ID/Prabhupada 0002 - Peradaban Orang Yang Tidak Waras: Difference between revisions

 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 1: Line 1:
<!-- BEGIN CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN CATEGORY LIST -->
[[Category:Indonesian Language]]
[[Category:1080 Indonesian Pages with Videos]]
[[Category:1080 Indonesian Pages with Videos]]
[[Category:Prabhupada 0002 - in all Languages]]
[[Category:Prabhupada 0002 - in all Languages]]
[[Category:First 11 Pages in all Languages]]
[[Category:ID-Quotes - 1975]]
[[Category:ID-Quotes - 1975]]
[[Category:ID-Quotes - Lectures, Srimad-Bhagavatam]]
[[Category:ID-Quotes - Lectures, Srimad-Bhagavatam]]
[[Category:ID-Quotes - in USA]]
[[Category:ID-Quotes - in USA]]
[[Category:ID-Quotes - in USA, New Orleans]]
[[Category:ID-Quotes - in USA, New Orleans]]
[[Category:First 11 Pages in all Languages]]
[[Category:Indonesian Language]]
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0001 - Berkembang Menjadi Sepuluh Juta|0001|ID/Prabhupada 0003 - Pria Adalah Juga Wanita|0003}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 17: Line 20:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|ufP8nw-SZVw|Madman Civilzation - Prabhupāda 0002}}
{{youtube_right|Vot0ejlNFbw|Peradaban Orang Yang Tidak Waras - Prabhupāda 0002}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<mp3player>http://vaniquotes.org/w/images/750801SB.NO_clip1.mp3</mp3player>  
<mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/clip/750801SB.NO_clip1.mp3</mp3player>  
<!-- END AUDIO LINK -->
<!-- END AUDIO LINK -->


Line 29: Line 32:


