ID/BG 2.3

Revision as of 01:27, 28 June 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 3

क्लैब्यं मा स्म गमः पार्थ नैतत्त्वय्युपपद्यते ।
क्षुद्रं हृदयदौर्बल्यं त्यक्त्वोत्तिष्ठ परन्तप ॥३॥
klaibyaḿ mā sma gamaḥ pārtha
naitat tvayy upapadyate
kṣudraḿ hṛdaya-daurbalyaḿ
tyaktvottiṣṭha parantapa

Sinonim

klaibyaḿ—kelemahan; mā sma—jangan; gamaḥ—mulai mengikuti; pārtha—wahai putera Pṛthā; na—tidak pernah; etat—ini; tvayi—kepada engkau; upadyate—pantas; kṣudram—remeh; hṛdaya—dari hati; daurbalyam—kelemahan; tyaktvā—meninggalkan; uttiṣṭha—bangun; param-tapa—wahai penghukum musuh.

Terjemahan

Wahai putera Pṛthā, jangan menyerah kepada kelemahan yang hina ini. Itu tidak pantas bagimu. Tinggalkanlah kelemahan hati yang remeh itu dan bangunlah, wahai yang menghukum musuh.

Penjelasan

Arjuna disebut putera Pṛthā, dan Pṛthā adalah adik Vasudeva, ayah Kṛṣṇa. Karena itu, Arjuna mempunyai hubungan keluarga dengan Kṛṣṇa. Kalau putera seorang kṣatriya menolak bertempur, ia hanya kṣatriya dalam nama saja, dan kalau putera seorang brāhmaṇa bertindak dengan cara yang tidak suci, ia hanya brāhmaṇa dalam nama saja. Kṣatriya-kṣatriya dan brāhmaṇa-brāhmaṇa seperti itu adalah putera-putera yang tidak pantas bagi ayah-ayahnya; karena itu, Kṛṣṇa tidak menginginkan agar Arjuna menjadi putera kṣatriya yang tidak pantas. Arjuna adalah kawan Kṛṣṇa yang paling dekat, dan secara langsung Kṛṣṇa membimbing Arjuna di atas kereta, tetapi walaupun ada segala hal yang menguntungkan seperti itu, kalau Arjuna meninggalkan medan perang, ia akan melakukan perbuatan yang hina. Karena itu, Kṛṣṇa menyatakan bahwa kalau Arjuna bersikap seperti itu, maka itu tidak cocok dengan watak Arjuna. Mungkin Arjuna mengatakan bahwa dia akan meninggalkan medan perang berdasarkan sikap murah hati terhadap Bhīṣma yang paling dihormati beserta sanak keluarganya, tetapi Kṛṣṇa menganggap sikap murah hati seperti itu hanya merupakan kelemahan hati belaka. Sikap murah hati yang palsu seperti itu tidak dibenarkan oleh penguasa manapun. Karena itu, sikap murah hati seperti itu ataupun apa yang disebut tidak melakukan kekerasan hendaknya ditinggalkan oleh orang seperti Arjuna di bawah bimbingan Kṛṣṇa secara langsung.