ID/BG 2.69: Difference between revisions
(Bhagavad-gita Compile Form edit) |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 5: | Line 5: | ||
==== ŚLOKA 69 ==== | ==== ŚLOKA 69 ==== | ||
<div class="devanagari"> | |||
:या निशा सर्वभूतानां तस्यां जागर्ति संयमी । | |||
:यस्यां जाग्रति भूतानि सा निशा पश्यतो मुनेः ॥६९॥ | |||
</div> | |||
<div class="verse"> | <div class="verse"> | ||
: | :yā niśā sarva-bhūtānāḿ | ||
: | :tasyāḿ jāgarti saḿyamī | ||
: | :yasyāḿ jāgrati bhūtāni | ||
: | :sā niśā paśyato muneḥ | ||
</div> | </div> | ||
Line 17: | Line 21: | ||
<div class="synonyms"> | <div class="synonyms"> | ||
''yā''—apa; ''niśā''—menjadi malam hari; ''sarva''—semua; ''bhūtānām''—bagi para makhluk hidup; ''tasyām''—dalam hal tersebut; ''jāgrati''—sadar; ''saḿyamī''—orang yang mengendalikan diri; ''yasyām''—di dalamnya; ''jāgrati''—sadar; ''bhūtāni''—semua makhluk; ''sa''—itu yang; ''niśā''—malam hari; ''paśyataḥ''—bagi orang yang mawas diri; ''muneḥ''—resi. | |||
</div> | </div> | ||
Line 29: | Line 33: | ||
<div class="purport"> | <div class="purport"> | ||
Ada dua golongan manusia yang cerdas. Yang satu cerdas dalam kegiatan material untuk kepuasan indria-indria, dan yang lain mawas diri dan sadar terhadap pengembangan keinsafan diri. Kegiatan seorang resi yang mawas diri, atau orang yang banyak berpikir, adalah malam hari bagi orang yang sibuk secara material. Orang duniawi tetap tidur selama malam hari seperti itu karena kebodohan mereka terhadap keinsafan diri. Seorang resi yang mawas diri tetap sadar selama "malam hari" orang duniawi. Resi tersebut merasakan kesenangan rohani dalam mengembangkan kebudayaan rohani tahap demi tahap, sedangkan orang yang sibuk dalam kegiatan duniawi tidak sadar terhadap keinsafan diri. Orang duniawi mimpi tentang pelbagai kenikmatan indria-indria. Kadang-kadang ia merasa bahagia dan kadang-kadang | Ada dua golongan manusia yang cerdas. Yang satu cerdas dalam kegiatan material untuk kepuasan indria-indria, dan yang lain mawas diri dan sadar terhadap pengembangan keinsafan diri. Kegiatan seorang resi yang mawas diri, atau orang yang banyak berpikir, adalah malam hari bagi orang yang sibuk secara material. Orang duniawi tetap tidur selama malam hari seperti itu karena kebodohan mereka terhadap keinsafan diri. Seorang resi yang mawas diri tetap sadar selama "malam hari" orang duniawi. Resi tersebut merasakan kesenangan rohani dalam mengembangkan kebudayaan rohani tahap demi tahap, sedangkan orang yang sibuk dalam kegiatan duniawi tidak sadar terhadap keinsafan diri. Orang duniawi mimpi tentang pelbagai kenikmatan indria-indria. Kadang-kadang ia merasa bahagia dan kadang-kadang berduka-cita dalam keadaan tidur yang sedang dialaminya. Orang yang mawas diri selalu acuh terhadap kesenangan dan duka-cita duniawi. Dia melanjutkan kegiatannya untuk keinsafan diri dan tidak digoyahkan oleh reaksi-reaksi material. | ||
</div> | </div> | ||
Latest revision as of 01:48, 28 June 2018
ŚLOKA 69
- या निशा सर्वभूतानां तस्यां जागर्ति संयमी ।
- यस्यां जाग्रति भूतानि सा निशा पश्यतो मुनेः ॥६९॥
- yā niśā sarva-bhūtānāḿ
- tasyāḿ jāgarti saḿyamī
- yasyāḿ jāgrati bhūtāni
- sā niśā paśyato muneḥ
Sinonim
yā—apa; niśā—menjadi malam hari; sarva—semua; bhūtānām—bagi para makhluk hidup; tasyām—dalam hal tersebut; jāgrati—sadar; saḿyamī—orang yang mengendalikan diri; yasyām—di dalamnya; jāgrati—sadar; bhūtāni—semua makhluk; sa—itu yang; niśā—malam hari; paśyataḥ—bagi orang yang mawas diri; muneḥ—resi.
Terjemahan
Malam hari bagi semua makhluk adalah waktu sadar bagi orang yang mengendalikan diri, dan waktu sadar bagi semua makhluk adalah malam hari bagi resi yang mawas diri.
Penjelasan
Ada dua golongan manusia yang cerdas. Yang satu cerdas dalam kegiatan material untuk kepuasan indria-indria, dan yang lain mawas diri dan sadar terhadap pengembangan keinsafan diri. Kegiatan seorang resi yang mawas diri, atau orang yang banyak berpikir, adalah malam hari bagi orang yang sibuk secara material. Orang duniawi tetap tidur selama malam hari seperti itu karena kebodohan mereka terhadap keinsafan diri. Seorang resi yang mawas diri tetap sadar selama "malam hari" orang duniawi. Resi tersebut merasakan kesenangan rohani dalam mengembangkan kebudayaan rohani tahap demi tahap, sedangkan orang yang sibuk dalam kegiatan duniawi tidak sadar terhadap keinsafan diri. Orang duniawi mimpi tentang pelbagai kenikmatan indria-indria. Kadang-kadang ia merasa bahagia dan kadang-kadang berduka-cita dalam keadaan tidur yang sedang dialaminya. Orang yang mawas diri selalu acuh terhadap kesenangan dan duka-cita duniawi. Dia melanjutkan kegiatannya untuk keinsafan diri dan tidak digoyahkan oleh reaksi-reaksi material.