ID/Prabhupada 0826 - Gerakan Kesadaran Kṛṣṇa Kita Ini Sedang Mengalihkan Upaya Bekerja Keras Itu Ke Dalam Urusan-urusan Kṛṣṇa: Difference between revisions
(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 INdonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0826 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1972 Category:ID-Quotes...") |
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version) |
||
Line 1: | Line 1: | ||
<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> | <!-- BEGIN CATEGORY LIST --> | ||
[[Category:1080 | [[Category:1080 Indonesian Pages with Videos]] | ||
[[Category:Prabhupada 0826 - in all Languages]] | [[Category:Prabhupada 0826 - in all Languages]] | ||
[[Category:ID-Quotes - 1972]] | [[Category:ID-Quotes - 1972]] | ||
Line 9: | Line 9: | ||
<!-- END CATEGORY LIST --> | <!-- END CATEGORY LIST --> | ||
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE --> | <!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE --> | ||
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0825 - Kehidupan Manusia Seharusnya Hanyalah Merupakan Upaya Untuk Bisa Menjadi Terhubung Dengan Kaki Padma Kṛṣṇa Saja|0825| | {{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0825 - Kehidupan Manusia Seharusnya Hanyalah Merupakan Upaya Untuk Bisa Menjadi Terhubung Dengan Kaki Padma Kṛṣṇa Saja|0825|ID/Prabhupada 0827 - Kewajiban Ācārya Adalah Untuk Menunjukkan Perintah Śāstra|0827}} | ||
<!-- END NAVIGATION BAR --> | <!-- END NAVIGATION BAR --> | ||
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK--> | <!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK--> | ||
<div class="center"> | <div class="center"> | ||
Line 20: | Line 19: | ||
<!-- BEGIN VIDEO LINK --> | <!-- BEGIN VIDEO LINK --> | ||
{{youtube_right| | {{youtube_right|3VPPhBrKOfQ|Gerakan Kesadaran Kṛṣṇa Kita Ini Sedang Mengalihkan Upaya Bekerja Keras Itu Ke Dalam Urusan-urusan Kṛṣṇa<br/>- Prabhupāda 0826}} | ||
<!-- END VIDEO LINK --> | <!-- END VIDEO LINK --> | ||
Line 36: | Line 35: | ||
Tetapi gerakan kesadaran Kṛṣṇa kita ini sedang mengalihkan upaya bekerja keras itu ke dalam urusan-urusan Kṛṣṇa. Karena kecenderungan untuk bekerja keras itu bisa dimanfaatkan. Seperti halnya para filsuf Māyāvādī, mereka berpikir bahwa hawa nafsu dan kemarahan adalah musuh kita. Kāma-krodha-lobha-moha-mātsarya. Tetapi Narottama dāsa Ṭhākura berkata bahwa kāma juga bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Kṛṣṇa. Kāmaṁ kṛṣṇa-karmārpane. Jika seseorang sangat melekat dalam bekerja untuk Kṛṣṇa, maka kecenderungan dari para karmī untuk bekerja dengan sangat keras bagi pemuasan indria-indria juga bisa dimanfaatkan. Hal itu bisa .... Sama halnya, krodha bhakta-dveṣi jane. Krodha, kemarahan, itu tidaklah baik, tetapi kemarahan juga bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Kṛṣṇa. Seperti halnya Hanumān, ia menjadi sangat marah kepada Rāvaṇa demi Tuhan Rāmacandra, dan lalu ia membakar kota emas