ID/BG 4.2: Difference between revisions
(Bhagavad-gita Compile Form edit) |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 5: | Line 5: | ||
==== ŚLOKA 2 ==== | ==== ŚLOKA 2 ==== | ||
<div class="devanagari"> | |||
:एवं परम्पराप्राप्तमिमं राजर्षयो विदुः । | |||
:स कालेनेह महता योगो नष्टः परन्तप ॥२॥ | |||
</div> | |||
<div class="verse"> | <div class="verse"> | ||
: | :evaḿ paramparā-prāptam | ||
: | :imaḿ rājarṣayo viduḥ | ||
: | :sa kāleneha mahatā | ||
: | :yogo naṣṭaḥ parantapa | ||
</div> | </div> | ||
Line 17: | Line 21: | ||
<div class="synonyms"> | <div class="synonyms"> | ||
''evam''—demikian; ''paramparā''—melalui garis perguruan; ''prāptam''—diterima; ''imām''—ilmu pengetahuan ini; ''rāja-ṛṣayaḥ''—para raja yang suci; ''viduḥ''—mengerti; ''saḥ''—pengetahuan itu; ''kālena''—sesudah beberapa waktu; ''iha''—di dunia ini; ''mahatā''—mulia; ''yogaḥ''—ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara diri kita dengan Yang Mahakuasa; ''naṣṭaḥ''—terhambur; ''parantapa''—wahai Arjuna, penakluk musuh. | |||
</div> | </div> | ||
Line 29: | Line 33: | ||
<div class="purport"> | <div class="purport"> | ||
Dinyatakan dengan jelas bahwa ''Bhagavad-gītā'' khususnya dimaksudkan untuk para raja-raja yang suci, karena mereka harus melaksanakan maksud ''Bhagavad-gītā'' dalam memimpin para warga negara. Tentu saja ''Bhagavad-gītā'' tidak pernah dimaksudkan untuk orang jahat, yang akan mengaburkan nilai ''Bhagavad-gītā'' tanpa menguntungkan siapapun dan membuat dengan segala jenis tafsiran menurut selera pribadi. Begitu maksud ''Bhagavad-gītā'' yang asli dikaburkan oleh motif-motif penafsir-penafsir yang tidak mempunyai prinsip, garis perguruan perlu didirikan kembali. Lima ribu tahun yang lalu Kṛṣṇa Sendiri mengetahui bahwa garis perguruan terputus; karena itu, Beliau menyatakan bahwa maksud ''Bhagavad-gītā'' tampaknya telah hilang. Dengan cara yang sama, saat ini juga begitu banyak edisi ''Bhagavad-gītā'' (khususnya dalam bahasa Inggris), tetapi hampir semuanya tidak sesuai dengan garis perguruan yang dibenarkan. Ada penafsiran-penafsiran yang jumlahnya tidak dapat dihitung hasil karya sarjana-sarjana duniawi, tetapi hampir semuanya tidak mengakui Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa, walaupun mereka cukup beruntung dengan memperdagangkan kata-kata Sri Kṛṣṇa. Sikap tersebut merupakan sikap ''asura'', sebab orang yang bersikap asura tidak percaya kepada Tuhan, melainkan mereka hanya menikmati benda-benda milik Tuhan. Oleh karena edisi ''Bhagavad-gītā'' sebagaimana ''Bhagavad-gītā'' diterima dari sistem ''paramparā'' (garis perguruan) sangat dibutuhkan, dengan ini diusahakan agar kebutuhan yang penting ini dipenuhi. ''Bhagavad-gītā''—yang diterima menurut aslinyā—adalah berkat yang besar bagi manusia; tetapi kalau ''Bhagavad-gītā'' diterima sebagai karya tulis tentang angan-angan filsafat, maka itu hanya memboroskan waktu saja. | Dinyatakan dengan jelas bahwa ''Bhagavad-gītā'' khususnya dimaksudkan untuk para raja-raja yang suci, karena mereka harus melaksanakan maksud ''Bhagavad-gītā'' dalam memimpin para warga negara. Tentu saja ''Bhagavad-gītā'' tidak pernah dimaksudkan untuk orang jahat, yang akan mengaburkan nilai ''Bhagavad-gītā'' tanpa menguntungkan siapapun dan membuat dengan segala jenis tafsiran menurut selera pribadi. Begitu maksud ''Bhagavad-gītā'' yang asli dikaburkan oleh motif-motif penafsir-penafsir yang tidak mempunyai prinsip, garis perguruan perlu didirikan kembali. Lima ribu tahun yang lalu Kṛṣṇa Sendiri mengetahui bahwa garis perguruan terputus; karena itu, Beliau menyatakan bahwa maksud ''Bhagavad-gītā'' tampaknya telah hilang. Dengan cara yang sama, saat ini juga begitu banyak edisi ''Bhagavad-gītā'' (khususnya dalam bahasa Inggris), tetapi hampir semuanya tidak sesuai dengan garis perguruan yang dibenarkan. Ada penafsiran-penafsiran yang jumlahnya tidak dapat dihitung hasil karya sarjana-sarjana duniawi, tetapi hampir semuanya tidak mengakui Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa, walaupun mereka cukup beruntung dengan memperdagangkan kata-kata Sri Kṛṣṇa. Sikap tersebut merupakan sikap ''asura'', sebab orang yang bersikap ''asura'' tidak percaya kepada Tuhan, melainkan mereka hanya menikmati benda-benda milik Tuhan. Oleh karena edisi ''Bhagavad-gītā'' sebagaimana ''Bhagavad-gītā'' diterima dari sistem ''paramparā'' (garis perguruan) sangat dibutuhkan, dengan ini diusahakan agar kebutuhan yang penting ini dipenuhi. ''Bhagavad-gītā''—yang diterima menurut aslinyā—adalah berkat yang besar bagi manusia; tetapi kalau ''Bhagavad-gītā'' diterima sebagai karya tulis tentang angan-angan filsafat, maka itu hanya memboroskan waktu saja. | ||
</div> | </div> | ||
Latest revision as of 02:20, 28 June 2018
ŚLOKA 2
- एवं परम्पराप्राप्तमिमं राजर्षयो विदुः ।
- स कालेनेह महता योगो नष्टः परन्तप ॥२॥
- evaḿ paramparā-prāptam
- imaḿ rājarṣayo viduḥ
- sa kāleneha mahatā
- yogo naṣṭaḥ parantapa
Sinonim
evam—demikian; paramparā—melalui garis perguruan; prāptam—diterima; imām—ilmu pengetahuan ini; rāja-ṛṣayaḥ—para raja yang suci; viduḥ—mengerti; saḥ—pengetahuan itu; kālena—sesudah beberapa waktu; iha—di dunia ini; mahatā—mulia; yogaḥ—ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara diri kita dengan Yang Mahakuasa; naṣṭaḥ—terhambur; parantapa—wahai Arjuna, penakluk musuh.
Terjemahan
Ilmu pengetahuan yang paling utama ini diterima dengan cara sedemikian rupa melalui rangkaian garis perguruan guru-guru kerohanian, dan para raja yang suci mengerti ilmu pengetahuan tersebut dengan cara seperti itu. Tetapi sesudah beberapa waktu, garis perguruan itu terputus; karena itu, rupanya ilmu pengetahuan yang asli itu sudah hilang.
Penjelasan
Dinyatakan dengan jelas bahwa Bhagavad-gītā khususnya dimaksudkan untuk para raja-raja yang suci, karena mereka harus melaksanakan maksud Bhagavad-gītā dalam memimpin para warga negara. Tentu saja Bhagavad-gītā tidak pernah dimaksudkan untuk orang jahat, yang akan mengaburkan nilai Bhagavad-gītā tanpa menguntungkan siapapun dan membuat dengan segala jenis tafsiran menurut selera pribadi. Begitu maksud Bhagavad-gītā yang asli dikaburkan oleh motif-motif penafsir-penafsir yang tidak mempunyai prinsip, garis perguruan perlu didirikan kembali. Lima ribu tahun yang lalu Kṛṣṇa Sendiri mengetahui bahwa garis perguruan terputus; karena itu, Beliau menyatakan bahwa maksud Bhagavad-gītā tampaknya telah hilang. Dengan cara yang sama, saat ini juga begitu banyak edisi Bhagavad-gītā (khususnya dalam bahasa Inggris), tetapi hampir semuanya tidak sesuai dengan garis perguruan yang dibenarkan. Ada penafsiran-penafsiran yang jumlahnya tidak dapat dihitung hasil karya sarjana-sarjana duniawi, tetapi hampir semuanya tidak mengakui Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Kṛṣṇa, walaupun mereka cukup beruntung dengan memperdagangkan kata-kata Sri Kṛṣṇa. Sikap tersebut merupakan sikap asura, sebab orang yang bersikap asura tidak percaya kepada Tuhan, melainkan mereka hanya menikmati benda-benda milik Tuhan. Oleh karena edisi Bhagavad-gītā sebagaimana Bhagavad-gītā diterima dari sistem paramparā (garis perguruan) sangat dibutuhkan, dengan ini diusahakan agar kebutuhan yang penting ini dipenuhi. Bhagavad-gītā—yang diterima menurut aslinyā—adalah berkat yang besar bagi manusia; tetapi kalau Bhagavad-gītā diterima sebagai karya tulis tentang angan-angan filsafat, maka itu hanya memboroskan waktu saja.