ID/BG 15.19

Revision as of 16:44, 17 April 2018 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 19

yo mām evam asammūḍho
jānāti puruṣottamam
sa sarva-vid bhajati māḿ
sarva-bhāvena bhārata

Sinonim

yaḥ—siapa pun yang; mām—Aku; evam—demikian; asammūḍhaḥ—tanpa keragu-raguan; jānāti—mengetahui; puruṣa-uttama—Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa; saḥ—dia; sarva-vit—yang mengetahui segala sesuatunya; bhajati—berbhakti; mām—kepadaKu; sarva-bhāvena—dalam segala hal; bhārata—wahai putera Bhārata.

Terjemahan

Siapa pun yang mengenal Aku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa tanpa ragu-ragu, mengetahui segala sesuatu. Karena itu, ia sepenuhnya menekuni pengabdian suci bhakti kepadaKu, wahai putera Bhārata.

Penjelasan

Ada banyak angan-angan filsafat mengenai kedudukan dasar para makhluk hidup dan Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama. Sekarang dalam ayat ini Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa menerangkan dengan jelas bahwa siapa pun yang mengenal Śrī Kṛṣṇa sebagai Kepribadian Yang Paling Utama sungguh-sungguh mengetahui segala sesuatu. Orang yang mengetahui secara kurang sempurna terus-menerus berangan-angan tentang Kebenaran Mutlak, tetapi orang yang mengetahui secara sempurna langsung menekuni kesadaran Kṛṣṇa, bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanpa memboroskan waktunya yang sangat berharga. Sepanjang Bhagavad-gītā, kenyataan ini ditegaskan dalam setiap ayat. Namun banyak penyusun tafsiran Bhagavad-gītā yang keras kepala yang menganggap Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama dan para makhluk hidup satu dan sama saja.

Pengetahuan Veda disebut śruti, yang berarti pelajaran dengan cara mendengar. Hendaknya seseorang sungguh-sungguh menerima amanat Veda dari para penguasa seperti Kṛṣṇa dan para utusanNya. Di sini Kṛṣṇa membedakan antara segala sesuatu dengan baik sekali, dan hendaknya seseorang mendengar dari sumber ini. Hanya mendengar seperti babi tidak cukup; seseorang harus dapat mengerti dari para penguasa. Tidak benar bahwa seseorang harus hanya berangan-angan secara kesarjanaan. Sebaiknya ia mendengar dengan tunduk hati dari Bhagavad-gītā bahwa para makhluk hidup selalu di bawah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Śrī Kṛṣṇa, siapa pun yang dapat mengerti kenyataan ini mengetahui tujuan Veda, orang lain tidak mengetahui tujuan Veda.

Kata bhajati sangat bermakna. Dalam banyak ayat kata bhajati diucapkan berhubungan dengan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau seseorang sepenuhnya menekuni kesadaran Kṛṣṇa, yaitu bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, harus dimengerti bahwa dia sudah memahami segala pengetahuan Veda. Dalam paramparā Vaiṣṇava dinyatakan bahwa kalau seseorang menekuni bhakti kepada Kṛṣṇa, proses kerohanian lain lagi untuk mengerti Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama tidak dibutuhkan. Ia sudah mencapai tingkat itu, sebab ia menekuni bhakti kepada Tuhan. Dia sudah menyelesaikan segala proses pendahuluan untuk mencapai pengertian. Akan tetapi, kalau seseorang berangan-angan selama beratus-ratus ribu penjelmaan tetapi masih belum mencapai pengertian bahwa Kṛṣṇa adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan bahwa ia harus menyerahkan diri di sana, maka segala angan-angannya selama bertahun-tahun dan selama banyak penjelmaannya hanya menyia-nyiakan waktu dengan cara yang tidak berguna.