ID/BG 5: Difference between revisions
(Created page with "I05 1 <div style="float:left">'''Indonesian - Bhagavad-gita Menurut Aslinya|B...") |
(Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists) |
||
Line 1: | Line 1: | ||
[[Category:Indonesian - Bhagavad-gita Menurut Aslinya|I05]] | [[Category:Indonesian - Bhagavad-gita Menurut Aslinya|I05]] | ||
[[Category:ID/Bhagavad-gītā - Bab 5|1]] | [[Category:ID/Bhagavad-gītā - Bab 5|1]] | ||
<div style="float:left">'''[[Indonesian - Bhagavad-gita Menurut Aslinya|Bhagavad-gītā Menurut Aslinya]] - [[ID/BG 5| BAB LIMA: Karma- | <div style="float:left">'''[[Indonesian - Bhagavad-gita Menurut Aslinya|Bhagavad-gītā Menurut Aslinya]] - [[ID/BG 5| BAB LIMA: Karma-yoga—Perbuatan Dalam Kesadaran Kṛṣṇa]]'''</div> | ||
<div style="float:right">[[File:Go-previous.png|link=ID/BG 4]] '''[[ID/BG 4|BAB EMPAT]] - [[ID/BG 6|BAB ENAM]]''' [[File:Go-next.png|link=ID/BG 6| BAB 6]]</div> | <div style="float:right">[[File:Go-previous.png|link=ID/BG 4]] '''[[ID/BG 4|BAB EMPAT]] - [[ID/BG 6|BAB ENAM]]''' [[File:Go-next.png|link=ID/BG 6| BAB 6]]</div> | ||
Line 21: | Line 21: | ||
'''[[ID/BG 5.7|ŚLOKA 5.7]]:''' Orang yang bekerja dalam bhakti, yang menjadi roh yang murni, yang mengendalikan pikiran dan indria-indria, dicintai oleh semua orang, dan diapun mencintai semua orang. Walaupun dia selalu bekerja, dia tidak pernah terikat. | '''[[ID/BG 5.7|ŚLOKA 5.7]]:''' Orang yang bekerja dalam bhakti, yang menjadi roh yang murni, yang mengendalikan pikiran dan indria-indria, dicintai oleh semua orang, dan diapun mencintai semua orang. Walaupun dia selalu bekerja, dia tidak pernah terikat. | ||
'''[[ID/BG 5.8 | '''[[ID/BG 5.8-9|ŚLOKA-ŚLOKA 5.8-9]]:''' Walaupun orang yang sadar secara rohani sibuk dapat melihat, mendengar, meraba, mencium, makan, bergerak ke sana ke mari, tidur dan tarik nafas, dia selalu menyadari di dalam hatinya bahwa sesungguhnya dia sama sekali tidak berbuat apa-apa. Ia mengetahui bahwa berbicara, membuang hajat, menerima sesuatu, membuka atau memejamkan mata, ia selalu mengetahui bahwa hanyalah indria-indria material yang sibuk dengan obyek-obyeknya dan bahwa dirinya menyisih dari indria-indria material tersebut. | ||
'''[[ID/BG 5.10|ŚLOKA 5.10]]:''' Orang yang melakukan tugas kewajibannya tanpa ikatan, dengan menyerahkan hasil perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak dipengaruhi oleh perbuatan yang berdosa, ibarat daun bunga padma yang tidak disentuh oleh air. | '''[[ID/BG 5.10|ŚLOKA 5.10]]:''' Orang yang melakukan tugas kewajibannya tanpa ikatan, dengan menyerahkan hasil perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak dipengaruhi oleh perbuatan yang berdosa, ibarat daun bunga padma yang tidak disentuh oleh air. | ||
Line 57: | Line 57: | ||
'''[[ID/BG 5.26|ŚLOKA 5.26]]:''' Orang yang bebas dari amarah dan segala keinginan material, insaf akan diri, berdisiplin diri dan senantiasa berusaha mencapai kesempurnaan, pasti akan mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa dalam waktu yang dekat sekali. | '''[[ID/BG 5.26|ŚLOKA 5.26]]:''' Orang yang bebas dari amarah dan segala keinginan material, insaf akan diri, berdisiplin diri dan senantiasa berusaha mencapai kesempurnaan, pasti akan mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa dalam waktu yang dekat sekali. | ||
'''[[ID/BG 5.27 | '''[[ID/BG 5.27-28|ŚLOKA-ŚLOKA 5.27-28]]:''' Dengan menutup indria terhadap segala obyek indria dari luar, menjaga mata dan penglihatan dipusatkan antara kedua alis mata, menghentikan nafas keluar dan masuk di dalam lobang hidung, dan dengan cara demikian mengendalikan pikiran, indria-indria dan kecerdasan, seorang rohaniwan yang bertujuan mencapai pembebasan menjadi bebas dari keinginan, rasa takut dan amarah. Orang yang selalu berada dalam keadaan demikian pasti mencapai pembebasan. | ||