<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
Harikeśa: Terjemahan ... "Seperti orang dalam mimpi bertindakan menurut tubuh diwujudkan dalam mimpinya, atau menerima tubuh itu sebagai dirinya sendiri, sesama itu, ia mengidentifikasi tubuh ini sebagai dirinya sendiri, yang diakuisisi dari kehidupan yang mengikuti atau tidak mengikuti dharma sebelumnya dan tidak mampu untuk mengetahui kehidupan sebelumnya atau di dalam masa depannya. " Prabhupada [SB 6.1.49]: yathājñas tamasa (yukta) upāste vyaktam eva hi na veda pūrvam aparaṁ nasta-janma-smṛtis tatha Ini adalah posisi kami. Ini adalah kemajuan ilmu pengetahuan kami, bahwa kita tidak tahu "Apa yang saya sebelum kehidupan ini dan apa yang saya akan menjadi setelah kehidupan ini? " Hidup adalah kelanjutan. Itu adalah pengetahuan spiritual. Tapi mereka tidak tahu bahkan juga bahwa hidup adalah kelanjutan. Mereka berpikir, "Secara kebetulan, saya punya kehidupan ini, dan itu akan selesai setelah kematian. Tidak ada pertanyaan tentang masa lalu, sekarang atau masa depan. Mari kita nikmati. " Ini disebut kebodohan, tamasa, kehidupan yang tidak bertanggung jawab. Jadi ajñaḥ. Ajñaḥ berarti orang yang tidak memiliki pengetahuan. Dan siapa yang tidak memiliki pengetahuan? Sekarang, tamasa. Mereka yang berada di dalam sifat kebodohan Ada tiga jenis alam material, sifat/guna: sattva, raja, tamas. Sattva-guna berarti semuanya jelas, Prakasa. Sama seperti sekarang langit ditutupi dengan awan, sinar matahari tidak jelas. Tetapi di atas awan ada sinar matahari, semuanya jelas. Dan dalam awan, tidak jelas. Demikian pula, mereka yang berada di sattva-guna, bagi mereka semuanya jelas, dan mereka yang berada di tamo-guna, semuanya kebodohan, dan mereka yang terlibat, bukan rajo-guna, bukan tamo-guna, melalui media, mereka disebut rajo-guna. Tiga guna. Tamasa. Jadi mereka hanya tertarik kepada tubuh ini, tidak peduli apa yang akan terjadi, dan tidak memiliki pengetahuan apa dia sebelumnya. Ada tempat lain hal ini dijelaskan: nūnaṁ pramattaḥ kurute vikrama [SB 5.5.4] Pramattaḥ, seperti orang gila. Dia tidak tahu mengapa ia telah menjadi gila. Dia lupa. Dan dengan kegiatannya, apa yang akan terjadi selanjutnya, dia tidak tahu. Orang-orang gila. Jadi peradaban ini, peradaban modern, adalah seperti peradaban gila. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan masa lalu, baik mereka tertarik pada kehidupan masa mendatang. Nūnaṁ pramattaḥ kurute vikrama [SB 5.5.4] Dan terlibat penuh dalam kegiatan berdosa karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan masa lalu. Sama seperti anjing. Kenapa dia telah menjadi anjing, dia tidak tahu dan apa yang dia akan memiliki berikutnya? Jadi anjing mungkin telah di masa lalunya perdana menteri, tetapi ketika ia mendapat badan anjing, dia lupa. Itu juga satu-satunya pengaruh Maya. Prakṣepātmikā-sakti, āvaraṇātmikā-sakti. Maya memiliki dua potensi. Jika seseorang untuk kegiatan berdosa masa lalunya telah menjadi anjing, dan jika ia ingat bahwa "Aku dulunya adalah perdana menteri, sekarang aku telah menjadi anjing," akan mustahil untuk dia hidup. Oleh karena itu Maya meliputi pengetahuan nya. Mṛtyu. Mṛtyu berarti melupakan segalanya. Itu disebut mṛtyu. Sehingga kita sudah mendapat pengalaman setiap hari dan malam. Ketika di malam hari kita bermimpi dalam suasana yang terpisah, hidup terpisah, kita lupa tentang tubuh ini, bahwa "Saya bertidur. Tubuhku bertidur di sebuah apartemen yang sangat bagus, tempat tidur yang sangat bagus." Tidak. Misalkan dia berjalan-jalan di jalan atau dia berada di bukit. Jadi dia mengambil, dalam mimpi, dia mengambil ... Semua orang, kita mengambil kepentingan tubuh itu. Kita lupa tubuh masa lalu. Jadi ini adalah kebodohan. Jadi kebodohan, semakin kita meningkat diri dari kebodohan ke pengetahuan, itu adalah sukses kehidupan. Dan jika kita terus diri dalam kebodohan, itu tidak sukses. Hal itu merusak kehidupan. Jadi gerakan kesadaran Krsna kami adalah untuk meningkatkan seseorang dari kebodohan ke dalam pengetahuan. Itulah seluruh skema Veda: untuk membebeskan seseorang. Krsna mengatakan dalam Bhagavad-gita tentang para penyembah - tidak untuk semua - teṣāṁ aham samuddhartā mṛtyu-saṁsāra-sāgarāt [BG 12.7] Satu lagi [BG 10.11]: teṣāṁ evānukampārtham aham ajñāna-Jam Tamah nāśayāmy Atma bhava-stho Jnana-dīpena bhāsvatā Untuk khusus, untuk para penyembah ... Ia terletak di hati setiap orang, tapi penyembah yang mencoba memahami Krsna, Beliau membantu. Beliau membantu. Untuk yang bukan penyembah, mereka tidak memiliki kepedulian dengan ... Mereka seperti hewan-makan, tidur, kehidupan seks dan membela. Mereka tidak peduli untuk apa pun, untuk memahami Tuhan atau hubungannya dengan Tuhan. Bagi mereka, mereka berpikir tidak ada Tuhan, dan Krsna juga mengatakan, "Ya, tidak ada Tuhan. Anda tidur." Oleh karena itu sat-sanga diperlukan. sat-sanga ini, satam prasaṅgāt. Dengan asosiasi pemuja kita terbangun rasa ingin tahu kita tentang Tuhan. Oleh karena itu asrama/temple diperlukan. Bukan tanpa perlu kita membuka begitu banyak temple/asrama Tidak. Ini adalah untuk manfaat masyarakat manusia.
Harikeśa : Terjemahan ... "Seperti halnya seseorang, yang sedang tidur dan bermimpi, ia bertindak menurut badan yang diwujudkan di dalam mimpinya, atau menerima badan itu sebagai dirinya sendiri, sama seperti itu halnya, ia menganggap badannya yang sekarang ini sebagai dirinya sendiri, yang didapatkan sebagai hasil atas kehidupan masa lalunya yang saleh ataupun yang tidak saleh, dan ia tidak dapat mengetahui masa lalunya ataupun masa depannya."
 
