ID/Prabhupada 0687 - Memusatkan Pikiran Seseorang Kepada Kekosongan - Itu Merupakan Sesuatu Yang Sangat Sulit: Difference between revisions
(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0687 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1969 Category:ID-Quotes...") |
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version) |
||
Line 8: | Line 8: | ||
[[Category:Indonesian Language]] | [[Category:Indonesian Language]] | ||
<!-- END CATEGORY LIST --> | <!-- END CATEGORY LIST --> | ||
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE --> | |||
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0686 - Seseorang Tidak Dapat Menangkap Angin Yang Bertiup - Dan Lebih Sulit Lagi Menangkap Pikiran Yang Bergelora|0686|ID/Prabhupada 0688 - Pernyataan Perang Terhadap Energi Yang Mengkhayalkan, Māyā|0688}} | |||
<!-- END NAVIGATION BAR --> | |||
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK--> | <!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK--> | ||
<div class="center"> | <div class="center"> | ||
Line 16: | Line 19: | ||
<!-- BEGIN VIDEO LINK --> | <!-- BEGIN VIDEO LINK --> | ||
{{youtube_right| | {{youtube_right|LxgRPm4Dc-I|Memusatkan Pikiran Seseorang Kepada Kekosongan - Itu Merupakan Sesuatu Yang Sangat Sulit<br /> - Prabhupāda 0687}} | ||
<!-- END VIDEO LINK --> | <!-- END VIDEO LINK --> | ||
<!-- BEGIN AUDIO LINK --> | <!-- BEGIN AUDIO LINK --> | ||
<mp3player> | <mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/clip/690220BG-LA_Clip1.mp3</mp3player> | ||
<!-- END AUDIO LINK --> | <!-- END AUDIO LINK --> | ||
Line 28: | Line 31: | ||
<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT --> | <!-- BEGIN TRANSLATED TEXT --> | ||
Penyembah : Jaya Srila Prabhupāda. Penyembah : (membaca) Śloka tigapuluh lima. "Śrī Kṛṣṇa bersabda, Wahai putera Kuntī yang berlengan perkasa, tentu saja sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini dimungkinkan dengan latihan yang cocok dan ketidakterikatan. ([[ | Penyembah : Jaya Srila Prabhupāda. Penyembah : (membaca) Śloka tigapuluh lima. "Śrī Kṛṣṇa bersabda, Wahai putera Kuntī yang berlengan perkasa, tentu saja sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini dimungkinkan dengan latihan yang cocok dan ketidakterikatan. ([[ID/BG 6.35|BG 6.35]])." | ||
Prabhupāda: Ya. Sekarang, Kṛṣṇa berkata, "Ya." Kṛṣṇa tidaklah berkata bahwa mengendalikan pikiran itu tidak sulit. Kṛṣṇa berkata, "Ya, hal itu memang sulit." Tetapi hal itu dimungkinkan melalui latihan yang terus menerus. Latihan yang terus menerus ini dimaksudkan untuk menyibukkan seseorang di dalam sesuatu yang mengingatkan kita kepada Kṛṣṇa. Lakukanlah sesuatu, dan ... Karena itu kita memiliki begitu banyak kegiatan. Bukan hanya kīrtana, tetapi juga kegiatan pelayanan di temple, kegiatan prasādam, kegiatan publikasi, dan masih banyak kegiatan lainnya. Setiap orang disibukkan di dalam sejumlah kegiatan dengan Kṛṣṇa sebagai titik pusatnya. | Prabhupāda: Ya. Sekarang, Kṛṣṇa berkata, "Ya." Kṛṣṇa tidaklah berkata bahwa mengendalikan pikiran itu tidak sulit. Kṛṣṇa berkata, "Ya, hal itu memang sulit." Tetapi hal itu dimungkinkan melalui latihan yang terus menerus. Latihan yang terus menerus ini dimaksudkan untuk menyibukkan seseorang di dalam sesuatu yang mengingatkan kita kepada Kṛṣṇa. Lakukanlah sesuatu, dan ... Karena itu kita memiliki begitu banyak kegiatan. Bukan hanya kīrtana, tetapi juga kegiatan pelayanan di temple, kegiatan prasādam, kegiatan publikasi, dan masih banyak kegiatan lainnya. Setiap orang disibukkan di dalam sejumlah kegiatan dengan Kṛṣṇa sebagai titik pusatnya. | ||
Line 34: | Line 37: | ||
