ID/BG 2.29

Revision as of 08:49, 13 December 2017 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 29

āścarya-vat paśyati kaścid enam
āścarya-vad vadati tathāiva cānyaḥ
āścarya-vac cainam anyaḥ śṛṇoti
śrutvāpy enaḿ veda na caiva kaścit

Sinonim

āścarya-vat—sebagai sesuatu yang mengherankan; paśyāti—melihat; kaścit—seseorang; enam—roh ini; āścarya-vat—sebagai sesuatu yang mengherankan; vadati—berbicara tentang; tathā—demikian; evā—pasti; ca—juga; anyaḥ—lain; āścarya-vat—mengherankan seperti itu; ca—juga; enam—roh tersebut; anyaḥ—lain-lain; śṛṇoti—mendengar dari; śrutvā—setelah mendengar; api—bahkan; enam—roh tersebut; veda—mengetahui; na—tidak pernah; ca—dan; evā—pasti; kaścit—seseorang.

Terjemahan

Beberapa orang memandang bahwa sang roh sebagai sesuatu yang mengherankan, beberapa orang menguraikan dia sebagai sesuatu yang mengherankan, dan beberapa orang mendengar tentang dia sebagai sesuatu yang mengherankan juga, sedangkan orang lain tidak dapat mengerti sama sekali tentang sang roh, walaupun mereka sudah mendengar tentang dia.

Penjelasan

Oleh karena Gītopaniṣad sebagian besar berdasarkan prinsip-prinsip Upaniṣad-upaniṣad, tidak mengherankan kalau kita menemukan ayat berikut di dalam Kaṭha Upaniṣad (1.2.7):

śravaṇayāpi bahubhir yo na labhyaḥ śṛṇvanto 'pi bahavo yaḿ na vidyuḥ āścaryo vaktā kuśalo 'sya labdhā āścaryo 'sya jñātā kuśalānuśiṣṭaḥ

Sangat mengherankan bahwa sang roh yang sekecil atom berada di dalam badan binatang yang besar, di dalam pohon beringin yang besar sekali, dan juga berada di dalam kuman-kuman yang sangat kecil sehingga berjuta-juta dan bermiliyar-miliyar kuman seperti itu dapat dimasukkan di dalam bidang sebesar satu centimeter persegi. Orang kekurangan pengetahuan dan orang yang tidak bertapa tidak dapat mengerti ajaibnya bunga api rohani yang individual, yaitu sang roh, walaupun itu dijelaskan oleh penguasa pengetahuan yang paling tinggi, yang juga memberikan pelajaran kepada Brahmā, makhluk hidup pertama di alam semesta. Oleh karena paham material yang kasar tentang banyak hal, kebanyakan orang pada jaman ini tidak dapat membayangkan bagaimana butir yang sekecil itu dapat menjadi begitu besar dan juga menjadi begitu kecil. Karena itu, orang memandang sang roh sebagai sesuatu yang ajaib, baik menurut kedudukan dasarnya maupun menurut uraian. Orang dikhayalkan oleh tenaga material. Karena itu, mereka begitu sibuk dalam hal-hal untuk kepuasan indria-indria sehingga sedikit sekali waktu mereka untuk memahami pertanyaan mengenai pengertian tentang diri mereka. Memang menjadi kenyataan bahwa tanpa mengerti tentang diri kita, segala kegiatan mengakibatkan kekalahan dalam perjuangan hidup pada akhirnya. Mungkin seseorang tidak membayangkan bahwa ia harus berpikir tentang sang roh, dan juga cara mencapai penyelesaian terhadap kesengsaraan material.

Beberapa orang yang berminat mendengar tentang sang roh barangkali mengikuti ceramah-ceramah dengan pergaulan yang baik, tetapi kadang-kadang karena kebodohan mereka disesatkan dengan mengakui Roh Yang Utama dan roh yang sekecil atom bersatu tanpa perbedaan ukuran. Sulit sekali menemukan orang yang mengerti secara sempurna tentang kedudukan Roh Yang Utama, roh yang sekecil atom, fungsi masing-masing, hubungan hubungan dan segala hal, baik yang besar maupun yang kecil. Lebih sulit lagi menemukan orang yang sungguh-sungguh memperoleh manfaat sepenuhnya dari pengetahuan tentang sang roh, dan sanggup menguraikan kedudukan sang roh dalam berbagai aspek. Akan tetapi, kalau seseorang dapat mengerti mata pelajaran tentang sang roh dengan sesuatu cara, maka kehidupannya mencapai sukses.

Cara termudah untuk mengerti mata pelajaran tentang sang roh ialah dengan cara menerima pernyataan dari Bhagavad-gītā yang disabdakan oleh penguasa tertinggi, yaitu Śrī Kṛṣṇa, tanpa disesatkan oleh teori-teori yang lain. Tetapi itu juga memerlukan pertapaan dan korban suci yang besar, baik dalam hidup ini maupun dalam penjelmaan-penjelmaan sebelumnya, sebelum seseorang dapat mengakui Kṛṣṇa sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi, Kṛṣṇa dapat dikenal seperti itu atas karunia penyembah murni yang tiada sebabnya dan tidak dengan cara yang lain.