Rāvaṇa, Lanka. Jadi, kemarahan tersebut dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Tuhan Rāmacandra. Ia tidak pernah memanfaatkan kemarahannya untuk pemuasan indria-indria pribadinya. | Tetapi gerakan kesadaran Kṛṣṇa kita ini sedang mengalihkan upaya bekerja keras itu ke dalam urusan-urusan Kṛṣṇa. Karena kecenderungan untuk bekerja keras itu bisa dimanfaatkan. Seperti halnya para filsuf Māyāvādī, mereka berpikir bahwa hawa nafsu dan kemarahan adalah musuh kita. Kāma-krodha-lobha-moha-mātsarya. Tetapi Narottama dāsa Ṭhākura berkata bahwa kāma juga bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Kṛṣṇa. Kāmaṁ kṛṣṇa-karmārpane. Jika seseorang sangat melekat dalam bekerja untuk Kṛṣṇa, maka kecenderungan dari para karmī untuk bekerja dengan sangat keras bagi pemuasan indria-indria juga bisa dimanfaatkan. Hal itu bisa .... Sama halnya, krodha bhakta-dveṣi jane. Krodha, kemarahan, itu tidaklah baik, tetapi kemarahan juga bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Kṛṣṇa. Seperti halnya Hanumān, ia menjadi sangat marah kepada Rāvaṇa demi Tuhan Rāmacandra, dan lalu ia membakar kota emas Rāvaṇa, Lanka. Jadi, kemarahan tersebut dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Tuhan Rāmacandra. Ia tidak pernah memanfaatkan kemarahannya untuk pemuasan indria-indria pribadinya. | ||
Dengan demikian, segala sesuatu bisa dikaitkan dengan pelayanan kepada Tuhan, dan aku sudah menjelaskan bahwa ada enam hal, mengenai bagaimana pelayanan bhakti, pelayanan bhakti yang murni, merupakan satu-satunya sarana untuk menarik perhatian Kṛṣṇa. Untuk menarik perhatian Kṛṣṇa, kamu tidak bisa memanfaatkan semangat yang dipergunakan oleh para karmī, para jñānī atau para yogi. Kamu benar-benar hanya bisa menarik perhatian Kṛṣṇa melalui pelayanan bhakti saja. Bhaktyā mām abhijānāti. ([[ | Dengan demikian, segala sesuatu bisa dikaitkan dengan pelayanan kepada Tuhan, dan aku sudah menjelaskan bahwa ada enam hal, mengenai bagaimana pelayanan bhakti, pelayanan bhakti yang murni, merupakan satu-satunya sarana untuk menarik perhatian Kṛṣṇa. Untuk menarik perhatian Kṛṣṇa, kamu tidak bisa memanfaatkan semangat yang dipergunakan oleh para karmī, para jñānī atau para yogi. Kamu benar-benar hanya bisa menarik perhatian Kṛṣṇa melalui pelayanan bhakti saja. Bhaktyā mām abhijānāti. ([[ID/BG 18.55|BG 18.55]]). Kṛṣṇa sudah mengatakan dengan jelas bahwa, "Hanya melalui pelayanan bhakti sajalah seseorang bisa memahamiKu." Bhaktyā mām abhijānāti. Jadi, melalui kegiatan para karmī yang dikaitkan dalam pelayanan kepada Kṛṣṇa, maka dengan bekerja keras yang juga merupakan kecenderungan kita, kita juga bisa menarik perhatianNya ..... | ||