Karena itu seseorang yang sedang mengetik untuk Kṛṣṇa, maka ia sedang berada di dalam sistem yoga. Seseorang yang sedang memasak untuk Kṛṣṇa, maka ia sedang berada di dalam sistem yoga. Seseorang yang sedang berjapa di jalanan, membagikan buku-buku kita, ia juga sedang ada di dalam Kṛṣṇa. Jadi, kita menjadi disibukkan melalui kebiasaan-kebiasaan sehari-hari, sebagaimana di dalam kehidupan material, kita begitu disibukkan di dalam banyak hal. Jika kita membentuk kehidupan kita menjadi terhubung dengan Kṛṣṇa, maka di dalam setiap kegiatan kita akan selalu ada kesadaran Kṛṣṇa, dan dengan demikian dengan sendirinya akan terwujud kesempurnaan yoga. Ya, lanjutkan! | Karena itu seseorang yang sedang mengetik untuk Kṛṣṇa, maka ia sedang berada di dalam sistem yoga. Seseorang yang sedang memasak untuk Kṛṣṇa, maka ia sedang berada di dalam sistem yoga. Seseorang yang sedang berjapa di jalanan, membagikan buku-buku kita, ia juga sedang ada di dalam Kṛṣṇa. Jadi, kita menjadi disibukkan melalui kebiasaan-kebiasaan sehari-hari, sebagaimana di dalam kehidupan material, kita begitu disibukkan di dalam banyak hal. Jika kita membentuk kehidupan kita menjadi terhubung dengan Kṛṣṇa, maka di dalam setiap kegiatan kita akan selalu ada kesadaran Kṛṣṇa, dan dengan demikian dengan sendirinya akan terwujud kesempurnaan yoga. Ya, lanjutkan! | ||
Penyembah : (membaca) Śloka tigapuluh enam. "Keinsyafan diri adalah pekerjaan yang sulit bagi orang yang pikirannya tidak terkendali. Tetapi orang yang pikirannya terkendali, yang berusaha dengan cara yang tepat, terjamin akan mencapai sukses. Itulah pendapat-Ku. [[ | Penyembah : (membaca) Śloka tigapuluh enam. "Keinsyafan diri adalah pekerjaan yang sulit bagi orang yang pikirannya tidak terkendali. Tetapi orang yang pikirannya terkendali, yang berusaha dengan cara yang tepat, terjamin akan mencapai sukses. Itulah pendapat-Ku. [[ID/BG 6.36|BG 6.36]])." | ||
Penjelasan. "Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa menyatakan bahwa orang yang tidak menerima pengobatan yang benar untuk melepaskan pikiran dari kesibukan material hampir tidak mungkin mencapai keberhasilan dalam keinsyafan diri. Berusaha berlatih yoga sambil membiarkan pikiran sibuk dalam kenikmatan material adalah seperti mencoba menyalakan api sambil menyiramkan air di atas api itu. Begitu juga, latihan yoga tanpa mengendalikan pikiran hanyalah memboroskan waktu saja." | Penjelasan. "Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa menyatakan bahwa orang yang tidak menerima pengobatan yang benar untuk melepaskan pikiran dari kesibukan material hampir tidak mungkin mencapai keberhasilan dalam keinsyafan diri. Berusaha berlatih yoga sambil membiarkan pikiran sibuk dalam kenikmatan material adalah seperti mencoba menyalakan api sambil menyiramkan air di atas api itu. Begitu juga, latihan yoga tanpa mengendalikan pikiran hanyalah memboroskan waktu saja." | ||
Line 40: | Line 43: | ||
Prabhupāda : Karena aku sedang duduk untuk bermeditasi. Tentu saja jika meditasi tersebut dilakukan dengan memusatkan pikiran kepada Viṣṇu, maka hal itu sangatlah baik. Tetapi sekarang ada sangat banyak perkumpulan yoga, mereka mengajarkan para murid mereka untuk memusatkan pikiran mereka kepada sesuatu yang kosong, kepada warna-warna tertentu. Dan bukannya kepada bentuk Viṣṇu. Bisa dipahami? | Prabhupāda : Karena aku sedang duduk untuk bermeditasi. Tentu saja jika meditasi tersebut dilakukan dengan memusatkan pikiran kepada Viṣṇu, maka hal itu sangatlah baik. Tetapi sekarang ada sangat banyak perkumpulan yoga, mereka mengajarkan para murid mereka untuk memusatkan pikiran mereka kepada sesuatu yang kosong, kepada warna-warna tertentu. Dan bukannya kepada bentuk Viṣṇu. Bisa dipahami? | ||
