ID/BG 16.11-12: Difference between revisions
(Bhagavad-gita Compile Form edit) |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 5: | Line 5: | ||
==== ŚLOKA-ŚLOKA 11-12 ==== | ==== ŚLOKA-ŚLOKA 11-12 ==== | ||
<div class="devanagari"> | |||
:चिन्तामपरिमेयां च प्रलयान्तामुपाश्रिताः । | |||
:कामोपभोगपरमा एतावदिति निश्चिताः ॥११॥ | |||
:आशापाशशतैर्बद्धाः कामक्रोधपरायणाः । | |||
:ईहन्ते कामभोगार्थमन्यायेनार्थसञ्चयान् ॥१२॥ | |||
</div> | |||
<div class="verse"> | <div class="verse"> | ||
: | :cintām aparimeyāḿ ca | ||
: | :pralayāntām upāśritāḥ | ||
: | :kāmopabhoga-paramā | ||
: | :etāvad iti niścitāḥ | ||
:āśā-pāśa-śatair baddhāḥ | |||
:kāma-krodha-parāyaṇāḥ | |||
:īhante kāma-bhogārtham | |||
:anyāyenārtha-sañcayān | |||
</div> | </div> | ||
Line 22: | Line 29: | ||
<div class="synonyms"> | <div class="synonyms"> | ||
''cintām''—rasa takut dan kecemasan; ''aparimeyām''—tidak dapat diukur; ''ca''—dan; ''pralaya-antām''—sampai titik kematian; ''upāśritāḥ''—setelah berlindung kepada; ''kāma-upabhoga''—kepuasan indria-indria; ''paramaḥ''—tujuan hidup tertinggi; ''etāvat''—demikian; ''iti''—dengan cara seperti ini; ''niścitāḥ''—setelah menentukan; ''āśā-pāśa''—ikatan dalam jaringan harapan; ''śataiḥ''—oleh beratus-ratus; ''baddhāḥ''—dengan diikat; ''kāma''—tentang nafsu; ''krodha''—dan amarah; ''parāyaṇāḥ''—selalu mantap dalam sikap mental; ''īhante''—mereka menginginkan; ''kāma''—hawa nafsu; ''bhoga''—kenikmatan indria; ''artham''—dengan tujuan; ''anyāyena''—dengan cara yang melanggar hukum; ''artha''—kekayaan; ''sañcayān''—mengumpulkan. | |||
</div> | </div> | ||
Latest revision as of 00:24, 28 June 2018
ŚLOKA-ŚLOKA 11-12
- चिन्तामपरिमेयां च प्रलयान्तामुपाश्रिताः ।
- कामोपभोगपरमा एतावदिति निश्चिताः ॥११॥
- आशापाशशतैर्बद्धाः कामक्रोधपरायणाः ।
- ईहन्ते कामभोगार्थमन्यायेनार्थसञ्चयान् ॥१२॥
- cintām aparimeyāḿ ca
- pralayāntām upāśritāḥ
- kāmopabhoga-paramā
- etāvad iti niścitāḥ
- āśā-pāśa-śatair baddhāḥ
- kāma-krodha-parāyaṇāḥ
- īhante kāma-bhogārtham
- anyāyenārtha-sañcayān
Sinonim
cintām—rasa takut dan kecemasan; aparimeyām—tidak dapat diukur; ca—dan; pralaya-antām—sampai titik kematian; upāśritāḥ—setelah berlindung kepada; kāma-upabhoga—kepuasan indria-indria; paramaḥ—tujuan hidup tertinggi; etāvat—demikian; iti—dengan cara seperti ini; niścitāḥ—setelah menentukan; āśā-pāśa—ikatan dalam jaringan harapan; śataiḥ—oleh beratus-ratus; baddhāḥ—dengan diikat; kāma—tentang nafsu; krodha—dan amarah; parāyaṇāḥ—selalu mantap dalam sikap mental; īhante—mereka menginginkan; kāma—hawa nafsu; bhoga—kenikmatan indria; artham—dengan tujuan; anyāyena—dengan cara yang melanggar hukum; artha—kekayaan; sañcayān—mengumpulkan.
Terjemahan
Mereka percaya bahwa memuaskan indria-indria adalah kebutuhan utama peradaban manusia. Karena itu, sampai akhir hidupnya, kecemasan mereka tidak dapat diukur. Mereka diikat oleh jaringan beratus-ratus ribu keinginan dan terikat dalam hawa nafsu dan amarah. Mereka mendapat uang untuk kepuasan indria-indria dengan cara-cara yang melanggar hukum.
Penjelasan
Orang jahat menganggap kenikmatan indria adalah tujuan hidup tertinggi, dan paham ini dipegangnya sampai meninggal. Mereka tidak percaya bahwa ada kehidupan sesudah meninggal, dan mereka tidak percaya bahwa seseorang menerima berbagai jenis badan menurut karmanya, atau kegiatannya di dunia ini. Rencana-rencana kehidupan mereka tidak pernah berakhir. Mereka terus menyiapkan rencana semakin banyak, dan semuanya tidak pernah selesai. Kami sendiri sudah berpengalaman mengenai orang yang bersikap jahat seperti itu. Sampai saat meninggal sekalipun dia minta supaya seorang dokter memperpanjang usianya selama empat tahun lagi, sebab rencana-rencananya belum selesai. Orang bodoh seperti itu tidak mengetahui bahwa seorang dokter tidak mungkin memperpanjang usia kita bahkan selama sedetik pun. Bila panggilan sudah ada, kehendak manusia tidak dipertimbangkan. Hukum-hukum alam tidak mengizinkan sedetikpun melewati apa yang sudah ditakdirkan untuk dinikmati seseorang. Orang jahat, yang tidak percaya kepada Tuhan maupun Roh Yang Utama di dalam dirinya, melakukan segala jenis kegiatan yang berdosa hanya demi kepuasan indria-indria. Ia tidak mengetahui bahwa ada saksi yang bersemayam di dalam hatinya. Roh Yang Utama menyaksikan kegiatan roh individual. Sebagaimana dinyatakan dalam Upaniṣad-upaniṣad, ada dua ekor burung yang hinggap pada sebatang pohon; yang satu bertindak dan menikmati atau menderita buah pada cabang-cabang pohon, sedangkan yang lain menyaksikan. Tetapi orang jahat tidak memiliki pengetahuan tentang Kitab Suci Veda, maupun tentang kepercayaan apa pun; karena itu dia merasa dirinya bebas untuk melakukan apa pun demi kenikmatan indria-indria, biar bagaimanapun akibatnya.