ID/BG 2.30

Revision as of 08:52, 13 December 2017 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 30

dehī nityam avadhyo 'yaḿ
dehe sarvasya bhārata
tasmāt sarvāṇi bhūtāni
na tvaḿ śocitum arhasi

Sinonim

dehī—pemilik badan jasmani; nityam—untuk selamanya; avadhyaḥ—tidak dapat dibunuh; ayam—roh ini; dehe—di dalam badan; sarvasya—milik semua orang; bhārata—o putera keluarga Bhārata ; tasmāt—karena itu; sarvāni—semua; bhūtāni—makhluk-makhluk hidup (yang dilahirkan); na—tidak pernah; tvām—engkau; śocitum—bersedih hati; arhasi—pantas.

Terjemahan

O putera keluarga Bhārata, dia yang tinggal dalam badan tidak pernah dapat dibunuh. Karena itu, engkau tidak perlu bersedih hati untuk makhluk manapun.

Penjelasan

Kṛṣṇa sekarang menyelesaikan bab pelajaran ini tentang sang roh yang tidak dapat diubah. Dalam menguraikan sang roh yang tidak pernah mati dengan berbagai cara, Śrī Kṛṣṇa membuktikan bahwa sang roh tidak pernah mati dan badan bersifat sementara. Karena itu, Arjuna sebagai seorang kṣatriya seharusnya jangan meninggalkan tugas kewajibannya karena takut bahwa kakek dan gurunya—Bhīṣma dan Droṇa—akan mati dalam perang. Berdasarkan kekuasaan Śrī Kṛṣṇa, seseorang harus percaya bahwa ada sang roh selain daripada badan jasmani, bukan bahwa sang roh tidak ada, atau bahwa gejala-gejala hidup berkembang pada tahap tertentu dalam keadaan matang secara material akibat interaksi antara zat-zat kimia. Walaupun sang roh tidak pernah mati, kekerasan tidak dianjurkan, tetapi pada waktu yang sama, perang tidak dilarang kalau perang sungguh-sungguh diperlukan. Keperluan itu harus dibenarkan menurut apa yang direstui oleh Tuhan, bukan secara sembarangan.