ID/BG 18.63

Revision as of 01:06, 28 June 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 63

इति ते ज्ञानमाख्यातं गुह्याद्गुह्यतरं मया ।
विमृश्यैतदशेषेण यथेच्छसि तथा कुरु ॥६३॥
iti te jñānam ākhyātaḿ
guhyād guhyataraḿ mayā
vimṛśyaitad aśeṣeṇa
yathecchasi tathā kuru

Sinonim

iti—demikianlah; te—kepadamu; jñānam—pengetahuan; ākhyātam—diuraikan; guhyāt—daripada rahasia; guhya-taram—lebih rahasia lagi; mayā—olehKu; vimṛśya—mempertimbangkan; etat—pada ini; aśeṣeṇa—sepenuhnya; yathā—sebagai; icchasi—engkau suka; tathā—itu; kuru—lakukan.

Terjemahan

Demikianlah Aku sudah menjelaskan pengetahuan yang lebih rahasia lagi kepadamu. Pertimbangkanlah hal-hal ini sepenuhnya, kemudian lakukanlah apa yang ingin kau lakukan.

Penjelasan

Śrī Kṛṣṇa sudah menjelaskan kepada Arjuna tentang pengetahuan brahma-bhūta. Orang yang berada dalam keadaan brahma-bhūta riang; ia tidak pernah menyesal atau ingin mendapatkan sesuatu. Ini disebabkan oleh pengetahuan rahasia. Kṛṣṇa juga mengungkapkan pengetahuan tentang Roh Yang Utama. Ini juga pengetahuan Brahman, pengetahuan tentang Brahman, tetapi pengetahuan ini lebih tinggi.

Di sini kata-kata yathecchasi tathā kuru—"Menurut apa yang engkau sukai, engkau boleh bertindak"—menunjukkan bahwa Tuhan tidak campur tangan dengan kebebasan kecil yang dimiliki oleh makhluk hidup. Dalam Bhagavad-gītā, Kṛṣṇa sudah menjelaskan segala hal tentang bagaimana seseorang dapat meningkatkan keadaan hidupnya. Nasehat terbaik yang disampaikan kepada Arjuna ialah untuk menyerahkan diri kepada Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam hatinya. Menurut pertimbangan yang benar, hendaknya seseorang setuju bertindak menurut perintah Roh Yang Utama. Itu akan menolong dirinya supaya mantap senantiasa dalam kesadaran Kṛṣṇa, tingkat kesempurnaan kehidupan manusia yang tertinggi. Arjuna sedang diperintahkan langsung oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa supaya ia bertempur. Penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah demi kepentingan terbaik para makhluk hidup. Penyerahan diri itu bukan demi kepentingan Yang Mahakuasa. Sebelum seseorang menyerahkan diri, ia bebas mempertimbangkan mata pelajaran sejauh kemampuan kecerdasannya; itulah cara terbaik untuk menerima perintah atau pelajaran Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Pelajaran tersebut juga datang melalui guru kerohanian, utusan Kṛṣṇa yang dapat dipercaya.