Jadi, hal seperti ini adalah tugas yang sangat sulit. Hal ini juga dijelaskan di dalam Bhagavad-gīta ... Kleśo 'dhikataras teṣām avyaktāsakta-cetasām. ([[ | Jadi, hal seperti ini adalah tugas yang sangat sulit. Hal ini juga dijelaskan di dalam Bhagavad-gīta ... Kleśo 'dhikataras teṣām avyaktāsakta-cetasām. ([[ID/BG 12.5|BG 12.5]]). Seseorang yang berusaha untuk memusatkan pikirannya kepada sesuatu yang tanpa kepribadian, sesuatu yang merupakan kekosongan, maka hal itu sangatlah sulit dan menjadikan suatu gangguan saja. Setidaknya di temple di sini - para murid ini, mereka sedang berusaha memusatkan pikiran mereka kepada Kṛṣṇa. Namun memusatkan pikiran seseorang kepada kekosongan, itu merupakan sesuatu yang sangat sulit. | ||
Jadi, secara alamiah pikiran memang selalu berkelip-kelip. Dan bukannya akan menemukan sesuatu yang kosong, tetapi pikiranku justru akan menyibukkan dirinya di dalam sesuatu yang lain lagi. Karena pikiran itu harus selalu disibukkan dengan sesuatu. Jika pikiran tidak disibukkan di dalam Kṛṣṇa, maka ia pasti akan disibukkan di dalam māyā. Jadi, jika kamu tidak bisa melakukan hal itu, maka yang hanya namanya saja meditasi serta pengaturan sikap duduk tersebut hanya akan merupakan suatu pemborosan waktu yang sia-sia belaka. Lanjutkan! | Jadi, secara alamiah pikiran memang selalu berkelip-kelip. Dan bukannya akan menemukan sesuatu yang kosong, tetapi pikiranku justru akan menyibukkan dirinya di dalam sesuatu yang lain lagi. Karena pikiran itu harus selalu disibukkan dengan sesuatu. Jika pikiran tidak disibukkan di dalam Kṛṣṇa, maka ia pasti akan disibukkan di dalam māyā. Jadi, jika kamu tidak bisa melakukan hal itu, maka yang hanya namanya saja meditasi serta pengaturan sikap duduk tersebut hanya akan merupakan suatu pemborosan waktu yang sia-sia belaka. Lanjutkan! |
Latest revision as of 03:31, 12 July 2019
Lecture on BG 6.35-45 -- Los Angeles, February 20, 1969
Penyembah : Jaya Srila Prabhupāda. Penyembah : (membaca) Śloka tigapuluh lima. "Śrī Kṛṣṇa bersabda, Wahai putera Kuntī yang berlengan perkasa, tentu saja sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini dimungkinkan dengan latihan yang cocok dan ketidakterikatan. (BG 6.35)."
Prabhupāda: Ya. Sekarang, Kṛṣṇa berkata, "Ya." Kṛṣṇa tidaklah berkata bahwa mengendalikan pikiran itu tidak sulit. Kṛṣṇa berkata, "Ya, hal itu memang sulit." Tetapi hal itu dimungkinkan melalui latihan yang terus menerus. Latihan yang terus menerus ini dimaksudkan untuk menyibukkan seseorang di dalam sesuatu yang mengingatkan kita kepada Kṛṣṇa. Lakukanlah sesuatu, dan ... Karena itu kita memiliki begitu banyak kegiatan. Bukan hanya kīrtana, tetapi juga kegiatan pelayanan di temple, kegiatan prasādam, kegiatan publikasi, dan masih banyak kegiatan lainnya. Setiap orang disibukkan di dalam sejumlah kegiatan dengan Kṛṣṇa sebagai titik pusatnya.
Karena itu seseorang yang sedang mengetik untuk Kṛṣṇa, maka ia sedang berada di dalam sistem yoga. Seseorang yang sedang memasak untuk Kṛṣṇa, maka ia sedang berada di dalam sistem yoga. Seseorang yang sedang berjapa di jalanan, membagikan buku-buku kita, ia juga sedang ada di dalam Kṛṣṇa. Jadi, kita menjadi disibukkan melalui kebiasaan-kebiasaan sehari-hari, sebagaimana di dalam kehidupan material, kita begitu disibukkan di dalam banyak hal. Jika kita membentuk kehidupan kita menjadi terhubung dengan Kṛṣṇa, maka di dalam setiap kegiatan kita akan selalu ada kesadaran Kṛṣṇa, dan dengan demikian dengan sendirinya akan terwujud kesempurnaan yoga. Ya, lanjutkan!
Penyembah : (membaca) Śloka tigapuluh enam. "Keinsyafan diri adalah pekerjaan yang sulit bagi orang yang pikirannya tidak terkendali. Tetapi orang yang pikirannya terkendali, yang berusaha dengan cara yang tepat, terjamin akan mencapai sukses. Itulah pendapat-Ku. BG 6.36)."
