ID/701106 Kelas - Srila Prabhupada Menyampaikan Setetes Nektar di Bombay: Difference between revisions

 
(Vanibot #0025: NectarDropsConnector - add new navigation bars (prev/next))
 
Line 2: Line 2:
[[Category:ID/Tetesan Nektar - 1970]]
[[Category:ID/Tetesan Nektar - 1970]]
[[Category:ID/Tetesan Nektar - Bombay]]
[[Category:ID/Tetesan Nektar - Bombay]]
{{Audiobox_NDrops|ID/Indonesian - Tetesan Nektar Dari Srila Prabhupada|<mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/Nectar+Drops/701106SB-BOMBAY_ND_01.mp3</mp3player>|Jadi, kita sudah mendengar dari śāstra. Mungkin kamu tidak percaya, tetapi kita dapat memahami dalam kehidupan nyata bahwa seorang pria yang telah melakukan pembunuhan, maka ia juga dihukum mati dengan cara digantung. Tidak ada keraguan tentang hal itu. “Nyawa dibayar dengan nyawa.” Jadi, bagaimana orang-orang bodoh ini, maksudku, begitu beraninya membunuh binatang? Jika sudah merupakan suatu kenyataan, bahkan di dalam hukum negaramu bahwa, “nyawa dibayar dengan nyawa,” lalu bagaimana saya menjadi bisa begitu berani melakukan pembunuhan atau membunuh binatang lainnya? Lihatlah? Dan inilah kesimpulannya. Sāstra mengatakan bahwa kamu harus membayar kembali kepada sang jiwa individu yang sudah kamu bunuh itu dengan nyawamu sendiri. Itulah arti dari māṁsa, kata māṁsa dalam bahasa Sansekerta. Māṁsa khadati.|Vanisource:701106 - Lecture SB 06.01.06 - Bombay|701106 - Kelas SB 06.01.06 - Bombay}}
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{Nectar Drops navigation - All Languages|Indonesian|ID/701104 Percakapan - Srila Prabhupada Menyampaikan Setetes Nektar di Bombay|701104|ID/660219 Kelas - Srila Prabhupada Menyampaikan Setetes Nektar di New York|660219}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
{{Audiobox_NDrops|ID/Indonesian - Tetesan Nektar Dari Srila Prabhupada|<mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/Nectar+Drops/701106SB-BOMBAY_ND_01.mp3</mp3player>|Jadi, kita sudah mendengar dari śāstra. Mungkin kamu tidak percaya, tetapi kita dapat memahami dalam kehidupan nyata bahwa seorang pria yang telah melakukan pembunuhan, maka ia juga dihukum mati dengan cara digantung. Tidak ada keraguan tentang hal itu. “Nyawa dibayar dengan nyawa.” Jadi, bagaimana orang-orang bodoh ini, maksudku, begitu beraninya membunuh binatang? Jika sudah merupakan suatu kenyataan, bahkan di dalam hukum negaramu bahwa, “nyawa dibayar dengan nyawa,” lalu bagaimana aku bisa menjadi begitu berani melakukan pembunuhan atau membunuh binatang lainnya? Lihatlah? Dan inilah kesimpulannya. Sāstra mengatakan bahwa kamu harus membayar kembali kepada sang jiwa individu yang sudah kamu bunuh itu dengan nyawamu sendiri. Itulah arti dari māṁsa, kata māṁsa dalam bahasa Sansekerta. Māṁsa khadati.|Vanisource:701106 - Lecture SB 06.01.06 - Bombay|701106 - Kelas SB 06.01.06 - Bombay}}

Latest revision as of 23:31, 16 July 2020

ID/Indonesian - Tetesan Nektar Dari Srila Prabhupada
Jadi, kita sudah mendengar dari śāstra. Mungkin kamu tidak percaya, tetapi kita dapat memahami dalam kehidupan nyata bahwa seorang pria yang telah melakukan pembunuhan, maka ia juga dihukum mati dengan cara digantung. Tidak ada keraguan tentang hal itu. “Nyawa dibayar dengan nyawa.” Jadi, bagaimana orang-orang bodoh ini, maksudku, begitu beraninya membunuh binatang? Jika sudah merupakan suatu kenyataan, bahkan di dalam hukum negaramu bahwa, “nyawa dibayar dengan nyawa,” lalu bagaimana aku bisa menjadi begitu berani melakukan pembunuhan atau membunuh binatang lainnya? Lihatlah? Dan inilah kesimpulannya. Sāstra mengatakan bahwa kamu harus membayar kembali kepada sang jiwa individu yang sudah kamu bunuh itu dengan nyawamu sendiri. Itulah arti dari māṁsa, kata māṁsa dalam bahasa Sansekerta. Māṁsa khadati.
701106 - Kelas SB 06.01.06 - Bombay