Prabhupāda :
 
:yathājñas tamasā (yukta)
:upāste vyaktam eva hi
:na veda pūrvam aparaṁ
:naṣṭa-janma-smṛtis tathā
:([[Vanisource:SB 6.1.49|SB 6.1.49]])
 
Inilah kedudukan kita. Inilah kemajuan ilmu pengetahuan kita, bahwa kita tidak memahami "Siapa sebenarnya aku sebelum kehidupan saat ini dan akan menjadi apakah aku setelah kehidupan saat ini?" Hidup adalah suatu kesinambungan. Itulah ilmu pengetahuan spiritual. Tapi mereka juga bahkan tidak memahami bahwa hidup adalah suatu kesinambungan. Mereka berpikir, "Secara kebetulan, aku mendapatkan kehidupan ini, dan kehidupan ini akan berakhir setelah kematian. Tidak ada yang namanya masa lalu, masa sekarang atau masa depan. Ayo kita menikmati." Inilah yang disebut sebagai kebodohan, tamasā, suatu kehidupan yang tidak bertanggung jawab. Jadi ajñaḥ. Ajñaḥ berarti orang yang tidak memiliki pengetahuan. Dan siapa yang tidak memiliki pengetahuan? Sekarang, tamasā. Yaitu mereka yang berada di dalam sifat kebodohan. Ada tiga jenis sifat alam material, yaitu : sattva, raja, tamas. Sattva-guṇa berarti segala sesuatunya jelas, prakāśa. Sama seperti saat ini ketika langit ditutupi oleh awan, sinar matahari tidak nampak. Akan tetapi di atas awan terdapat sinar matahari, segala sesuatunya nampak jelas. Dan di dalam awan, tidak ada kejelasan. Demikian pula halnya, mereka yang berada di dalam sattva-guṇa, maka bagi mereka segala sesuatunya nampak jelas, dan mereka yang berada di dalam tamo-guṇa, segala sesuatunya ada dalam kegelapan, dan mereka yang ada di antara ke dua sifat tersebut, bukan sattva-guṇa, bukan tamo-guṇa, namun berada di antaranya, maka mereka disebut rajo-guṇa. Tiga macam guṇa. Tamasā. Mereka hanya tertarik kepada badan mereka saat ini, tidak memperdulikan apa yang akan terjadi, dan tidak memiliki pengetahuan mengenai siapa ia sebelumnya.Terdapat tempat lain yang dijelaskan sebagai berikut : nūnaṁ pramattaḥ kurute vikrama ([[Vanisource:SB 5.5.4|SB 5.5.4]]) Pramattaḥ, bagaikan orang yang tidak waras. Ia tidak memahami mengapa ia telah menjadi tidak waras. Ia lupa. Dan melalui kegiatannya, ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Orang-orang yang tidak waras.
 