Penjelasan. "Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa menyatakan bahwa orang yang tidak menerima pengobatan yang benar untuk melepaskan pikiran dari kesibukan material hampir tidak mungkin mencapai keberhasilan dalam keinsyafan diri. Berusaha berlatih yoga sambil membiarkan pikiran sibuk dalam kenikmatan material adalah seperti mencoba menyalakan api sambil menyiramkan air di atas api itu. Begitu juga, latihan yoga tanpa mengendalikan pikiran hanyalah memboroskan waktu saja."
Prabhupāda : Karena aku sedang duduk untuk bermeditasi. Tentu saja jika meditasi tersebut dilakukan dengan memusatkan pikiran kepada Viṣṇu, maka hal itu sangatlah baik. Tetapi sekarang ada sangat banyak perkumpulan yoga, mereka mengajarkan para murid mereka untuk memusatkan pikiran mereka kepada sesuatu yang kosong, kepada warna-warna tertentu. Dan bukannya kepada bentuk Viṣṇu. Bisa dipahami?
Jadi, hal seperti ini adalah tugas yang sangat sulit. Hal ini juga dijelaskan di dalam Bhagavad-gīta ... Kleśo 'dhikataras teṣām avyaktāsakta-cetasām. (BG 12.5). Seseorang yang berusaha untuk memusatkan pikirannya kepada sesuatu yang tanpa kepribadian, sesuatu yang merupakan kekosongan, maka hal itu sangatlah sulit dan menjadikan suatu gangguan saja. Setidaknya di temple di sini - para murid ini, mereka sedang berusaha memusatkan pikiran mereka kepada Kṛṣṇa. Namun memusatkan pikiran seseorang kepada kekosongan, itu merupakan sesuatu yang sangat sulit.
Jadi, secara alamiah pikiran memang selalu berkelip-kelip. Dan bukannya akan menemukan sesuatu yang kosong, tetapi pikiranku justru akan menyibukkan dirinya di dalam sesuatu yang lain lagi. Karena pikiran itu harus selalu disibukkan dengan sesuatu. Jika pikiran tidak disibukkan di dalam Kṛṣṇa, maka ia pasti akan disibukkan di dalam māyā. Jadi, jika kamu tidak bisa melakukan hal itu, maka yang hanya namanya saja meditasi serta pengaturan sikap duduk tersebut hanya akan merupakan suatu pemborosan waktu yang sia-sia belaka. Lanjutkan!
Penyembah : (membaca) "Pertunjukan yoga seperti itu barangkali menghasilkan keuntungan material, tetapi latihan itu tidak berguna untuk keinsyafan rohani."
Prabhupāda : Ya. Secara materal, hal tersebt bisa menghasilkan uang. Seandainya aku membuka kelas yoga semacam itu, lalu aku menarik biaya sebesar lima dolar untuk duduk seperti itu. Uang tidaklah terlalu sulit untuk didapatkan di negaramu, maka kamu akan datang. Namun, sebenarnya aku hanyalah memberimu sejumlah pengaturan atas sikap duduk, memencet hidungmu, lalu melakukan ini dan itu, tetapi jika kamu tidak mencapai, maksudku, hasil latihan yoga yang sebenarnya, maka kamu hanya menghabiskan waktu serta uangmu saja, dan aku sudah menipumu. Itu saja. Itu mustahil.
Itu mustahil. Seseorang harus memusatkan pikirannya kepada bentuk Viṣṇu, dengan mantap dan secara terus menerus, maka hal itu disebut sebagai samādhi. Jadi, hal yang sama itu sedang dilaksanakan dengan cara yang berbeda, yang sesuai dengan jaman sekarang ini. Itulah kesadaran Kṛṣṇa. Lanjutkan!
Penyembah : (membaca) "Karena itu, seseorang harus mengendalikan pikiran dengan menjadikan pikiran senantiasa tekun di dalam cinta bhakti rohani kepada Kṛṣṇa."
Prabhupāda : Ya.
Penyembah : (membaca) "Kalau seseorang tidak sibuk dalam kesadaran Kṛṣṇa, maka ia tidak dapat mengendalikan pikiran dengan mantap. Orang yang sadar akan Kṛṣṇa dengan mudah mencapai hasil yoga tanpa usaha tersendiri, tetapi orang yang berlatih yoga tidak dapat mencapai sukses tanpa menjadi sadar akan Kṛṣṇa."
Prabhupāda : Lalu? Lanjutkan!