ID/BG 9.32

Revision as of 09:32, 24 January 2018 by Gusti (talk | contribs) (Bhagavad-gita Compile Form edit)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 32

māḿ hi pārtha vyapāśritya
ye 'pi syuḥ pāpa-yonayaḥ
striyo vaiśyās tathā śūdrās
te 'pi yānti parāḿ gatim

Sinonim

mām—dariKu; hi—pasti; pārtha—wahai putera Pṛthā; vyapāśritya—berlindung secara khusus; ye—orang yang; api—juga; syuḥ—adalah; pāpa-yonayaḥ—dilahirkan dalam keluarga yang lebih rendah; striyaḥ—wanita; vaiśyāḥ—para pedagang; tathā—juga; śūdrāḥ—golongan manusia yang lebih rendah; te api—merekapun; yānti—pergi; param—kepada yang tertinggi; gatim—tujuan.

Terjemahan

Wahai putera Pṛthā, orang yang berlindung kepadaKu, walaupun mereka dilahirkan dalam keadaan yang lebih rendah, atau wanita, vaiśya [pedagang] dan śūdra [buruh] semua dapat mencapai tujuan tertinggi.

Penjelasan

Dinyatakan dengan jelas di sini oleh Tuhan Yang Maha Esa bahwa dalam bhakti tidak ada perbedaan antara golongan manusia yang rendah dan golongan yang tinggi. Dalam paham hidup material ada golongan-golongan seperti itu, tetapi tidak ada golongan-golongan bagi orang yang menekuni bhakti rohani kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang memenuhi syarat untuk mencapai tujuan tertinggi. Dalam Śrīmad-Bhāgavatam (2.4.18) dinyatakan bahwa manusia yang paling rendah yang disebut caṇḍāla (orang yang makan anjing), dapat disucikan melalui pergaulan dengan penyembah yang murni. Karena itu, bhakti dan bimbingan seorang penyembah yang murni begitu kuat sehingga tidak ada perbedaan antara golongan manusia yang rendah dan tinggi; siapapun dapat melakukan bhakti. Orang yang paling sederhana sekalipun yang berlindung kepada penyembah murni dapat disucikan dengan bimbingan yang benar. Menurut berbagai sifat alam, manusia digolongkan dalam sifat kebaikan (brāhmaṇa), sifat nafsu (kṣatriya, atau administrator), campuran antara sifat nafsu dan kebodohan (vaiśya, atau pedagang), dan sifat kebodohan (śūdra atau buruh). Orang yang lebih rendah daripada mereka disebut caṇḍāla, dan mereka dilahirkan dalam keluarga yang berdosa. Pada umumnya, pergaulan dengan orang yang dilahirkan dalam keluarga yang berdosa tidak diterima oleh golongan-golongan yang tinggi. Tetapi proses bhakti begitu kuat sehingga seorang penyembah murni Tuhan Yang Maha Esa dapat memungkinkan semua golongan yang lebih rendah mencapai kesempurnaan hidup tertinggi. Ini hanya dimungkinkan kalau seseorang berlindung kepada Kṛṣṇa. Sebagaimana disebut di sini dengan kata vyapāśritya, seseorang harus berlindung kepada Kṛṣṇa sepenuhnya. Dengan cara demikian ia dapat menjadi jauh lebih hebat daripada para jñānī dan yogī yang besar.