ID/BG 3.21: Difference between revisions

(Bhagavad-gita Compile Form edit)
 
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
 
Line 5: Line 5:


==== ŚLOKA 21 ====
==== ŚLOKA 21 ====
<div class="devanagari">
:यद्यदाचरति श्रेष्ठस्तत्तदेवेतरो जनः ।
:स यत्प्रमाणं कुरुते लोकस्तदनुवर्तते ॥२१॥
</div>


<div class="verse">
<div class="verse">
:''yad yad ācarati śreṣṭhas''
:yad yad ācarati śreṣṭhas
:''tat tad evetaro janaḥ''
:tat tad evetaro janaḥ
:''sa yat pramāṇaḿ kurute''
:sa yat pramāṇaḿ kurute
:''lokas tad anuvartate''
:lokas tad anuvartate
 
</div>
</div>


Line 17: Line 21:


<div class="synonyms">
<div class="synonyms">
yat yat—apa pun; ācarati—dia melakukan; śreṣṭhaḥ—pemimpin yang terhormat; tat—itu; tat—dan itu saja; evā—pasti; itaraḥ—umum; janaḥ—seseorang; saḥ—dia; yat—manapun; pramāṇam—teladan; kurute—melakukan; lokaḥ—seluruh dunia; tat—itu; anuvartate—mengikuti langkah-langkah.
''yat yat''—apa pun; ''ācarati''—dia melakukan; ''śreṣṭhaḥ''—pemimpin yang terhormat; ''tat''—itu; ''tat''—dan itu saja; ''evā''—pasti; ''itaraḥ''—umum; ''janaḥ''—seseorang; ''saḥ''—dia; ''yat''—manapun; ''pramāṇam''—teladan; ''kurute''—melakukan; ''lokaḥ''—seluruh dunia; ''tat''—itu; ''anuvartate''—mengikuti langkah-langkah.
</div>
</div>


Line 29: Line 33:


<div class="purport">
<div class="purport">
Rakyat umum selalu memerlukan pemimpin yang dapat mengajar rakyat dengan tingkah laku yang praktis. Seorang pemimpin tidak dapat mengajar rakyat untuk berhenti merokok kalau dia sendiri merokok. Śrī Caitanya Mahāprabhu mengatakan bahwa seharusnya tingkah laku seorang guru sudah baik bahkan sebelum dia mulai mengajar. Orang yang mengajar dengan cara seperti itu disebut ācārya, atau guru teladan. Karena itu, seorang guru harus mengikuti prinsip-prinsip śāstra (Kitab Suci) untuk mengajar orang awam. Seorang guru tidak dapat membuat peraturan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Kitab-kitab Suci yang sudah diwahyukan. Kitab-kitab Suci, misalnya Manu-saṁhitā dan lain sebagainya, dianggap buku-buku  baku untuk diikuti oleh masyarakat manusia. Jadi, apa yang diajarkan oleh pemimpin seharusnya berdasarkan prinsip-prinsip śastra-śastra baku seperti itu. Orang yang ingin memperbaiki dirinya harus mengikuti aturan baku sebagaimana dipraktekkan oleh para guru besar. Śrīmad-Bhāgavatam juga membenarkan bahwa hendaknya seseorang mengikuti langkah-langkah penyembah-penyembah yang mulia, dan itulah cara maju dalam menempuh jalan keinsafan rohani. Seorang raja, atau pemimpin negara, ayah dan guru di sekolah semua dianggap pemimpin yang wajar bagi rakyat umum yang tidak berdosa. Semua pemimpin tersebut harus memikul tanggung jawab yang besar terhadap bawahannya. Karena itu, mereka harus menguasai kitab-kitab baku yang berisi rumus-rumus moral dan rumus-rumus rohani.
Rakyat umum selalu memerlukan pemimpin yang dapat mengajar rakyat dengan tingkah laku yang praktis. Seorang pemimpin tidak dapat mengajar rakyat untuk berhenti merokok kalau dia sendiri merokok. Śrī Caitanya Mahāprabhu mengatakan bahwa seharusnya tingkah laku seorang guru sudah baik bahkan sebelum dia mulai mengajar. Orang yang mengajar dengan cara seperti itu disebut ''ācārya'', atau guru teladan. Karena itu, seorang guru harus mengikuti prinsip-prinsip ''śāstra'' (Kitab Suci) untuk mengajar orang awam. Seorang guru tidak dapat membuat peraturan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Kitab-kitab Suci yang sudah diwahyukan. Kitab-kitab Suci, misalnya ''Manu-saṁhitā'' dan lain sebagainya, dianggap buku-buku  baku untuk diikuti oleh masyarakat manusia. Jadi, apa yang diajarkan oleh pemimpin seharusnya berdasarkan prinsip-prinsip ''śastra-śastra'' baku seperti itu. Orang yang ingin memperbaiki dirinya harus mengikuti aturan baku sebagaimana dipraktekkan oleh para guru besar. ''Śrīmad-Bhāgavatam'' juga membenarkan bahwa hendaknya seseorang mengikuti langkah-langkah penyembah-penyembah yang mulia, dan itulah cara maju dalam menempuh jalan keinsafan rohani. Seorang raja, atau pemimpin negara, ayah dan guru di sekolah semua dianggap pemimpin yang wajar bagi rakyat umum yang tidak berdosa. Semua pemimpin tersebut harus memikul tanggung jawab yang besar terhadap bawahannya. Karena itu, mereka harus menguasai kitab-kitab baku yang berisi rumus-rumus moral dan rumus-rumus rohani.
</div>
</div>



