ID/BG 9.29: Difference between revisions

(Bhagavad-gita Compile Form edit)
 
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
 
Line 5: Line 5:


==== ŚLOKA 29 ====
==== ŚLOKA 29 ====
<div class="devanagari">
:समोऽहं सर्वभूतेषु न मे द्वेष्योऽस्ति न प्रियः ।
:ये भजन्ति तु मां भक्त्या मयि ते तेषु चाप्यहम् ॥२९॥
</div>


<div class="verse">
<div class="verse">
:''samo 'haḿ sarva-bhūteṣu''
:samo 'haḿ sarva-bhūteṣu
:''na me dveṣyo 'sti na priyaḥ''
:na me dveṣyo 'sti na priyaḥ
:''ye bhajanti tu māḿ bhaktyā''
:ye bhajanti tu māḿ bhaktyā
:''mayi te teṣu cāpy aham''
:mayi te teṣu cāpy aham
 
</div>
</div>


Line 17: Line 21:


<div class="synonyms">
<div class="synonyms">
samaḥ—bersikap yang sama; aham—Aku; sarva-bhūteṣu—kepada semua mahkluk hidup; na—tiada seorangpun; me—kepadaKu; dveṣyah—benci; asti—ada; na—tidak juga; priyaḥ—disayangi; ye—orang yang; bhajanti—melakukan pengabdian rohani; tu—tetapi; mām—kepadaKu; bhaktyā—dalam bhakti; mayi—berada di dalam diriKu; te—orang seperti itu; teṣu—dalam mereka; ca—juga; api—pasti; aham—Aku.
''samaḥ''—bersikap yang sama; ''aham''—Aku; ''sarva-bhūteṣu''—kepada semua mahkluk hidup; ''na''—tiada seorangpun; ''me''—kepadaKu; ''dveṣyah''—benci; ''asti''—ada; ''na''—tidak juga; ''priyaḥ''—disayangi; ''ye''—orang yang; ''bhajanti''—melakukan pengabdian rohani; ''tu''—tetapi; ''mām''—kepadaKu; ''bhaktyā''—dalam bhakti; ''mayi''—berada di dalam diriKu; ''te''—orang seperti itu; ''teṣu''—dalam mereka; ''ca''—juga; ''api''—pasti; ''aham''—Aku.
</div>
</div>



Latest revision as of 03:45, 28 June 2018

Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 29

समोऽहं सर्वभूतेषु न मे द्वेष्योऽस्ति न प्रियः ।
ये भजन्ति तु मां भक्त्या मयि ते तेषु चाप्यहम् ॥२९॥
samo 'haḿ sarva-bhūteṣu
na me dveṣyo 'sti na priyaḥ
ye bhajanti tu māḿ bhaktyā
mayi te teṣu cāpy aham

Sinonim

samaḥ—bersikap yang sama; aham—Aku; sarva-bhūteṣu—kepada semua mahkluk hidup; na—tiada seorangpun; me—kepadaKu; dveṣyah—benci; asti—ada; na—tidak juga; priyaḥ—disayangi; ye—orang yang; bhajanti—melakukan pengabdian rohani; tu—tetapi; mām—kepadaKu; bhaktyā—dalam bhakti; mayi—berada di dalam diriKu; te—orang seperti itu; teṣu—dalam mereka; ca—juga; api—pasti; aham—Aku.

Terjemahan

Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah kepada siapapun. Aku bersikap yang sama terhadap semuanya. Tetapi siapapun yang mengabdikan diri kepadaKu dalam bhakti adalah kawan, dia berada di dalam DiriKu, dan Aku pun kawan baginya.

