ID/Prabhupada 0015 - Aku Bukanlah Badan Ini

Revision as of 16:14, 12 October 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Lecture on BG 9.34 -- New York, December 26, 1966

Ada enam gejala dari kehadiran atau keberadaan jiwa. Pertumbuhan merupakan salah satunya yang penting. Jadi, pertumbuhan. Begitu jiwa keluar dari badan ini, maka tidak ada lagi pertumbuhan. Jika sang anak mati, oh, maka tidak akan ada lagi pertumbuhan. Oh, dan sang orang tua akan mengatakan bahwa semua itu sudah tidak berguna lagi. Karenanya buang saja jasadnya itu. Jadi sama halnya, Tuhan Kṛṣṇa memberi contoh pertama kepada Arjuna bahwa, "Jangan berpikir bahwa percikan spiritual yang ada di dalam badan ini, yang karena kehadirannya maka badan menjadi bertumbuh dari masa kanak-kanak ke masa remaja, dari masa remaja ke masa dewasa, dan dari masa dewasa ke masa tua. Jadi karena itu, ketika badan ini sudah menjadi tidak berguna lagi, maka dengan tanpa kentara, sang jiwa itu meninggalkan badan ini." Vāsāṁsi jīrṇāni yathā vihāya (BG 2.22). Sama halnya seperti saat kita menggantikan baju yang sudah usang dan memakai baju baru lainnya, maka sama seperti itu pula kita menerima badan yang lain.

Dan kita menerima badan lain tersebut bukanlah menurut pilihan kita. Pilihan itu tergantung kepada hukum alam. Pilihan itu tergantung kepada hukum alam. Kamu tidak bisa mengatakannya pada saat kematian tiba, tetapi kamu dapat memikirkan hal itu. Kamu dapat mengatakan bahwa, maksudku, kepribadian serta pilihan itu semuanya sudah ada di sana. Yaṁ yaṁ vāpi smaran loke tyajaty ante kalevaram (BG 8.6). Jadi, pada saat kematianmu, apa yang akan sedang kamu pikirkan dan sebagaimana pikiran-pikiranmu akan berkembang, maka seperti itu pulalah kamu akan mendapatkan kelahiran berikutnya menurut badan itu. Jadi orang yang cerdas, yang tidak gila, maka seharusnya ia memahami bahwa aku bukanlah badan ini. Hal yang pertama adalah bahwa, aku bukanlah badan ini. Kemudian ia akan mengerti apa yang menjadi kewajibannya? Oh, sebagai suatu jiwa rohani, apa yang menjadi kewajibannya?

Kewajibannya, sebagaimana dinyatakan dalam Bhagavad-gītā dalam sloka terakhir dari Bab Sembilan, adalah man-manā bhava (BG 9.34). Kamu memikirkan sesuatu. Setiap kita yang diwujudkan, maka kita pasti memikirkan sesuatu. Tanpa berpikir, bahkan untuk sekejappun, maka kamu tidak ada. Itu tidaklah mungkin. Jadi ini merupakan suatu tugas. Kamu berpikir tentang Kṛṣṇa. Kamu berpikir tentang Kṛṣṇa. Kamu akan harus memikirkan sesuatu. Jadi apa salahnya jika kamu berpikir tentang Kṛṣṇa? Kṛṣṇa memiliki begitu banyak kegiatan, begitu banyak kesusasteraan, dan begitu banyak hal-hal lainnya. Kṛṣṇa datang ke sini. Kami sudah memiliki begitu banyak buku. Jika kamu ingin berpikir tentang Kṛṣṇa, kami dapat menyediakan bagimu begitu banyak buku-buku yang tidak akan bisa kamu selesaikan pembacaannya dengan seluruh waktu hidupmu bahkan seandainyapun kamu membacanya selama dua puluh empat jam sehari. Jadi, berpikirlah tentang Kṛṣṇa, itu sudah mencukupi. Berpikirlah tentang Kṛṣṇa. Man-manā bhava.

Oh, aku bisa memikirkanmu. Seperti halnya seseorang yang sedang melayani para pimpinannya. Oh, ia akan selalu memikirkan pimpinannya itu. Oh, aku harus hadir di sana jam sembilan karena jika tidak maka pimpinan akan menjadi tidak senang. Ia berpikir untuk tujuan-tujuan tertentu. Pemikiran semacam itu tidak akan berhasil. Kemudian karenanya Beliau mengatakan, bhava mad-bhaktaḥ (BG 9.34). "Berpikirlah tentangKu dengan penuh cinta." Ketika sang tuan, maksudku, ketika sang pelayan berpikir tentang sang tuan, maka di situ tidak ada rasa cinta. Ia hanya sedang memikirkan tentang uang saja. "Karena jika aku tidak datang ke kantorku tepat pada jam sembilan, oh, aku akan terlambat, dan aku akan kehilangan dua dolar." Oleh karena itu ia sedang berpikir, bukan tentang sang tuan, tetapi ia sedang berpikir tentang uang saja. Jadi, pemikiran semacam itu tidak akan menyelamatkanmu. Karena itu Beliau mengatakan, bhava mad-bhaktaḥ. "Jadilah penyembahKu. Dan kemudian pemikiranmu tentangKu akan menjadi baik." Dan apakah bhakti itu? Mad-bhaktaḥ. Bhakti ... Berbhakti berarti melakukan pelayanan. Mad-yājī (BG 9.34)... Kamu memberikan pelayanan kepada Tuhan. Sama halnya seperti kita yang selalu disibukkan di sini. Setiap kali kamu akan datang kamu menemukan bahwa kami sedang sibuk dalam beberapa kewajiban. Kami telah membuat beberapa kewajiban yaitu hanya untuk berpikir tentang Kṛṣṇa saja.