ID/BG 17.2

Revision as of 05:59, 23 April 2018 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 2

śrī-bhagavān uvāca
tri-vidhā bhavati śraddhā
dehināḿ sā svabhāva-jā
sāttvikī rājasī caiva
tāmasī ceti tāḿ śṛṇu

Sinonim

śrī-bhagavān uvāca—Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; tri-vidhā—dari tiga jenis; bhavati—menjadi; śraddhā—kepercayaan; dehinam—milik dia yang berada di dalam badan; sa—itu; sva-bhāva-jā—menurut sifatnya dalam alam material; sāttvikī—dalam sifat kebaikan; rājāsi—dalam sifat nafsu; ca—juga; evā—pasti; tamasi—dalam sifat kebodohan; ca—juga;iti—demikian; tam—itu; śṛṇu—dengarlah dariKu.

Terjemahan

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Menurut sifat-sifat alam yang diperoleh oleh roh di dalam badan, ada tiga jenis kepercayaan yang dapat dimiliki seseorang—kepercayaan dalam kebaikan, dalam nafsu atau dalam kebodohan. Sekarang dengarlah tentang hal ini.

Penjelasan

Orang yang mengetahui aturan dan peraturan Kitab Suci tetapi meninggalkan dan tidak mengikuti aturan dan peraturan itu karena malas atau tidak peduli, diatur oleh sifat-sifat alam material. Menurut aktivitas sebelumnya dalam sifat-sifat kebaikan, nafsu atau kebodohan, mereka memperoleh sifat yang memiliki ciri khusus. Pergaulan makhluk hidup dengan berbagai sifat alam sudah berjalan sejak sebelum awal sejarah; oleh karena makhluk hidup berhubungan dengan alam material, ia memperoleh berbagai jenis sikap mental menurut hubungannya dengan sifat-sifat alam material. Tetapi sifat tersebut dapat diubah kalau seseorang bergaul dengan seorang guru kerohanian yang dapat dipercaya dan mematuhi aturan dari guru dan aturan dari Kitab Suci. Berangsur-angsur seseorang dapat mengubah kedudukannya dari kebodohan menjadi kebaikan, atau dari nafsu menjadi kebaikan. Kesimpulannya ialah bahwa percaya secara buta terhadap sifat alam tertentu tidak dapat menolong seseorang untuk naik tingkat sampai pada tingkat kesempurnaan. Seseorang harus mempertimbangkan hal-hal dengan teliti, dengan kecerdasan, dalam pergaulan dengan seorang guru kerohanian yang dapat dipercaya. Dengan demikian, ia dapat mengubah kedudukannya hingga sifat alam yang lebih tinggi.