Penjelasan

Berhubungan dengan ayat ini, mungkin ada orang yang bertanya kalau Kṛṣṇa bersikap yang sama terhadap semua orang, dan tiada seorangpun yang menjadi kawan istimewaNya, mengapa Kṛṣṇa menaruh perhatian khusus terhadap para penyembah yang selalu tekun dalam bhakti rohani kepadaNya? Tetapi ini bukan diskriminasi; ini adalah hal yang wajar. Kendatipun seseorang berwatak dermawan yang murah hati sekali, namun ia menaruh perhatian khusus terhadap anak-anaknya sendiri. Kṛṣṇa menyatakan bahwa setiap makhluk hidup—dalam bentuk apapun—adalah puteraNya. Karena itu, Kṛṣṇa menyediakan kebutuhan hidup secara berlimpah untuk semua makhluk. Kṛṣṇa seperti awan yang mencurahkan hujan di mana-mana, baik di atas batu, di permukaan darat atau di atas air. Tetapi Kṛṣṇa memberikan perhatian khusus terhadap penyembahNya. Penyembah-penyembah seperti itu disebut di sini; mereka selalu sadar akan Kṛṣṇa, karena itu mereka selalu mantap secara rohani dalam Kṛṣṇa. Istilah "kesadaran Kṛṣṇa" mengandung arti bahwa orang yang sadar seperti itu adalah rohaniwan yang mantap dalam Kṛṣṇa dan sudah melampaui hal-hal duniawi walaupun ia masih hidup di dunia ini. Kṛṣṇa, menyatakan di sini dengan jelas, mayi te: "Mereka berada di dalam DiriKu." Sewajarnya, sebagai akibatnya, Kṛṣṇa juga selalu berada di dalam diri mereka. Ini merupakan hal yang bertimbal balik. Hal ini juga menjelaskan kata-kata, ye yathā māṁ prapadyante tāṁs tathaiva bhajāmy aham: "Siapapun yang menyerahkan diri kepadaKu, Aku memelihara dia setimpal dengan penyerahan diri itu." Balasan rohani tersebut berjalan karena Tuhan dan seorang penyembah kedua-duanya sadar. Bila berlian dipasang pada cincin emas, kelihatannya indah sekali. Cincin emas itu diperindah dan pada saat yang sama berlian mata cincin itu juga diperindah. Tuhan dan makhluk hidup cemerlang untuk selamanya, dan bila makhluk hidup berminat untuk berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, makhluk itu kelihatan seperti emas. Tuhan Yang Maha Esa adalah seperti berlian. Karena itu, gabungan tersebut sangat bagus. Para makhluk hidup dalam keadaan murni disebut penyembah-penyembah. Tuhan Yang Maha Esa menjadi penyembah para penyembahNya. Kalau tidak ada hubungan yang bertimbal balik antara seorang penyembah dengan Tuhan, tidak mungkin ada filsafat yang mengakui bentuk pribadi Tuhan. Dalam filsafat yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan, tidak ada hubungan yang bertimbal balik antara Yang Mahakuasa dan makhluk hidup, tetapi dalam filsafat yang mengakui bentuk pribadi Tuhan, ada hubungan bertimbal balik seperti itu.

Contoh yang sering dikemukakan ialah bahwa Tuhan adalah pohon yang memenuhi keinginan, dan Kṛṣṇa menyediakan apapun yang diinginkan oleh seseorang dari pohon yang memenuhi keinginan itu. Tetapi di sini penjelasannya lebih lengkap. Di sini dinyatakan bahwa Tuhan menyayangi para penyembah. Inilah perwujudan karunia Kṛṣṇa yang istimewa terhadap penyembahNya. Balasan cinta-bhakti Tuhan hendaknya jangan dianggap sesuatu di bawah hukum karma. Balasan cinta-bhakti itu termasuk keadaan rohani. Tuhan Yang Maha Esa dan para penyembahNya bekerja dalam keadaan rohani itu. Bhakti kepada Tuhan bukan suatu kegiatan dunia material ini; bhakti adalah bagian dari dunia rohani, tempat kekekalan, kebahagiaan dan pengetahuan berkuasa.