुरुच्यते ॥२१॥
</div>


<div class="verse">
<div class="verse">
:''kārya-kāraṇa-kartṛtve''
:kārya-kāraṇa-kartṛtve
:''hetuḥ prakṛtir ucyate''
:hetuḥ prakṛtir ucyate
:''puruṣaḥ sukha-duḥkhānāḿ''
:puruṣaḥ sukha-duḥkhānāḿ
:''bhoktṛtve hetur ucyate''
:bhoktṛtve hetur ucyate
 
</div>
</div>


Line 17: Line 21:


<div class="synonyms">
<div class="synonyms">
kārya—mengenai akibat; kāraṇa—dan sebab; kartṛtve—dalam hal ciptaan; hetuḥ—alat; prakṛtiḥ—alam material; ucyate—dikatakan sebagai; puruṣaḥ—makhluk hidup; sukha—dari kebahagiaan; duḥkhānām—dan dukacita; bhoktṛtve—dalam kenikmatan; hetuḥ—alat; ucyate—dikatakan.
''kārya''—mengenai akibat; ''kāraṇa''—dan sebab; ''kartṛtve''—dalam hal ciptaan; ''hetuḥ''—alat; ''prakṛtiḥ''—alam material; ''ucyate''—dikatakan sebagai; ''puruṣaḥ''—makhluk hidup; ''sukha''—dari kebahagiaan; ''duḥkhānām''—dan dukacita; ''bhoktṛtve''—dalam kenikmatan; ''hetuḥ''—alat; ''ucyate''—dikatakan.
</div>
</div>



Latest revision as of 00:01, 28 June 2018

Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 21

कार्यकारणकर्तृत्वे हेतुः प्रकृतिरुच्यते ।
पुरुषः सुखदुःखानां भोक्तृत्वे हेतुरुच्यते ॥२१॥
kārya-kāraṇa-kartṛtve
hetuḥ prakṛtir ucyate
puruṣaḥ sukha-duḥkhānāḿ
bhoktṛtve hetur ucyate

Sinonim

kārya—mengenai akibat; kāraṇa—dan sebab; kartṛtve—dalam hal ciptaan; hetuḥ—alat; prakṛtiḥ—alam material; ucyate—dikatakan sebagai; puruṣaḥ—makhluk hidup; sukha—dari kebahagiaan; duḥkhānām—dan dukacita; bhoktṛtve—dalam kenikmatan; hetuḥ—alat; ucyate—dikatakan.

Terjemahan

Dikatakan bahwa alam adalah penyebab segala sebab dan akibat material, sedangkan makhluk hidup adalah penyebab berbagai penderitaan dan kenikmatan di dunia ini.

Penjelasan

Berbagai manifestasi badan dan indria-indria di kalangan para makhluk hidup disebabkan oleh alam material. Ada 8.400.000 jenis kehidupan, dan keaneka-warnaan tersebut diciptakan oleh alam material. Jenis-jenis kehidupan tersebut berasal dari berbagai kenikmatan indria-indria para makhluk hidup, yang ingin hidup dalam badan ini atau badan itu. Bila makhluk hidup ditempatkan dalam berbagai jenis badan, ia menikmati berbagai jenis suka dan duka. Suka dan duka material yang dialami olehnya disebabkan oleh badannya, bukan oleh dirinya menurut kedudukannya yang asli. Dalam kedudukan asli makhluk hidup, kenikmatan tidak dapat diragukan; karena itu, itulah kedudukan sejatinya. Oleh karena makhluk hidup ingin berkuasa atas alam material, ia berada di dunia material. Di dunia rohani tidak ada hal seperti itu. Dunia rohani bersifat murni, tetapi di dunia material semua orang berjuang keras untuk memperoleh berbagai jenis kenikmatan untuk badan. Mungkin lebih jelas kalau dinyatakan bahwa badan ini adalah akibat indria-indria, yang merupakan sarana untuk memuaskan keinginan. Jumlah keseluruhan—badan dan indria-indria sebagai alat—diberikan oleh alam material, dan hal itu akan dijelaskan dalam ayat berikut. Makhluk hidup diberkahi atau dikutuk dengan keadaan menurut keinginan dan kegiatannya dari dahulu. Alam material menempatkannya dalam berbagai tempat tinggal menurut keinginan dan kegiatannya. Makhluk hidup sendiri yang menyebabkan dirinya mencapai tempat tinggal seperti itu serta kenikmatan atau penderitaan sebagai akibatnya. Begitu makhluk hidup di tempatkan di dalam jenis badan tertentu, ia dikendalikan oleh alam, sebab badan, yang terdiri dari unsur-unsur alam, bertindak menurut hukum-hukum alam. Pada waktu itu, makhluk hidup tidak berdaya mengubah hukum itu. Andaikata makhluk hidup ditempatkan di dalam badan sebagai anjing, maka segera ia harus berlaku seperti anjing. Ia tidak dapat berlaku dengan cara lain. Kalau makhluk hidup ditempatkan dalam badan sebagai babi, maka ia terpaksa memakan kotoran dan berlaku seperti babi. Begitu pula, kalau makhluk hidup ditempatkan dalam badan sebagai dewa, ia harus bertindak menurut badannya. Inilah hukum alam. Tetapi dalam segala keadaan, Roh Yang Utama mendampingi roh yang individual. Kenyataan itu dijelaskan dalam Veda (Muṇḍaka Upaniṣad 3.1.1) sebagai berikut: dvā suparṇā sayujā sakhāyaḥ. Tuhan Yang Maha Esa begitu murah hati kepada makhluk hidup sehingga Beliau mendampingi roh yang individual dalam segala keadaan sebagai Roh Yang Utama, atau Paramātmā.