ID/BG 12.16

Revision as of 10:29, 7 March 2018 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 16

anapekṣaḥ śucir dakṣa
udāsīno gata-vyathaḥ
sarvārambha-parityāgī
yo mad-bhaktaḥ sa me priyaḥ

Sinonim

anapekṣaḥ—netral; śuciḥ—suci; dakṣaḥ—ahli; udāsīnaḥ—bebas dari rasa prihatin; gata-vyathaḥ—bebas dari segala dukacita; sarva-ārambha—dari segala usaha; parityāgī—orang yang melepaskan ikatan; yaḥ—siapapun yang; mat-bhaktaḥ—penyembahKu; saḥ—dia; me—kepadaKu; priyaḥ—sangat dicintai.

Terjemahan

Aku sangat mencintai penyembahKu yang tidak bergantung pada jalan kegiatan yang biasa, yang suci, ahli, bebas dari rasa prihatin, bebas dari segala dukacita, dan tidak berusaha memperoleh suatu hasil atau pahala.

Penjelasan

Barangkali uang ditawarkan kepada seorang penyembah, tetapi hendaknya dia jangan berjuang untuk memperoleh uang itu. Kalau atas karunia Yang Mahakuasa uang datang dengan sendirinya kepada seorang penyembah, ia tidak goyah. Sewajarnya seorang penyembah mandi sekurang-kurangnya dua kali sehari dan bangun pagi-pagi untuk berbhakti. Karena itu, sewajarnya ia suci, baik secara lahir maupun batin. Seorang penyembah selalu ahli karena dia mengetahui sepenuhnya hakekat segala kegiatan hidup dan dia yakin terhadap Kitab-kitab Suci yang dapat dipercaya. Seorang penyembah tidak pernah memihak pada golongan tertentu; karena itu ia bebas dari rasa prihatin. Ia tidak pernah disakiti, sebab ia bebas dari segala julukan; ia mengetahui bahwa badannya adalah julukan. Karena itu, jika dia mengalami beberapa rasa sakit jasmani, dia tetap bebas. Seorang penyembah yang murni tidak berusaha mendapat sesuatu yang bertentangan dengan prinsip-prinsip bhakti. Misalnya, mendirikan gedung besar memerlukan tenaga yang besar, dan seorang penyembah tidak memulai urusan seperti itu kalau kegiatan itu tidak memberi manfaat kepadanya dengan memajukan bhaktinya. Barangkali ia mendirikan tempat sembahyang untuk Kṛṣṇa, dan untuk itu dia rela mengalami segala jenis rasa cemas, tetapi dia tidak mulai mendirikan rumah yang besar hanya untuk sanak keluarganya sendiri.