Jadi peradaban ini, peradaban modern ini, adalah seperti peradaban orang yang tidak waras. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan masa lalu, dan mereka juga tidak tertarik pada kehidupan masa yang akan datang. Nūnaṁ pramattaḥ kurute vikrama ([[Vanisource:SB 5.5.4|SB 5.5.4]]) Dan mereka menjadi disibukkan dalam kegiatan berdosa karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan masa lalu. Sama seperti halnya seekor anjing. Ia tidak mengetahui mengapa ia telah menjadi anjing dan apa yang akan dimilikinya kemudian? Jadi seekor anjing mungkin telah menjadi seorang perdana menteri di dalam kehidupanan masa lalunya, akan tetapi ketika ia mendapatkan kehidupan sebagai seekor anjing, ia lupa akan hal itu. Itu adalah salah satu pengaruh lain dari māyā. Prakṣepātmikā-sakti, āvaraṇātmikā-sakti. Māyā memiliki dua kekuatan. Jika seseorang yang karena kegiatan berdosa masa lalunya telah menjadi seekor anjing, dan jika ia ingat bahwa "Dulu aku adalah perdana menteri, sekarang aku telah menjadi anjing," maka akan mustahil baginya untuk hidup. Oleh karena itu māyā menutupi pengetahuannya. Mṛtyu. Mṛtyu berarti melupakan segala sesuatunya. Itulah yang disebut sebagai mṛtyu. Jadi, kita mendapatkan pengalaman setiap hari dan setiap malam. Ketika pada malam hari kita bermimpi di dalam suatu suasana yang terpisah, di dalam suatu kehidupan yang terpisah, maka kita lupa akan badan ini, bahwa "Aku sedang berbaring. Badanku sedang berbaring di dalam sebuah apartemen yang sangat bagus, tempat tidur yang sangat bagus." Tidak. Misalkan ia sedang mundar-mandir di jalan atau dia sedang berada di sebuah bukit. Jadi ia sedang memperhatikan, di dalam mimpi, ia sedang memperhatikan ... Setiap orang, kita hanya memperhatikan badan itu saja. Kita melupakan badan masa lalu. Jadi ini adalah kebodohan. Jadi inilah kebodohan, semakin kita meningkatkan diri kita dari kebodohan kepada pengetahuan, maka itu merupakan keberhasilan dalam kehidupan. Dan jika kita tetap membiarkan diri kita ada di dalam kebodohan, maka itu bukanlah suatu keberhasilan. Itu merupakan gangguan atas kehidupan. Jadi gerakan kesadaran Kṛṣṇa kita adalah untuk meningkatkan seseorang dari kebodohan menuju pada pengetahuan. Itulah skema keseluruhan dari kesusateraan Veda : untuk membebaskan seseorang. Kṛṣṇa mengatakan dalam Bhagavad-gītā mengenai para penyembah - tidak untuk semua orang - teṣāṁ ahaṁ samuddhartā mṛtyu-saṁsāra-sāgarāt ([[ID/BG 12.6-7|BG 12.6-7]]) Yang lainnya :
 
:teṣāṁ evānukampārtham
:aham ajñāna-jaṁ tamaḥ
:nāśayāmy ātma-bhāva-stho  
:jñāna-dīpena bhāsvatā
:([[ID/BG 10.11|BG 10.11]])
 
Untuk hal yang khusus, untuk para penyembah ... Beliau ada di dalam hati setiap orang, tetapi seorang penyembah yang mencoba memahami Krsna, maka Beliau membantu. Beliau membantu. Bagi mereka yang bukan penyembah, mereka tidak memiliki keperdulian terhadap hal itu ... Mereka bagaikan binatang - makan, tidur, kehidupan seks serta pembelaan diri. Mereka tidak perduli pada apapun, untuk memahami Tuhan atau memahami hubungannya dengan Tuhan. Bagi mereka, mereka berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada, dan Kṛṣṇa dengan begitu juga mengatakan, "Ya, Tuhan itu tidak ada. Jadi kamu tidur sajalah." Oleh karena itu sat-saṅga diperlukan. Sat-saṅga ini, satāṁ prasaṅgāt. Melalui pergaulan dengan para penyembah, kita membangunkan rasa ingin tahu kita tentang Tuhan. Oleh karena itu center diperlukan. Bukanlah tanpa adanya keperluan kita membuka begitu banyak center. Bukan. Ini adalah untuk manfaat kebaikan bagi masyarakat manusia.
<!-- END TRANSLATED TEXT -->
<!-- END TRANSLATED TEXT -->

