ID/BG 14.15: Difference between revisions
(Bhagavad-gita Compile Form edit) |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 5: | Line 5: | ||
==== ŚLOKA 15 ==== | ==== ŚLOKA 15 ==== | ||
<div class="devanagari"> | |||
:रजसि प्रलयं गत्वा कर्मसङ्गिषु जायते । | |||
:तथा प्रलीनस्तमसि मूढयोनिषु जायते ॥१५॥ | |||
</div> | |||
<div class="verse"> | <div class="verse"> | ||
: | :rājāsi pralayaḿ gatvā | ||
: | :karma-sańgiṣu jāyate | ||
: | :tathā pralīnas tamasi | ||
: | :mūḍha-yoniṣu jāyate | ||
</div> | </div> | ||
Line 17: | Line 21: | ||
<div class="synonyms"> | <div class="synonyms"> | ||
''rājāsi''—dalam nafsu; ''pralayam''—peleburan; ''gatvā''—dengan mencapai; ''karma-sańgiṣu''—dalam pergaulan orang yang sibuk dalam kegiatan untuk membuahkan hasil; ''jāyate''—dilahirkan; ''tathā''—seperti itu pula; ''pralīnaḥ''—dengan dilebur; ''tamasi''—dalam kebodohan; ''mūḍha-yoniṣu''—dalam jenis kehidupan sebagai binatang; ''jāyate''—dilahirkan. | |||
</div> | </div> | ||
Latest revision as of 00:10, 28 June 2018
ŚLOKA 15
- रजसि प्रलयं गत्वा कर्मसङ्गिषु जायते ।
- तथा प्रलीनस्तमसि मूढयोनिषु जायते ॥१५॥
- rājāsi pralayaḿ gatvā
- karma-sańgiṣu jāyate
- tathā pralīnas tamasi
- mūḍha-yoniṣu jāyate
Sinonim
rājāsi—dalam nafsu; pralayam—peleburan; gatvā—dengan mencapai; karma-sańgiṣu—dalam pergaulan orang yang sibuk dalam kegiatan untuk membuahkan hasil; jāyate—dilahirkan; tathā—seperti itu pula; pralīnaḥ—dengan dilebur; tamasi—dalam kebodohan; mūḍha-yoniṣu—dalam jenis kehidupan sebagai binatang; jāyate—dilahirkan.
Terjemahan
Bila seseorang meninggal dalam sifat nafsu, ia dilahirkan di tengah-tengah mereka yang sibuk dalam kegiatan yang dimaksud untuk membuahkan hasil. Bila seseorang meninggal dalam sifat kebodohan, ia dilahirkan di kerajaan binatang.
Penjelasan
Beberapa orang mempunyai kesan seolah-olah apabila sang roh mencapai tingkat kehidupan manusia, ia tidak pernah turun lagi. Ini anggapan yang keliru. Menurut ayat ini, kalau seseorang mengembangkan sifat kebodohan, sesudah ia meninggal ia merosot ke dalam jenis kehidupan sebagai binatang. Dari tingkat itu, dia harus naik lagi, melalui suatu proses evolusi, sampai mencapai bentuk kehidupan manusia lagi. Karena itu, orang yang sungguh-sungguh serius tentang kehidupan manusia hendaknya mengambil sifat kebaikan dan melampaui sifat-sifat alam dalam pergaulan yang baik hingga menjadi mantap dalam kesadaran Kṛṣṇa. Inilah tujuan kehidupan manusia. Kalau tidak demikian, tidak dapat dijamin bahwa seorang manusia akan mencapai status manusia lagi.