Latest revision as of 01:59, 28 June 2018

Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 21

यद्यदाचरति श्रेष्ठस्तत्तदेवेतरो जनः ।
स यत्प्रमाणं कुरुते लोकस्तदनुवर्तते ॥२१॥
yad yad ācarati śreṣṭhas
tat tad evetaro janaḥ
sa yat pramāṇaḿ kurute
lokas tad anuvartate

Sinonim

yat yat—apa pun; ācarati—dia melakukan; śreṣṭhaḥ—pemimpin yang terhormat; tat—itu; tat—dan itu saja; evā—pasti; itaraḥ—umum; janaḥ—seseorang; saḥ—dia; yat—manapun; pramāṇam—teladan; kurute—melakukan; lokaḥ—seluruh dunia; tat—itu; anuvartate—mengikuti langkah-langkah.

Terjemahan

Perbuatan apapun yang dilakukan orang besar, akan diikuti oleh orang awam. Standar apapun yang ditetapkan dengan perbuatannya sebagai teladan, diikuti oleh seluruh dunia.

Penjelasan

Rakyat umum selalu memerlukan pemimpin yang dapat mengajar rakyat dengan tingkah laku yang praktis. Seorang pemimpin tidak dapat mengajar rakyat untuk berhenti merokok kalau dia sendiri merokok. Śrī Caitanya Mahāprabhu mengatakan bahwa seharusnya tingkah laku seorang guru sudah baik bahkan sebelum dia mulai mengajar. Orang yang mengajar dengan cara seperti itu disebut ācārya, atau guru teladan. Karena itu, seorang guru harus mengikuti prinsip-prinsip śāstra (Kitab Suci) untuk mengajar orang awam. Seorang guru tidak dapat membuat peraturan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Kitab-kitab Suci yang sudah diwahyukan. Kitab-kitab Suci, misalnya Manu-saṁhitā dan lain sebagainya, dianggap buku-buku baku untuk diikuti oleh masyarakat manusia. Jadi, apa yang diajarkan oleh pemimpin seharusnya berdasarkan prinsip-prinsip śastra-śastra baku seperti itu. Orang yang ingin memperbaiki dirinya harus mengikuti aturan baku sebagaimana dipraktekkan oleh para guru besar. Śrīmad-Bhāgavatam juga membenarkan bahwa hendaknya seseorang mengikuti langkah-langkah penyembah-penyembah yang mulia, dan itulah cara maju dalam menempuh jalan keinsafan rohani. Seorang raja, atau pemimpin negara, ayah dan guru di sekolah semua dianggap pemimpin yang wajar bagi rakyat umum yang tidak berdosa. Semua pemimpin tersebut harus memikul tanggung jawab yang besar terhadap bawahannya. Karena itu, mereka harus menguasai kitab-kitab baku yang berisi rumus-rumus moral dan rumus-rumus rohani.