Sebenarnya, pelayanan bhakti bergantung pada prinsip-prinsip utama yaitu, śravaṇaṁ kīrtanaṁ viṣṇoḥ smaraṇaṁ pāda-sevanam, arcanaṁ vandanaṁ dāsyam. ([[Vanisource:SB 7.5.23|SB 7.5.23]]). Tetapi di dalam kategori dāsyam .... Seperti halnya Hanumān, Hanumānjī, ia disibukkan di dalam tataran dāsyam. Sedangkan Arjuna disibukkan di dalam tataran sakhyam. Jadi, mereka juga bekerja dengan sangat keras. Medan Pertempuran Kurukṣetra, itu bukanlah suatu tempat untuk duduk-duduk dengan santai dan tenang. Ketika ia bertempur, maka ia juga bertempur sebagaimana layaknya seorang prajurit. Ia melaksanakan semua kewajiban dari seorang prajurit. Tetapi pertempuran itu dilakukannya hanya untuk Kṛṣṇa saja. Dan itulah yang menarik perhatian Kṛṣṇa. Itulah pelayanan bhakti yang murni. Dan karena itu Kṛṣṇa juga memberinya suatu pernyataan bahwa, bhakto 'si priyo 'si. ([[ | Sebenarnya, pelayanan bhakti bergantung pada prinsip-prinsip utama yaitu, śravaṇaṁ kīrtanaṁ viṣṇoḥ smaraṇaṁ pāda-sevanam, arcanaṁ vandanaṁ dāsyam. ([[Vanisource:SB 7.5.23-24|SB 7.5.23]]). Tetapi di dalam kategori dāsyam .... Seperti halnya Hanumān, Hanumānjī, ia disibukkan di dalam tataran dāsyam. Sedangkan Arjuna disibukkan di dalam tataran sakhyam. Jadi, mereka juga bekerja dengan sangat keras. Medan Pertempuran Kurukṣetra, itu bukanlah suatu tempat untuk duduk-duduk dengan santai dan tenang. Ketika ia bertempur, maka ia juga bertempur sebagaimana layaknya seorang prajurit. Ia melaksanakan semua kewajiban dari seorang prajurit. Tetapi pertempuran itu dilakukannya hanya untuk Kṛṣṇa saja. Dan itulah yang menarik perhatian Kṛṣṇa. Itulah pelayanan bhakti yang murni. Dan karena itu Kṛṣṇa juga memberinya suatu pernyataan bahwa, bhakto 'si priyo 'si. ([[ID/BG 4.3|BG 4.3]]). "Arjuna yang baik, engkau adalah sahabat dan juga penyembahKu." Jadi, melalui tindakan apapun, jika hal itu dikaitkan dalam tujuan untuk memuaskan Kṛṣṇa, maka hal itu merupakan pelayanan bhakti dan dengan demikian seseorang bisa menarik perhatian Kṛṣṇa. Perhatian Kṛṣṇa bisa ditarik melalui pelayanan bhakti yang murni, tanpa adanya maksud atau tujuan pribadi. Dan jika .... maksud atau tujuan itu, petunjuk itu, diterima melalui garis perguruan dari guru kerohanian, maka betapa Kṛṣṇa akan menjadi terpuaskan. | ||
<!-- END TRANSLATED TEXT --> | <!-- END TRANSLATED TEXT --> |
Latest revision as of 03:42, 12 July 2019
The Nectar of Devotion -- Vrndavana, November 4, 1972
Di dalam śāstra dikatakan bahwa, "Pada umumnya orang-orang di dunia material ini sangatlah bersifat rajo-guṇa." Karena itulah kegiatan bekerja keras itu mereka anggap sebagai suatu kesenangan. Jika orang suci tidak bekerja ..... karena ia sedang sibuk di dalam pelayanan bhakti, meditasi atau berjapa. Terkadang hal itu disalah-artikan, bahwa orang-orang ini sedang menghindar dari bekerja - karena mereka menganggap bahwa bekerja keras itu sangatlah baik. Kecuali jika kamu bekerja keras, maka mereka akan menganggap bahwa pelayanan bhakti serta berjapa adalah proses untuk menghindar dari bekerja, "Mereka menghindar dari kewajiban sosial serta kewajiban-kewajiban lainnya, dengan menjadi seorang peminta-minta dan hidup dengan membebani orang lain." Begitulah alasan mereka. Jadi, mereka menyukai hal itu, mereka sangat suka bekerja keras.