'''[[ID/BG 5.29|ŚLOKA 5.29]]:''' Orang yang sadar kepadaKu sepenuhnya, karena ia mengenal Aku sebagai Penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan Yang Maha Esa penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang mengharapkan kesejahteraan semua mahkluk hidup, akan mencapai kedamaian dari penderitaan kesengsaraan material. | '''[[ID/BG 5.29|ŚLOKA 5.29]]:''' Orang yang sadar kepadaKu sepenuhnya, karena ia mengenal Aku sebagai Penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan Yang Maha Esa penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang mengharapkan kesejahteraan semua mahkluk hidup, akan mencapai kedamaian dari penderitaan kesengsaraan material. | ||
<div style="float:right">[[File:Go-previous.png|link=ID/BG 4]] '''[[ID/BG 4|BAB EMPAT]] - [[ID/BG 6|BAB ENAM]]''' [[File:Go-next.png|link=ID/BG 6|BAB ENAM]]</div> | <div style="float:right">[[File:Go-previous.png|link=ID/BG 4]] '''[[ID/BG 4|BAB EMPAT]] - [[ID/BG 6|BAB ENAM]]''' [[File:Go-next.png|link=ID/BG 6|BAB ENAM]]</div> |
Latest revision as of 02:35, 28 June 2018
Penjelasan dari Śrīla Prabhupāda bisa dilihat dengan cara mengklik tautan śloka
ŚLOKA 5.1: Arjuna berkata: O Kṛṣṇa, pertama-tama Anda meminta supaya hamba melepaskan ikatan terhadap pekerjaan, kemudian sekali lagi Anda menganjurkan bekerja dengan bhakti. Sekarang mohon memberitahukan kepada hamba secara pasti yang mana di antara keduanya lebih bermanfaat?
ŚLOKA 5.2: Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa menjawab: Melepaskan ikatan terhadap pekerjaan dan bekerja dalam bhakti maka kedua-duanya bermanfaat untuk mencapai pembebasan. Tetapi di antara keduanya, pekerjaan dalam bhakti lebih baik daripada melepaskan ikatan terhadap pekerjaan.
ŚLOKA 5.3: Orang yang tidak membenci atau pun menginginkan hasil atau pahala dari kegiatannya dikenal sebagai orang yang selalu melepaskan ikatan. Orang seperti itu, yang bebas dari segala hal yang relatif, dengan mudah mengatasi ikatan material dan mencapai pembebasan sepenuhnya, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.
ŚLOKA 5.4: Hanya orang yang bodoh membicarakan bhakti [karma-yoga] sebagai hal yang berbeda dari mempelajari dunia material secara analisis [Sāṅkhya]. Orang yang benar-benar bijaksana mengatakan bahwa orang yang menekuni salah satu di antara kedua jalan tersebut dengan baik akan mencapai hasil dari kedua-duanya.
ŚLOKA 5.5: Orang yang mengetahui bahwa kedudukan yang dicapai dengan cara belajar secara analisis juga dapat dicapai dengan bhakti, dan karena itu melihat bahwa pelajaran analisis dan bhakti sejajar, melihat hal-hal dengan sebenarnya.
ŚLOKA 5.6: Kalau seseorang hanya melepaskan segala kegiatan namun tidak menekuni bhakti kepada Tuhan, itu tidak dapat membahagiakan dirinya. Tetapi orang yang banyak berpikir yang menekuni bhakti dapat mencapai kepada Yang Mahakuasa dengan segera, wahai yang berlengan perkasa.
ŚLOKA 5.7: Orang yang bekerja dalam bhakti, yang menjadi roh yang murni, yang mengendalikan pikiran dan indria-indria, dicintai oleh semua orang, dan diapun mencintai semua orang. Walaupun dia selalu bekerja, dia tidak pernah terikat.
ŚLOKA-ŚLOKA 5.8-9: Walaupun orang yang sadar secara rohani sibuk dapat melihat, mendengar, meraba, mencium, makan, bergerak ke sana ke mari, tidur dan tarik nafas, dia selalu menyadari di dalam hatinya bahwa sesungguhnya dia sama sekali tidak berbuat apa-apa. Ia mengetahui bahwa berbicara, membuang hajat, menerima sesuatu, membuka atau memejamkan mata, ia selalu mengetahui bahwa hanyalah indria-indria material yang sibuk dengan obyek-obyeknya dan bahwa dirinya menyisih dari indria-indria material tersebut.
ŚLOKA 5.10: Orang yang melakukan tugas kewajibannya tanpa ikatan, dengan menyerahkan hasil perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak dipengaruhi oleh perbuatan yang berdosa, ibarat daun bunga padma yang tidak disentuh oleh air.
ŚLOKA 5.11: Para yogī yang melepaskan ikatan, bertindak dengan badan, pikiran, kecerdasan dan bahkan dengan indria-indria pun hanya dimaksudkan untuk penyucian diri.
ŚLOKA 5.12: Orang yang berbhakti secara mantap mencapai kedamaian yang murni karena dia mempersembahkan hasil segala kegiatan kepadaKu; sedangkan orang yang tidak bergabung dengan Yang Mahasuci, dan kelobaan untuk mendapat hasil dari pekerjaannya, menjadi terikat.
