ID/BG 3.1: Difference between revisions

(Bhagavad-gita Compile Form edit)
 
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
 
Line 5: Line 5:


==== ŚLOKA 1 ====
==== ŚLOKA 1 ====
<div class="devanagari">
:अर्जुन उवाच
:ज्यायसी चेत्कर्मणस्ते मता बुद्धिर्जनार्दन ।
:तत्किं कर्मणि घोरे मां नियोजयसि केशव ॥१॥
</div>


<div class="verse">
<div class="verse">
:''arjuna uvāca''
:arjuna uvāca
 
:''jyāyasī cet karmaṇas te''
:''matā buddhir janārdana''
:''tat kiḿ karmaṇi ghore māḿ''
:''niyojayasi keśava''


:jyāyasī cet karmaṇas te
:matā buddhir janārdana
:tat kiḿ karmaṇi ghore māḿ
:niyojayasi keśava
</div>
</div>


Line 19: Line 25:


<div class="synonyms">
<div class="synonyms">
arjunaḥ uvāca—Arjuna berkata; jyāyasī—lebih baik; cet—kalau; karmaṇaḥ—daripada perbuatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; te—oleh Anda; matā—dianggap; buddhiḥ—kecerdasan; janārdana—o Kṛṣṇa; tat—karena itu; kim—mengapa; karmaṇi—dalam perbuatan; ghore—mengerikan; mām—hamba; niyojayasi—Anda menjadikan sibuk; keśava—O Kṛṣṇa
''arjunaḥ uvāca''—Arjuna berkata; ''jyāyasī''—lebih baik; ''cet''—kalau; ''karmaṇaḥ''—daripada perbuatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; ''te''—oleh Anda; ''matā''—dianggap; ''buddhiḥ''—kecerdasan; ''janārdana''—o Kṛṣṇa; ''tat''—karena itu; ''kim''—mengapa; ''karmaṇi''—dalam perbuatan; ''ghore''—mengerikan; ''mām''—hamba; ''niyojayasi''—Anda menjadikan sibuk; ''keśava''—O Kṛṣṇa
</div>
</div>


Line 31: Line 37:


<div class="purport">
<div class="purport">
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Śrī Kṛṣṇa sudah menguraikan kedudukan dasar sang roh secara panjang lebar dalam bab sebelumnya dengan maksud menyelamatkan Arjuna, kawan dekatNya, dari lautan kesedihan material. Jalan keinsafan sudah dianjurkan: buddhi-yoga, atau kesadaran Kṛṣṇa. Kadang-kadang orang salah paham dengan anggapan bahwa mengikuti kesadaran Kṛṣṇa berarti tidak melakukan kegiatan apapun, dan orang yang salah paham seperti itu sering mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk menginsafi Kṛṣṇa sepenuhnya dengan cara mengucapkan nama suci Śrī Kṛṣṇa. Tetapi jika seseorang belum terlatih dalam filsafat kesadaran Kṛṣṇa, tidak dianjurkan agar ia mengucapkan nama suci Kṛṣṇa di tempat sunyi, sebab di sana ia hanya memperoleh pujian murahan dari orang yang tidak tahu apa-apa. Arjuna juga berpikir bahwa kesadaran Kṛṣṇa, buddhi yoga atau kecerdasan dalam kemajuan pengetahuan secara rohani, adalah seperti mengundurkan diri dari kehidupan yang aktif dan berlatih melakukan pertapaan dan kesederhanaan di tempat sunyi. Dengan kata lain, secara lihai Arjuna ingin menghindari pertempuran dengan menggunakan kesadaran Kṛṣṇa sebagai alasan. Tetapi sebagai seorang murid yang tulus ikhlas, Arjuna mengutarakan hal itu di hadapan guru kerohaniannya dan bertanya kepada Kṛṣṇa mengenai perbuatan mana yang paling baik untuk dilakukannya. Sebagai jawaban, Sri Kṛṣṇa menjelaskan karma-yoga, atau pekerjaan dalam kesadaran Kṛṣṇa, secara panjang lebar dalam Bab Tiga ini.
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Śrī Kṛṣṇa sudah menguraikan kedudukan dasar sang roh secara panjang lebar dalam bab sebelumnya dengan maksud menyelamatkan Arjuna, kawan dekatNya, dari lautan kesedihan material. Jalan keinsafan sudah dianjurkan: buddhi-yoga, atau kesadaran Kṛṣṇa. Kadang-kadang orang salah paham dengan anggapan bahwa mengikuti kesadaran Kṛṣṇa berarti tidak melakukan kegiatan apapun, dan orang yang salah paham seperti itu sering mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk menginsafi Kṛṣṇa sepenuhnya dengan cara mengucapkan nama suci Śrī Kṛṣṇa. Tetapi jika seseorang belum terlatih dalam filsafat kesadaran Kṛṣṇa, tidak dianjurkan agar ia mengucapkan nama suci Kṛṣṇa di tempat sunyi, sebab di sana ia hanya memperoleh pujian murahan dari orang yang tidak tahu apa-apa. Arjuna juga berpikir bahwa kesadaran Kṛṣṇa, buddhi yoga atau kecerdasan dalam kemajuan pengetahuan secara rohani, adalah seperti mengundurkan diri dari kehidupan yang aktif dan berlatih melakukan pertapaan dan kesederhanaan di tempat sunyi. Dengan kata lain, secara lihai Arjuna ingin menghindari pertempuran dengan menggunakan kesadaran Kṛṣṇa sebagai alasan. Tetapi sebagai seorang murid yang tulus ikhlas, Arjuna mengutarakan hal itu di hadapan guru kerohaniannya dan bertanya kepada Kṛṣṇa mengenai perbuatan mana yang paling baik untuk dilakukannya. Sebagai jawaban, Sri Kṛṣṇa menjelaskan ''karma-yoga'', atau pekerjaan dalam kesadaran Kṛṣṇa, secara panjang lebar dalam Bab Tiga ini.
</div>
</div>



