ID/BG 2.60: Difference between revisions
(Bhagavad-gita Compile Form edit) |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 5: | Line 5: | ||
==== ŚLOKA 60 ==== | ==== ŚLOKA 60 ==== | ||
<div class="devanagari"> | |||
:यततो ह्यपि कौन्तेय पुरुषस्य विपश्चितः । | |||
:इन्द्रियाणि प्रमाथीनि हरन्ति प्रसभं मनः ॥६०॥ | |||
</div> | |||
<div class="verse"> | <div class="verse"> | ||
: | :yatato hy api kaunteya | ||
: | :puruṣasya vipaścitaḥ | ||
: | :indriyāṇi pramāthīni | ||
: | :haranti prasabhaḿ manaḥ | ||
</div> | </div> | ||
Line 17: | Line 21: | ||
<div class="synonyms"> | <div class="synonyms"> | ||
''yatataḥ''—sambil berusaha; ''hi''—pasti; ''api''—walaupun; ''kaunteya''—wahai putera Kuntī; ''puruṣasya''—milik seorang manusia; ''vipaścitaḥ''—penuh dengan pengetahuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk; ''indriyāṇi''—indria-indria; ''pramāthīni''—menggoyahkan; ''haranti''—membuang; ''prasabham''—dengan kekuatan; ''manaḥ''—pikiran. | |||
</div> | </div> | ||
Line 29: | Line 33: | ||
<div class="purport"> | <div class="purport"> | ||
Ada banyak resi yang bijaksana, filosof dan rohaniwan yang berusaha menaklukkan indria-indria, tetapi walaupun mereka berusaha keras, yang paling mulia di antara merekapun kadang-kadang jatuh menjadi korban kenikmatan indria-indria material karena pikiran yang goyah. Viśvāmitra seorang resi yang besar dan yogī yang sempurna, juga digoda dan disesatkan oleh Menakā hingga menikmati hubungan suami-isteri, walaupun yogī itu sedang berusaha untuk mengendalikan indria-indrianya dengan jenis-jenis pertapaan yang keras dan latihan yoga. Tentu saja ada banyak contoh yang serupa dalam sejarah dunia. Karena itu, sulit sekali mengendalikan pikiran dan indria-indria tanpa sadar akan Kṛṣṇa sepenuhnya. Tanpa menjadikan pikiran tekun di dalam Kṛṣṇa, seseorang tidak dapat menghentikan kesibukan material seperti itu. Salah satu contoh yang nyata diberikan oleh Śrī Yāmunācārya, orang suci dan penyembah yang mulia, yang berkata: | Ada banyak resi yang bijaksana, filosof dan rohaniwan yang berusaha menaklukkan indria-indria, tetapi walaupun mereka berusaha keras, yang paling mulia di antara merekapun kadang-kadang jatuh menjadi korban kenikmatan indria-indria material karena pikiran yang goyah. Viśvāmitra seorang resi yang besar dan ''yogī'' yang sempurna, juga digoda dan disesatkan oleh Menakā hingga menikmati hubungan suami-isteri, walaupun ''yogī'' itu sedang berusaha untuk mengendalikan indria-indrianya dengan jenis-jenis pertapaan yang keras dan latihan ''yoga''. Tentu saja ada banyak contoh yang serupa dalam sejarah dunia. Karena itu, sulit sekali mengendalikan pikiran dan indria-indria tanpa sadar akan Kṛṣṇa sepenuhnya. Tanpa menjadikan pikiran tekun di dalam Kṛṣṇa, seseorang tidak dapat menghentikan kesibukan material seperti itu. Salah satu contoh yang nyata diberikan oleh Śrī Yāmunācārya, orang suci dan penyembah yang mulia, yang berkata: | ||
:''yad-avadhi mama cetaḥ kṛṣṇa-pādāravinde'' | :''yad-avadhi mama cetaḥ kṛṣṇa-pādāravinde'' | ||
Line 38: | Line 42: | ||
"Semenjak pikiranku menekuni bhakti kepada kaki-padma Śrī Kṛṣṇa, dan aku menikmati rasa rohani yang selalu semakin baru, bilamana aku memikirkan hubungan suami-isteri dengan seorang wanita, aku segera membuang muka dari hal itu, dan aku meludah bila hal itu terlintas pada pikiranku. " | "Semenjak pikiranku menekuni bhakti kepada kaki-padma Śrī Kṛṣṇa, dan aku menikmati rasa rohani yang selalu semakin baru, bilamana aku memikirkan hubungan suami-isteri dengan seorang wanita, aku segera membuang muka dari hal itu, dan aku meludah bila hal itu terlintas pada pikiranku. " | ||
