ID/BG 3.38

Revision as of 15:15, 17 December 2017 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 38

dhūmenāvriyate vahnir
yathādarśo malena ca
yatholbenāvṛto garbhas
tathā tenedam āvṛtam

Sinonim

dhūmena—oleh asap; āvriyate—ditutupi; vahniḥ—api; yathā—persis seperti; ādarśaḥ—cermin; malena—oleh debu; ca—juga; yathā—persis seperti; ulbena—oleh kandungan; āvṛtaḥ—ditutupi; garbhaḥ—janin; tathā—demikian; tena—oleh nafsu itu; idam—ini; āvṛtam—ditutupi.

Terjemahan

Seperti halnya api ditutupi oleh asap, cermin ditutupi oleh debu, atau janin ditutupi oleh kandungan, begitu pula, makhluk hidup ditutupi oleh berbagai tingkat hawa nafsu ini.

Penjelasan

Ada tiga tingkat penutup makhluk hidup yang mengabarkan kesadarannya yang murni. Penutup tersebut tidak lain daripada hawa nafsu di bawah berbagai manifestasi seperti asap di dalam api, debu pada cermin dan kandungan yang menyelubungi janin. Apabila nafsu diumpamakan sebagai asap, maka dapat dimengerti bahwa api milik bunga api rohani dapat di lihat sedikit. Dengan kata lain, apabila makhluk hidup memperlihatkan kesadaran Kṛṣṇanya sedikit, ia dapat diumpamakan sebagai api ditutupi oleh asap. Walau di manapun ada asap pasti ada api, namun api belum terwujud sehingga dapat dilihat dengan jelas pada tahap permulaan. Tahap ini adalah seperti awal kesadaran Kṛṣṇa. Debu pada cermin menunjukkan proses membersihkan cermin pikiran dengan begitu banyak cara rohani. Cara terbaik ialah memuji nama-nama suci Tuhan. Janin ditutupi oleh kandungan adalah analogi yang menggambarkan kedudukan tidak berdaya, sebab anak dalam kandungan sangat tidak berdaya, sehingga ia tidak dapat bergerak. Tahap keadaan hidup tersebut dapat dibandingkan dengan keadaan hidup pohon. Pohon juga makhluk hidup, tetapi pohon sudah ditempatkan dalam keadaan hidup seperti itu karena telah memperlihatkan hawa nafsu secara besar-besaran, sehingga hampir tidak mempunyai kesadaran sama sekali. Burung dan hewan diumpamakan sebagai cermin yang ditutupi, dan manusia diumpamakan sebagai api ditutupi oleh asap. Dalam bentuk kehidupan manusia, makhluk hidup barangkali menghidupkan sekedar kesadaran Kṛṣṇa, dan kalau kita berkembang lebih lanjut, maka api kehidupan rohani dapat dinyalakan dalam bentuk kehidupan manusia. Dengan menangani asap dalam api secara teliti, api dapat dinyalakan hingga berkobar. Karena itu, bentuk kehidupan manusia adalah kesempatan bagi makhluk hidup untuk membebaskan diri dari ikatan kehidupan material. Dalam bentuk kehidupan manusia, seseorang dapat mengalahkan musuh, yakni hawa nafsu, dengan mengembangkan kesadaran Kṛṣṇa di bawah bimbingan yang ahli.