ID/BG 1.30: Difference between revisions
(Bhagavad-gita Compile Form edit) |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 5: | Line 5: | ||
==== ŚLOKA 30 ==== | ==== ŚLOKA 30 ==== | ||
<div class="devanagari"> | |||
:न च शक्नोम्यवस्थातुं भ्रमतीव च मे मनः । | |||
:निमित्तानि च पश्यामि विपरीतानि केशव ॥३०॥ | |||
</div> | |||
<div class="verse"> | <div class="verse"> | ||
: | :na ca śaknomy avasthātuḿ | ||
: | :bhramatīva ca me manaḥ | ||
: | :nimittāni ca paśyāmi | ||
: | :viparītāni keśava | ||
</div> | </div> | ||
Line 17: | Line 21: | ||
<div class="synonyms"> | <div class="synonyms"> | ||
na | ''na''—tidak juga; ''ca''—juga; ''śaknomi''—saya dapat; ''avasthātum''—tinggal; ''bhramati''—lupa; ''ivā''—sebagai; ''ca''—dan; ''me''—milik saya; ''manaḥ''—pikiran; ''nimittāni''—sebab-sebab; ''ca''—juga; ''paśyāmi''—saya melihat; ''viparītāni''—justru lawannya; ''keśava''—o pembunuh raksasa bernama Keśī (Kṛṣṇa). | ||
</div> | </div> | ||
Line 29: | Line 33: | ||
<div class="purport"> | <div class="purport"> | ||
Oleh karena Arjuna kurang sabar, dia tidak tahan berdiri di medan perang, dan dia lupa akan diri karena kelemahan pikirannya. Ikatan yang berlebih-lebihan terhadap hal-hal material menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hidup yang serba bingung. Bhayam dvitiya bhinivesataḥ syāt (Bhag. 11.2.37): Rasa takut dan kehilangan keseimbangan pikiran seperti itu terjadi dalam hati orang yang terlalu dipengaruhi oleh keadaan-keadaan material. Arjuna hanya membayangkan hal-hal yang malang dan mengerikan di medan perang, dia tidak akan merasa bahagia walaupun dia menang sekalipun. Kata-kata nimittāni viparītāni bermakna. Apabila seseorang yang hanya melihat keputusasaan dalam harapannya, ia berpikir, Mengapa saya di sini?" Memang semua orang mementingkan diri sendiri dan kesejahteraannya. Tiada orang yang tertarik pada Diri Yang Paling Utama. Atas kehendak Kṛṣṇa sendiri maka Arjuna sedang memperlihatkan kebodohannya yaitu alpa akan kepentingan | Oleh karena Arjuna kurang sabar, dia tidak tahan berdiri di medan perang, dan dia lupa akan diri karena kelemahan pikirannya. Ikatan yang berlebih-lebihan terhadap hal-hal material menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hidup yang serba bingung. ''Bhayam dvitiya bhinivesataḥ syāt'' (Bhag. 11.2.37): Rasa takut dan kehilangan keseimbangan pikiran seperti itu terjadi dalam hati orang yang terlalu dipengaruhi oleh keadaan-keadaan material. Arjuna hanya membayangkan hal-hal yang malang dan mengerikan di medan perang, dia tidak akan merasa bahagia walaupun dia menang sekalipun. Kata-kata ''nimittāni viparītāni'' bermakna. Apabila seseorang yang hanya melihat keputusasaan dalam harapannya, ia berpikir, "Mengapa saya di sini?" Memang semua orang mementingkan diri sendiri dan kesejahteraannya. Tiada orang yang tertarik pada Diri Yang Paling Utama. Atas kehendak Kṛṣṇa sendiri maka Arjuna sedang memperlihatkan kebodohannya yaitu alpa akan kepentingan dirinya yang sejati. Kepentingan diri yang sejati seseorang sebenarnya terletak dalam Viṣṇu, atau Kṛṣṇa. Roh yang sedang terikat lupa akan kenyataan ini; karena itu, ia menderita rasa sakit yang bersifat material. Arjuna berpikir bahwa kemenangannya di medan perang hanya akan menyebabkan ia menyesal. | ||
</div> | </div> | ||
Latest revision as of 23:15, 27 June 2018
ŚLOKA 30
- न च शक्नोम्यवस्थातुं भ्रमतीव च मे मनः ।
- निमित्तानि च पश्यामि विपरीतानि केशव ॥३०॥
- na ca śaknomy avasthātuḿ
- bhramatīva ca me manaḥ
- nimittāni ca paśyāmi
- viparītāni keśava
Sinonim
na—tidak juga; ca—juga; śaknomi—saya dapat; avasthātum—tinggal; bhramati—lupa; ivā—sebagai; ca—dan; me—milik saya; manaḥ—pikiran; nimittāni—sebab-sebab; ca—juga; paśyāmi—saya melihat; viparītāni—justru lawannya; keśava—o pembunuh raksasa bernama Keśī (Kṛṣṇa).
Terjemahan
Saya tidak tahan lagi berdiri di sini. Saya lupa akan diri, dan pikiran saya kacau. O Kṛṣṇa, saya hanya dapat melihat sebab-sebab malapetaka saja, wahai pembunuh raksasa bernama Keśī.
Penjelasan
Oleh karena Arjuna kurang sabar, dia tidak tahan berdiri di medan perang, dan dia lupa akan diri karena kelemahan pikirannya. Ikatan yang berlebih-lebihan terhadap hal-hal material menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hidup yang serba bingung. Bhayam dvitiya bhinivesataḥ syāt (Bhag. 11.2.37): Rasa takut dan kehilangan keseimbangan pikiran seperti itu terjadi dalam hati orang yang terlalu dipengaruhi oleh keadaan-keadaan material. Arjuna hanya membayangkan hal-hal yang malang dan mengerikan di medan perang, dia tidak akan merasa bahagia walaupun dia menang sekalipun. Kata-kata nimittāni viparītāni bermakna. Apabila seseorang yang hanya melihat keputusasaan dalam harapannya, ia berpikir, "Mengapa saya di sini?" Memang semua orang mementingkan diri sendiri dan kesejahteraannya. Tiada orang yang tertarik pada Diri Yang Paling Utama. Atas kehendak Kṛṣṇa sendiri maka Arjuna sedang memperlihatkan kebodohannya yaitu alpa akan kepentingan dirinya yang sejati. Kepentingan diri yang sejati seseorang sebenarnya terletak dalam Viṣṇu, atau Kṛṣṇa. Roh yang sedang terikat lupa akan kenyataan ini; karena itu, ia menderita rasa sakit yang bersifat material. Arjuna berpikir bahwa kemenangannya di medan perang hanya akan menyebabkan ia menyesal.