ŚLOKA 5.13: Apabila makhluk hidup yang membadan mengendalikan sifatnya dan secara mental melepaskan ikatan terhadap segala perbuatan, ia akan tinggal dengan bahagia di kota yang mempunyai sembilan pintu gerbang [badan jasmani], dan ia tidak bekerja ataupun menyebabkan pekerjaan dilakukan.
ŚLOKA 5.14: Sang roh di dalam badan, penguasa kota badannya, tidak menciptakan kegiatan, tidak menyebabkan orang bertindak ataupun menciptakan hasil perbuatan. Segala hal tersebut dilaksanakan oleh sifat-sifat alam material.
ŚLOKA 5.15: Tuhan Yang Maha Esa tidak mengambil kegiatan yang berdosa atau kegiatan saleh yang dilakukan oleh siapapun. Akan tetapi, makhluk yang membadan dibingungkan karena kebodohan yang menutupi pengetahuan mereka yang sejati.
ŚLOKA 5.16: Akan tetapi, apabila seseorang dibebaskan dari kebodohannya dengan pengetahuan yang membinasakan kebodohan, pengetahuannya mengungkapkan segala sesuatu, seperti matahari menerangi segala sesuatu pada waktu siang.
ŚLOKA 5.17: Apabila kecerdasan, pikiran, maupun kepercayaan dan tempat berlindung seseorang semua mantap dalam Yang Mahakuasa, dia disucikan sepenuhnya dari keragu-raguan mengetahui pengetahuan yang lengkap dan dengan demikian dia maju lurus menempuh jalan pembebasan.
ŚLOKA 5.18: Para resi yang rendah hati, berdasarkan pengetahuan yang sejati, melihat seorang brāhmaṇa yang bijaksana dan lemah lembut, seekor sapi, seekor gajah, seekor anjing dan orang yang makan anjing dengan penglihatan yang sama.
ŚLOKA 5.19: Orang yang pikirannya telah mantap dalam persamaan dan kemerataan sikap, telah mengalahkan keadaan kelahiran dan kematian. Bagaikan Brahman mereka bebas dari kelemahan, dan karena itu mereka sudah mantap dalam Brahman.
ŚLOKA 5.20: Seseorang sudah mantap dalam kerohanian jika ia tidak merasa riang bila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan ataupun menyesal bila ia mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, paham tentang dirinya sendiri, tidak dibingungkan, dan menguasai ilmu pengetahuan tentang Tuhan.
ŚLOKA 5.21: Orang yang sudah mencapai pembebasan seperti itu tidak tertarik kesenangan indria-indria material, melainkan dia selalu berada dalam semadi, dan menikmati kebahagiaan di dalam hatinya. Dengan cara demikian, orang yang sudah insaf akan dirinya menikmati kebahagiaan yang tidak terhingga, sebab ia memusatkan pikirannya kepada Yang Mahakuasa.
ŚLOKA 5.22: Orang cerdas tidak ikut serta dalam sumber-sumber kesengsaraan, yang disebabkan oleh hubungan dengan indria-indria material. Wahai putera Kuntī, kesenangan seperti itu berawal dan berakhir, karena itu, orang bijaksana tidak bersenang hati dengan hal-hal itu.
ŚLOKA 5.23: Kalau seseorang dapat menahan dorongan indria-indria material dan menahan kekuatan keinginan dan amarah sebelum ia meninggalkan badan yang dimilikinya sekarang, maka kedudukannya baik dan ia berbahagia di dunia ini.
ŚLOKA 5.24: Orang yang berbahagia di dalam dirinya, giat dan riang di dalam dirinya, dan tujuannya di dalam dirinya, sungguh-sungguh ahli kebatinan yang sempurna. Dia mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa, dan akhirnya dia mencapai kepada Yang Mahakuasa.
ŚLOKA 5.25: Orang yang berada di luar hal-hal yang relatif yang berasal dari keragu-raguan, dengan pikirannya tekun di dalam hati, selalu sibuk bekerja demi kesejahteraan semua makhluk hidup, dan bebas dari segala dosa, mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa.
ŚLOKA 5.26: Orang yang bebas dari amarah dan segala keinginan material, insaf akan diri, berdisiplin diri dan senantiasa berusaha mencapai kesempurnaan, pasti akan mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa dalam waktu yang dekat sekali.
ŚLOKA-ŚLOKA 5.27-28: Dengan menutup indria terhadap segala obyek indria dari luar, menjaga mata dan penglihatan dipusatkan antara kedua alis mata, menghentikan nafas keluar dan masuk di dalam lobang hidung, dan dengan cara demikian mengendalikan pikiran, indria-indria dan kecerdasan, seorang rohaniwan yang bertujuan mencapai pembebasan menjadi bebas dari keinginan, rasa takut dan amarah. Orang yang selalu berada dalam keadaan demikian pasti mencapai pembebasan.
ŚLOKA 5.29: Orang yang sadar kepadaKu sepenuhnya, karena ia mengenal Aku sebagai Penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan Yang Maha Esa penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang mengharapkan kesejahteraan semua mahkluk hidup, akan mencapai kedamaian dari penderitaan kesengsaraan material.