Latest revision as of 16:14, 12 October 2018



Lecture on SB 6.1.49 -- New Orleans Farm, August 1, 1975

Harikeśa : Terjemahan ... "Seperti halnya seseorang, yang sedang tidur dan bermimpi, ia bertindak menurut badan yang diwujudkan di dalam mimpinya, atau menerima badan itu sebagai dirinya sendiri, sama seperti itu halnya, ia menganggap badannya yang sekarang ini sebagai dirinya sendiri, yang didapatkan sebagai hasil atas kehidupan masa lalunya yang saleh ataupun yang tidak saleh, dan ia tidak dapat mengetahui masa lalunya ataupun masa depannya."

Prabhupāda :

yathājñas tamasā (yukta)
upāste vyaktam eva hi
na veda pūrvam aparaṁ
naṣṭa-janma-smṛtis tathā
(SB 6.1.49)

Inilah kedudukan kita. Inilah kemajuan ilmu pengetahuan kita, bahwa kita tidak memahami "Siapa sebenarnya aku sebelum kehidupan saat ini dan akan menjadi apakah aku setelah kehidupan saat ini?" Hidup adalah suatu kesinambungan. Itulah ilmu pengetahuan spiritual. Tapi mereka juga bahkan tidak memahami bahwa hidup adalah suatu kesinambungan. Mereka berpikir, "Secara kebetulan, aku mendapatkan kehidupan ini, dan kehidupan ini akan berakhir setelah kematian. Tidak ada yang namanya masa lalu, masa sekarang atau masa depan. Ayo kita menikmati." Inilah yang disebut sebagai kebodohan, tamasā, suatu kehidupan yang tidak bertanggung jawab. Jadi ajñaḥ. Ajñaḥ berarti orang yang tidak memiliki pengetahuan. Dan siapa yang tidak memiliki pengetahuan? Sekarang, tamasā. Yaitu mereka yang berada di dalam sifat kebodohan. Ada tiga jenis sifat alam material, yaitu : sattva, raja, tamas. Sattva-guṇa berarti segala sesuatunya jelas, prakāśa. Sama seperti saat ini ketika langit ditutupi oleh awan, sinar matahari tidak nampak. Akan tetapi di atas awan terdapat sinar matahari, segala sesuatunya nampak jelas. Dan di dalam awan, tidak ada kejelasan. Demikian pula halnya, mereka yang berada di dalam sattva-guṇa, maka bagi mereka segala sesuatunya nampak jelas, dan mereka yang berada di dalam tamo-guṇa, segala sesuatunya ada dalam kegelapan, dan mereka yang ada di antara ke dua sifat tersebut, bukan sattva-guṇa, bukan tamo-guṇa, namun berada di antaranya, maka mereka disebut rajo-guṇa. Tiga macam guṇa. Tamasā. Mereka hanya tertarik kepada badan mereka saat ini, tidak memperdulikan apa yang akan terjadi, dan tidak memiliki pengetahuan mengenai siapa ia sebelumnya.Terdapat tempat lain yang dijelaskan sebagai berikut : nūnaṁ pramattaḥ kurute vikrama (SB 5.5.4) Pramattaḥ, bagaikan orang yang tidak waras. Ia tidak memahami mengapa ia telah menjadi tidak waras. Ia lupa. Dan melalui kegiatannya, ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Orang-orang yang tidak waras.

