ID/BG 18.3

Revision as of 05:16, 24 April 2018 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 3

tyājyaḿ doṣa-vad ity eke
karma prāhur manīṣiṇaḥ
yajña-dāna-tapaḥ-karma
na tyājyam iti cāpare

Sinonim

tyājyam—harus ditinggalkan; doṣa-vat—sebagai hal yang jahat; iti—demikian; eke—satu golongan; karma—pekerjaan; prāhuḥ—mereka berkata; manīṣiṇaḥ—para ahli pikir; yajñā—korban suci; dana—kedermawanan; tapaḥ—dan pertapaan; karma—pekerjaan; na—tidak pernah; tyājyamharus ditinggalkan; iti—demikian; ca—dan; apare—orang lain.

Terjemahan

Beberapa orang bijaksana menyatakan bahwa segala jenis kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala hendaknya ditinggalkan sebagai kegiatan yang salah, namun resi-resi lain yakin bahwa perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan hendaknya tidak pernah ditinggalkan.

Penjelasan

Ada banyak kegiatan dalam kesusasteraan Veda yang menimbulkan perselisihan pendapat. Misalnya, dikatakan bahwa seekor binatang dapat dibunuh dalam korban suci, namun beberapa orang berpendapat bahwa membunuh binatang sama sekali menjijikkan. Walaupun membunuh binatang dalam korban suci dianjurkan dalam kesusasteraan Veda, binatang itu tidak dianggap terbunuh. Korban suci itu adalah untuk memberi kehidupan baru kepada binatang itu. Kadang-kadang binatang itu diberi kehidupan baru sebagai binatang sesudah dibunuh dalam korban suci, dan kadang-kadang binatang langsung diangkat sampai bentuk kehidupan manusia. Tetapi ada berbagai pendapat di kalangan para resi. Beberapa mengatakan bahwa membunuh binatang harus selalu dihindari, sedangkan yang lain mengatakan bahwa membunuh binatang baik untuk korban suci yang khusus. Semua pendapat yang berbeda mengenai kegiatan korban suci sedang dijelaskan oleh Tuhan Sendiri.