Tetapi gerakan kesadaran Kṛṣṇa kita ini sedang mengalihkan upaya bekerja keras itu ke dalam urusan-urusan Kṛṣṇa. Karena kecenderungan untuk bekerja keras itu bisa dimanfaatkan. Seperti halnya para filsuf Māyāvādī, mereka berpikir bahwa hawa nafsu dan kemarahan adalah musuh kita. Kāma-krodha-lobha-moha-mātsarya. Tetapi Narottama dāsa Ṭhākura berkata bahwa kāma juga bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Kṛṣṇa. Kāmaṁ kṛṣṇa-karmārpane. Jika seseorang sangat melekat dalam bekerja untuk Kṛṣṇa, maka kecenderungan dari para karmī untuk bekerja dengan sangat keras bagi pemuasan indria-indria juga bisa dimanfaatkan. Hal itu bisa .... Sama halnya, krodha bhakta-dveṣi jane. Krodha, kemarahan, itu tidaklah baik, tetapi kemarahan juga bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Kṛṣṇa. Seperti halnya Hanumān, ia menjadi sangat marah kepada Rāvaṇa demi Tuhan Rāmacandra, dan lalu ia membakar kota emas Rāvaṇa, Lanka. Jadi, kemarahan tersebut dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Tuhan Rāmacandra. Ia tidak pernah memanfaatkan kemarahannya untuk pemuasan indria-indria pribadinya.
Dengan demikian, segala sesuatu bisa dikaitkan dengan pelayanan kepada Tuhan, dan aku sudah menjelaskan bahwa ada enam hal, mengenai bagaimana pelayanan bhakti, pelayanan bhakti yang murni, merupakan satu-satunya sarana untuk menarik perhatian Kṛṣṇa. Untuk menarik perhatian Kṛṣṇa, kamu tidak bisa memanfaatkan semangat yang dipergunakan oleh para karmī, para jñānī atau para yogi. Kamu benar-benar hanya bisa menarik perhatian Kṛṣṇa melalui pelayanan bhakti saja. Bhaktyā mām abhijānāti. (BG 18.55). Kṛṣṇa sudah mengatakan dengan jelas bahwa, "Hanya melalui pelayanan bhakti sajalah seseorang bisa memahamiKu." Bhaktyā mām abhijānāti. Jadi, melalui kegiatan para karmī yang dikaitkan dalam pelayanan kepada Kṛṣṇa, maka dengan bekerja keras yang juga merupakan kecenderungan kita, kita juga bisa menarik perhatianNya .....
Sebenarnya, pelayanan bhakti bergantung pada prinsip-prinsip utama yaitu, śravaṇaṁ kīrtanaṁ viṣṇoḥ smaraṇaṁ pāda-sevanam, arcanaṁ vandanaṁ dāsyam. (SB 7.5.23). Tetapi di dalam kategori dāsyam .... Seperti halnya Hanumān, Hanumānjī, ia disibukkan di dalam tataran dāsyam. Sedangkan Arjuna disibukkan di dalam tataran sakhyam. Jadi, mereka juga bekerja dengan sangat keras. Medan Pertempuran Kurukṣetra, itu bukanlah suatu tempat untuk duduk-duduk dengan santai dan tenang. Ketika ia bertempur, maka ia juga bertempur sebagaimana layaknya seorang prajurit. Ia melaksanakan semua kewajiban dari seorang prajurit. Tetapi pertempuran itu dilakukannya hanya untuk Kṛṣṇa saja. Dan itulah yang menarik perhatian Kṛṣṇa. Itulah pelayanan bhakti yang murni. Dan karena itu Kṛṣṇa juga memberinya suatu pernyataan bahwa, bhakto 'si priyo 'si. (BG 4.3). "Arjuna yang baik, engkau adalah sahabat dan juga penyembahKu." Jadi, melalui tindakan apapun, jika hal itu dikaitkan dalam tujuan untuk memuaskan Kṛṣṇa, maka hal itu merupakan pelayanan bhakti dan dengan demikian seseorang bisa menarik perhatian Kṛṣṇa. Perhatian Kṛṣṇa bisa ditarik melalui pelayanan bhakti yang murni, tanpa adanya maksud atau tujuan pribadi. Dan jika .... maksud atau tujuan itu, petunjuk itu, diterima melalui garis perguruan dari guru kerohanian, maka betapa Kṛṣṇa akan menjadi terpuaskan.