Jadi peradaban ini, peradaban modern ini, adalah seperti peradaban orang yang tidak waras. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan masa lalu, dan mereka juga tidak tertarik pada kehidupan masa yang akan datang. Nūnaṁ pramattaḥ kurute vikrama (SB 5.5.4) Dan mereka menjadi disibukkan dalam kegiatan berdosa karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan masa lalu. Sama seperti halnya seekor anjing. Ia tidak mengetahui mengapa ia telah menjadi anjing dan apa yang akan dimilikinya kemudian? Jadi seekor anjing mungkin telah menjadi seorang perdana menteri di dalam kehidupanan masa lalunya, akan tetapi ketika ia mendapatkan kehidupan sebagai seekor anjing, ia lupa akan hal itu. Itu adalah salah satu pengaruh lain dari māyā. Prakṣepātmikā-sakti, āvaraṇātmikā-sakti. Māyā memiliki dua kekuatan. Jika seseorang yang karena kegiatan berdosa masa lalunya telah menjadi seekor anjing, dan jika ia ingat bahwa "Dulu aku adalah perdana menteri, sekarang aku telah menjadi anjing," maka akan mustahil baginya untuk hidup. Oleh karena itu māyā menutupi pengetahuannya. Mṛtyu. Mṛtyu berarti melupakan segala sesuatunya. Itulah yang disebut sebagai mṛtyu. Jadi, kita mendapatkan pengalaman setiap hari dan setiap malam. Ketika pada malam hari kita bermimpi di dalam suatu suasana yang terpisah, di dalam suatu kehidupan yang terpisah, maka kita lupa akan badan ini, bahwa "Aku sedang berbaring. Badanku sedang berbaring di dalam sebuah apartemen yang sangat bagus, tempat tidur yang sangat bagus." Tidak. Misalkan ia sedang mundar-mandir di jalan atau dia sedang berada di sebuah bukit. Jadi ia sedang memperhatikan, di dalam mimpi, ia sedang memperhatikan ... Setiap orang, kita hanya memperhatikan badan itu saja. Kita melupakan badan masa lalu. Jadi ini adalah kebodohan. Jadi inilah kebodohan, semakin kita meningkatkan diri kita dari kebodohan kepada pengetahuan, maka itu merupakan keberhasilan dalam kehidupan. Dan jika kita tetap membiarkan diri kita ada di dalam kebodohan, maka itu bukanlah suatu keberhasilan. Itu merupakan gangguan atas kehidupan. Jadi gerakan kesadaran Kṛṣṇa kita adalah untuk meningkatkan seseorang dari kebodohan menuju pada pengetahuan. Itulah skema keseluruhan dari kesusateraan Veda : untuk membebaskan seseorang. Kṛṣṇa mengatakan dalam Bhagavad-gītā mengenai para penyembah - tidak untuk semua orang - teṣāṁ ahaṁ samuddhartā mṛtyu-saṁsāra-sāgarāt (BG 12.6-7) Yang lainnya :

teṣāṁ evānukampārtham
aham ajñāna-jaṁ tamaḥ
nāśayāmy ātma-bhāva-stho
jñāna-dīpena bhāsvatā
(BG 10.11)

Untuk hal yang khusus, untuk para penyembah ... Beliau ada di dalam hati setiap orang, tetapi seorang penyembah yang mencoba memahami Krsna, maka Beliau membantu. Beliau membantu. Bagi mereka yang bukan penyembah, mereka tidak memiliki keperdulian terhadap hal itu ... Mereka bagaikan binatang - makan, tidur, kehidupan seks serta pembelaan diri. Mereka tidak perduli pada apapun, untuk memahami Tuhan atau memahami hubungannya dengan Tuhan. Bagi mereka, mereka berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada, dan Kṛṣṇa dengan begitu juga mengatakan, "Ya, Tuhan itu tidak ada. Jadi kamu tidur sajalah." Oleh karena itu sat-saṅga diperlukan. Sat-saṅga ini, satāṁ prasaṅgāt. Melalui pergaulan dengan para penyembah, kita membangunkan rasa ingin tahu kita tentang Tuhan. Oleh karena itu center diperlukan. Bukanlah tanpa adanya keperluan kita membuka begitu banyak center. Bukan. Ini adalah untuk manfaat kebaikan bagi masyarakat manusia.