ID/BG 18.74

Revision as of 08:39, 24 April 2018 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 74

sañjaya uvāca
ity ahaḿ vāsudevasya
pārthasya ca mahātmanaḥ
saḿvādam imam aśrauṣam
adbhutaḿ roma-harṣaṇam

Sinonim

sañjayaḥ uvāca—Sañjaya berkata; iti—demikian; aham—Aku; vāsudevasya—milik Kṛṣṇa; pārthasya—milik Arjuna; ca—juga; mahā-ātmānaḥ—dari roh yang mulia; saḿvādam—diskusi; imām—ini; aśrauṣam—sudah mendengar; adbhutam—ajaib; roma-harṣaṇam—membuat bulu roma berdiri.

Terjemahan

Sañjaya berkata; Demikianlah saya sudah mendengar percakapan antara dua roh yang mulia, Kṛṣṇa dan Arjuna. Betapa ajaibnya amanat itu sehingga bulu romaku tegak berdiri.

Penjelasan

Pada awal Bhagavad-gītā, Dhṛtarāṣṭra bertanya kepada sekretarisnya, Sañjaya, "Apa yang terjadi di medan perang Kurukṣetra?" Seluruh pelajaran diwahyukan ke dalam hati Sañjaya atas karunia guru kerohaniannya, Vyāsa. Sañjaya menjelaskan pokok pembicaraan medan perang dengan cara seperti ini. Percakapan tersebut ajaib, sebab percakapan yang sepenting itu antara dua roh yang mulia belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi lagi. Percakapan tersebut ajaib sebab Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa sedang membicarakan DiriNya serta tenaga-tenagaNya kepada makhluk hidup, yaitu Arjuna, seorang penyembah Tuhan yang mulia. Jika kita mengikuti jejak langkah Arjuna untuk mengerti tentang Kṛṣṇa, maka kehidupan kita akan berbahagia dan sukses. Sañjaya menginsafi kenyataan ini, dan begitu dia mulai memahaminya, dia menceritakan percakapannya kepada Dhṛtarāṣṭra. Sekarang disimpulkan bahwa di manapun ada Kṛṣṇa dan Arjuna di sanalah ada kejayaan.