Latest revision as of 01:52, 28 June 2018

Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 1

अर्जुन उवाच
ज्यायसी चेत्कर्मणस्ते मता बुद्धिर्जनार्दन ।
तत्किं कर्मणि घोरे मां नियोजयसि केशव ॥१॥
arjuna uvāca
jyāyasī cet karmaṇas te
matā buddhir janārdana
tat kiḿ karmaṇi ghore māḿ
niyojayasi keśava

Sinonim

arjunaḥ uvāca—Arjuna berkata; jyāyasī—lebih baik; cet—kalau; karmaṇaḥ—daripada perbuatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; te—oleh Anda; matā—dianggap; buddhiḥ—kecerdasan; janārdana—o Kṛṣṇa; tat—karena itu; kim—mengapa; karmaṇi—dalam perbuatan; ghore—mengerikan; mām—hamba; niyojayasi—Anda menjadikan sibuk; keśava—O Kṛṣṇa

Terjemahan

Arjuna berkata: O Janārdana, o Keśava, mengapa Anda ingin supaya hamba menjadi sibuk dalam perang yang mengerikan ini, kalau Anda menganggap kecerdasan lebih baik daripada pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil?

Penjelasan

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Śrī Kṛṣṇa sudah menguraikan kedudukan dasar sang roh secara panjang lebar dalam bab sebelumnya dengan maksud menyelamatkan Arjuna, kawan dekatNya, dari lautan kesedihan material. Jalan keinsafan sudah dianjurkan: buddhi-yoga, atau kesadaran Kṛṣṇa. Kadang-kadang orang salah paham dengan anggapan bahwa mengikuti kesadaran Kṛṣṇa berarti tidak melakukan kegiatan apapun, dan orang yang salah paham seperti itu sering mengundurkan diri ke tempat sunyi untuk menginsafi Kṛṣṇa sepenuhnya dengan cara mengucapkan nama suci Śrī Kṛṣṇa. Tetapi jika seseorang belum terlatih dalam filsafat kesadaran Kṛṣṇa, tidak dianjurkan agar ia mengucapkan nama suci Kṛṣṇa di tempat sunyi, sebab di sana ia hanya memperoleh pujian murahan dari orang yang tidak tahu apa-apa. Arjuna juga berpikir bahwa kesadaran Kṛṣṇa, buddhi yoga atau kecerdasan dalam kemajuan pengetahuan secara rohani, adalah seperti mengundurkan diri dari kehidupan yang aktif dan berlatih melakukan pertapaan dan kesederhanaan di tempat sunyi. Dengan kata lain, secara lihai Arjuna ingin menghindari pertempuran dengan menggunakan kesadaran Kṛṣṇa sebagai alasan. Tetapi sebagai seorang murid yang tulus ikhlas, Arjuna mengutarakan hal itu di hadapan guru kerohaniannya dan bertanya kepada Kṛṣṇa mengenai perbuatan mana yang paling baik untuk dilakukannya. Sebagai jawaban, Sri Kṛṣṇa menjelaskan karma-yoga, atau pekerjaan dalam kesadaran Kṛṣṇa, secara panjang lebar dalam Bab Tiga ini.