ID/BG 11.48

Revision as of 23:48, 27 June 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 48

न वेदयज्ञाध्ययनैर्न दानैर्-
न च क्रियाभिर्न तपोभिरुग्रैः ।
एवंरूपः शक्य अहं नृलोके
द्रष्टुं त्वदन्येन कुरुप्रवीर ॥४८॥
na veda-yajñādhyayānair na dānair
na ca kriyābhir na tapobhir ugraiḥ
evaḿ-rūpaḥ śakya ahaḿ nṛ-loke
draṣṭuḿ tvad anyena kuru-pravīra

Sinonim

na—tidak pernah; veda-yajña—oleh korban suci; adhyayānaiḥ—atau mempelajari Veda; na—tidak pernah; dānaiḥ—oleh kedermawanan; na—tidak pernah; ca—juga; kriyābhiḥ—oleh kegiatan saleh; na—tidak pernah; tapobhiḥ—oleh pertapaan yang serius; ugraiḥ—keras; evam-rūpaḥ—dalam bentuk ini; śakyaḥ—dapat; aham—Aku; nṛ-loke—di dunia material ini; draṣṭum—dilihat; tvat—daripada engkau; anyena—oleh yang lain; kuru-pravīra—wahai yang paling baik di antara para kṣatriya Kuru.

Terjemahan

Wahai kṣatriya Kuru yang paling baik, sebelum engkau, belum pernah ada orang yang melihat bentuk semestaKu ini, sebab Aku tidak dapat dilihat dalam bentuk ini di dunia material. Baik melalui cara mempelajari Veda, melakukan korban suci, kedermawanan, kegiatan saleh, maupun pertapaan yang keras.

Penjelasan

Penglihatan rohani berhubungan dengan hal ini harus dimengerti dengan jelas. Siapa yang dapat memiliki penglihatan rohani? Rohani berarti sifat seperti sifat Tuhan. Kalau seseorang belum mencapai tingkat kesucian seperti seorang dewa, dia belum dapat memiliki penglihatan rohani. Apa arti kata dewa? Dalam kesusasteraan Veda bahwa para penyembah Śrī Viṣṇu adalah dewa (viṣṇu-bhaktāḥ smṛtā devāḥ). Orang yang tidak percaya kepada Tuhan, yaitu orang yang tidak percaya kepada Viṣṇu, atau hanya mengakui bagian Kṛṣṇa yang tidak bersifat pribadi sebagai Yang Mahakuasa, tidak mungkin memiliki penglihatan rohani. Tidak mungkin seseorang mengejek Kṛṣṇa dan pada waktu yang sama memiliki penglihatan rohani. Seseorang tidak dapat memperoleh penglihatan rohani kalau ia belum menjadi suci. Dengan kata lain, orang yang mempunyai penglihatan rohani juga dapat melihat seperti Arjuna.

Bhagavad-gītā memberikan uraian tentang bentuk semesta. Walaupun uraian ini belum dikenal oleh siapapun sebelum Arjuna, sekarang sesudah peristiwa ini, kita dapat memperoleh pengertian tentang viśva-rūpa. Orang yang sungguh-sungguh suci dapat melihat bentuk semesta Tuhan. Seseorang tidak dapat menjadi suci tanpa menjadi penyembah Tuhan yang murni. Akan tetapi, para penyembah yang sungguh-sungguh berada dalam alam rohani dan memiliki penglihatan rohani tidak begitu berminat untuk melihat bentuk semesta Kṛṣṇa. Sebagaimana diuraikan dalam ayat sebelum ayat ini, Arjuna ingin melihat bentuk Śrī Kṛṣṇa yang berlengan empat sebagai Śrī Viṣṇu, dan Arjuna sungguh-sungguh takut terhadap bentuk semesta.