Kesadaran Kṛṣṇa adalah hal yang begitu baik secara rohani sehingga dengan sendirinya kenikmatan material menjadi hal yang tidak menyenangkan. Hal ini seperti orang lapar yang sudah memuaskan rasa laparnya dengan makan makanan bergizi secukupnya. Mahārāja Ambarīṣa juga mengalahkan seorang yogī | Kesadaran Kṛṣṇa adalah hal yang begitu baik secara rohani sehingga dengan sendirinya kenikmatan material menjadi hal yang tidak menyenangkan. Hal ini seperti orang lapar yang sudah memuaskan rasa laparnya dengan makan makanan bergizi secukupnya. Mahārāja Ambarīṣa juga mengalahkan seorang ''yogī'' yang besar bernama Durvāsā Muni, hanya karena pikirannya tekun dalam kesadaran Kṛṣṇa (''sa vai manaḥ kṛṣṇa-padāravindayor vacāṁsi vaikuṇṭha-guṇānuvarṇane''). | ||
</div> | </div> | ||
Latest revision as of 01:44, 28 June 2018
ŚLOKA 60
- यततो ह्यपि कौन्तेय पुरुषस्य विपश्चितः ।
- इन्द्रियाणि प्रमाथीनि हरन्ति प्रसभं मनः ॥६०॥
- yatato hy api kaunteya
- puruṣasya vipaścitaḥ
- indriyāṇi pramāthīni
- haranti prasabhaḿ manaḥ
Sinonim
yatataḥ—sambil berusaha; hi—pasti; api—walaupun; kaunteya—wahai putera Kuntī; puruṣasya—milik seorang manusia; vipaścitaḥ—penuh dengan pengetahuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk; indriyāṇi—indria-indria; pramāthīni—menggoyahkan; haranti—membuang; prasabham—dengan kekuatan; manaḥ—pikiran.
Terjemahan
Wahai Arjuna, alangkah kuat dan bergeloranya indria-indria sehingga pikiran orang bijaksana yang sedang berusaha untuk mengendalikan indria-indrianya pun dibawa lari dengan paksa oleh indria-indria itu.
Penjelasan
Ada banyak resi yang bijaksana, filosof dan rohaniwan yang berusaha menaklukkan indria-indria, tetapi walaupun mereka berusaha keras, yang paling mulia di antara merekapun kadang-kadang jatuh menjadi korban kenikmatan indria-indria material karena pikiran yang goyah. Viśvāmitra seorang resi yang besar dan yogī yang sempurna, juga digoda dan disesatkan oleh Menakā hingga menikmati hubungan suami-isteri, walaupun yogī itu sedang berusaha untuk mengendalikan indria-indrianya dengan jenis-jenis pertapaan yang keras dan latihan yoga. Tentu saja ada banyak contoh yang serupa dalam sejarah dunia. Karena itu, sulit sekali mengendalikan pikiran dan indria-indria tanpa sadar akan Kṛṣṇa sepenuhnya. Tanpa menjadikan pikiran tekun di dalam Kṛṣṇa, seseorang tidak dapat menghentikan kesibukan material seperti itu. Salah satu contoh yang nyata diberikan oleh Śrī Yāmunācārya, orang suci dan penyembah yang mulia, yang berkata:
- yad-avadhi mama cetaḥ kṛṣṇa-pādāravinde
- nava-nava-rasa-dhāmany udyataḿ rantum āsīt
- tad-avadhi bata nārī-sańgame smaryamāne
- bhavati mukha-vikāraḥ suṣṭhu niṣṭhīvanaḿ ca
"Semenjak pikiranku menekuni bhakti kepada kaki-padma Śrī Kṛṣṇa, dan aku menikmati rasa rohani yang selalu semakin baru, bilamana aku memikirkan hubungan suami-isteri dengan seorang wanita, aku segera membuang muka dari hal itu, dan aku meludah bila hal itu terlintas pada pikiranku. "
Kesadaran Kṛṣṇa adalah hal yang begitu baik secara rohani sehingga dengan sendirinya kenikmatan material menjadi hal yang tidak menyenangkan. Hal ini seperti orang lapar yang sudah memuaskan rasa laparnya dengan makan makanan bergizi secukupnya. Mahārāja Ambarīṣa juga mengalahkan seorang yogī yang besar bernama Durvāsā Muni, hanya karena pikirannya tekun dalam kesadaran Kṛṣṇa (sa vai manaḥ kṛṣṇa-padāravindayor vacāṁsi vaikuṇṭha-guṇānuvarṇane).