ID/BG 4.25

Revision as of 08:07, 22 December 2017 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 25

daivam evāpare yajñaḿ
yoginaḥ paryupāsate
brahmāgnāv apare yajñaḿ
yajñenaivopajuhvati

Sinonim

daivam—dalam menyembah para dewa; evā—seperti ini; apare—beberapa yang lain; yajñām—korban-korban suci; yoginaḥ—para ahli kebatinan; paryupāsate—menyembah secara sempurna; brahma—mengenai Kebenaran Mutlak; agnau—di dalam api; apare—orang lain; yajñām—korban suci; yajñena—oleh korban suci; evā—demikian; upajuhvati—mempersembahkan.

Terjemahan

Beberapa yogī menyembah para dewa yang sempurna dengan cara menghaturkan berbagai jenis korban suci kepada mereka, dan beberapa di antaranya mempersembahkan korban-korban suci dalam api Brahman Yang Paling Utama.

Penjelasan

Sebagaimana diuraikan di atas, orang yang tekun melaksanakan tugas-tugas kewajiban dalam kesadaran Kṛṣṇa juga disebut seorang yogī yang sempurna atau ahli kebatinan kelas utama. Tetapi ada juga orang lain yang melakukan korban-korban yang serupa dalam sembahyang kepada para dewa, dan ada orang lain lagi yang berkorban kepada Brahman Yang Paling Utama, atau aspek bukan pribadi Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, ada berbagai jenis korban suci menurut golongan-golongan yang berbeda. Aneka golongan korban suci yang dilakukan oleh berbagai jenis pelaksana seperti itu hanya menggariskan aneka jenis korban suci secara lahiriah. Korban suci yang sejati berarti memuaskan Tuhan Yang Maha Esa, Viṣṇu, yang juga bernama Yajñā. Segala jenis korban suci terdiri dari dua golongan utama yaitu; mengorbankan harta benda material dan korban suci dalam usaha mencari pengetahuan rohani. Orang yang sadar akan Kṛṣṇa mengorbankan segala harta benda material untuk memuaskan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan orang lain, yang ingin mendapatkan kesenangan material yang bersifat sementara mengorbankan harta bendanya untuk memuaskan para dewa, misalnya Indra, dewa matahari, dan sebagainya. Orang lain, yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan, mengorbankan identitasnya dengan cara menunggal ke dalam keberadaan Brahman yang tidak bersifat pribadi. Para dewa adalah makhluk-makhluk hidup perkasa yang dikuasakan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk memelihara dan mengawasi segala fungsi material seperti memanaskan, menyirami dan menerangi alam semesta. Orang yang tertarik untuk mendapat keuntungan material menyembah para dewa dengan berbagai korban suci menurut ritual-ritual Veda. Mereka disebut bahv-īśvara-vādī, atau orang yang percaya kepada banyak dewa. Tetapi orang lain, yang menyembah aspek tak pribadi Kebenaran Mutlak dan menganggap bentuk-bentuk para dewa bersifat sementara mengorbankan diri individualnya ke dalam api yang paling utama. Dengan demikian mereka mengakhiri keberadaan individualnya melalui cara menunggal ke dalam keberadaan Yang Mahakuasa. Orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan seperti itu mengorbankan waktunya dalam angan-angan filsafat untuk mengerti sifat rohani Yang Mahakuasa. Dengan kata lain, orang yang bekerja dengan tujuan mendapat hasil atau pahala untuk dinikmati mengorbankan harta benda materialnya untuk kenikmatan material, sedangkan orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan mengorbankan julukan materialnya dengan maksud menunggal ke dalam keberadaan Yang Mahakuasa. Tempat menghaturkan korban suci dengan api adalah Brahman Yang Paling Utama bagi orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan. Yang dipersembahkan ialah sang diri yang dimakan oleh api Brahman. Akan tetapi, orang yang sadar akan Kṛṣṇa seperti Arjuna, mengorbankan segala sesuatu untuk memuaskan Kṛṣṇa, dan dengan demikian, harta benda materialnya berikut dirinya sendiri—segala sesuatu—dikorbankan untuk Kṛṣṇa. Karena itu, orang yang sadar akan Kṛṣṇa adalah yogī kelas satu; tetapi ia tidak kehilangan keberadaan pribadinya.