ID/BG 2.49

Revision as of 01:37, 28 June 2018 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0019: LinkReviser - Revised links and redirected them to the de facto address when redirect exists)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 49

दूरेण ह्यवरं कर्म बुद्धियोगाद्धनञ्जय ।
बुद्धौ शरणमन्विच्छ कृपणाः फलहेतवः ॥४९॥
dūreṇa hy avaraḿ karma
buddhi-yogād dhanañjaya
buddhau śaraṇam anviccha
kṛpaṇāḥ phala-hetavaḥ

Sinonim

dūreṇa—membuang itu jauh-jauh; hi—pasti; avaram—jijik; karma—kegiatan; buddhi-yogāt—berdasarkan kekuatan kesadaran Kṛṣṇa; dhanañjayā—wahai perebut kekayaan; buddhau—dengan kesadaran seperti itu; śaraṇam—penyerahan diri sepenuhnya; anvicchā—usahalah untuk; kṛpaṇāḥ—orang pelit; phala-hetavaḥ—orang yang menginginkan hasil atau pahala.

Terjemahan

Wahai Dhanañjaya, jauhilah segala kegiatan yang menjijikkan melalui bhakti dan dengan kesadaran seperti itu serahkanlah dirimu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang ingin menikmati hasil dari pekerjaannya adalah orang pelit.

Penjelasan

Orang yang sungguh-sungguh mencapai pengertian tentang kedudukan dasarnya sebagai hamba kekal Tuhan menyerahkan kesibukan selain bekerja sambil sadar akan Kṛṣṇa. Sebagaimana sudah dijelaskan, buddhi-yoga berarti cinta-bhakti rohani kepada Tuhan. Bhakti tersebut adalah jalan perbuatan yang benar bagi makhluk hidup. Hanya orang pelit yang ingin menikmati hasil pekerjaannya sendiri sehingga mereka lebih terikat dalam ikatan material. Selain pekerjaan dalam kesadaran Kṛṣṇa, segala kegiatan menjijikkan karena senantiasa mengikat orang yang bekerja terhadap perputaran kelahiran dan kematian. Karena itu, hendaknya seseorang jangan sekali-kali ingin menjadi penyebab pekerjaan. Sebaiknya segala sesuatu dilakukan dalam kesadaran Kṛṣṇa, demi kepuasan Kṛṣṇa. Orang pelit tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan harta kekayaan yang diperolehnya karena keuntungan yang baik atau hasil pekerjaan yang keras. Hendaknya seseorang mengeluarkan segala tenaga untuk bekerja dalam kesadaran Kṛṣṇa, dan itu akan menyukseskan hidupnya. Seperti orang pelit, orang yang bernasib malang tidak menggunakan tenaganya sebagaimana manusia yang berbhakti kepada Tuhan.