ID/Prabhupada 0012 - Sumber Pengetahuan Seharusnya Adalah Melalui Mendengar: Difference between revisions

(Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0012 - in all Languages Category:IN-Quotes - 1975 Category:IN-Quotes...")
 
(Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
 
Line 2: Line 2:
[[Category:1080 Indonesian Pages with Videos]]
[[Category:1080 Indonesian Pages with Videos]]
[[Category:Prabhupada 0012 - in all Languages]]
[[Category:Prabhupada 0012 - in all Languages]]
[[Category:IN-Quotes - 1975]]
[[Category:ID-Quotes - 1975]]
[[Category:IN-Quotes - Lectures, Bhagavad-gita As It Is]]
[[Category:ID-Quotes - Lectures, Bhagavad-gita As It Is]]
[[Category:IN-Quotes - in USA]]
[[Category:ID-Quotes - in USA]]
[[Category:IN-Quotes - in USA, Hawaii]]
[[Category:ID-Quotes - in USA, Hawaii]]
[[Category:Indonesian Language]]
[[Category:Indonesian Language]]
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- END CATEGORY LIST -->
<!-- BEGIN NAVIGATION BAR -- DO NOT EDIT OR REMOVE -->
{{1080 videos navigation - All Languages|Indonesian|ID/Prabhupada 0011 - Seseorang Dapat Memuja Kṛṣṇa Di Dalam Pikiran|0011|ID/Prabhupada 0013 - Keterlibatan Selama Duapuluh Empat Jam Sehari|0013}}
<!-- END NAVIGATION BAR -->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<!-- BEGIN ORIGINAL VANIQUOTES PAGE LINK-->
<div class="center">
<div class="center">
Line 16: Line 19:


<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
<!-- BEGIN VIDEO LINK -->
{{youtube_right|UVQ2S21TDnc|The Source Of Knowledge Should Be By Hearing - Prabhupāda 0012}}
{{youtube_right|ElyBnOsC1F0|Sumber Pengetahuan Seharusnya Adalah Melalui Mendengar - Prabhupāda 0012}}
<!-- END VIDEO LINK -->
<!-- END VIDEO LINK -->


<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<!-- BEGIN AUDIO LINK -->
<mp3player>http://vaniquotes.org/w/images/750203BG.HAW_clip.mp3</mp3player>
<mp3player>https://s3.amazonaws.com/vanipedia/clip/750203BG.HAW_clip.mp3</mp3player>
<!-- END AUDIO LINK -->
<!-- END AUDIO LINK -->


Line 28: Line 31:


<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
<!-- BEGIN TRANSLATED TEXT -->
Semua orang, kita tidak sempurna. Kami sangat bangga dengan mata kita: "Bisakah Anda tunjukkan?" Kualifikasi apa mata Anda sudah mendapat supaya Anda dapat lihat? Dia tidak berpikir bahwa, bahwa "Saya tidak memiliki kualifikasi; masih, saya ingin melihat." Mata ini, oh, mereka bergantung pada begitu banyak kondisi. Sekarang ada listrik, Anda dapat melihat. Segera setelah mati listrik, Anda tidak dapat melihat. Lalu apa nilai mata Anda? Anda tidak dapat melihat apa yang terjadi di luar tembok ini. Jadi jangan percaya indera disebut Anda sebagai sumber pengetahuan. Tidak. Sumber pengetahuan harus dengan mendengar. Itu disebut Sruti. Oleh karena itu nama Veda 'adalah Sruti. Sruti-Pramana, Sruti-Pramana. Sama seperti seorang anak atau anak laki-laki ingin tahu siapa ayahnya. Jadi apa buktinya? Bukti tersebut adalah Sruti, mendengar dari ibu. Ibu berkata, "Dia adalah ayahmu." Jadi dia mendengar, ia tidak melihat bagaimana ia menjadi ayahnya. Karena sebelum tubuhnya dibangun, ayah nya sudah berada di sana, bagaimana ia bisa melihat? Jadi dengan melihat, Anda tidak dapat memastikan siapa ayahmu. Anda harus mendengar dari otoritas. Ibu nya adalah otoritas. Oleh karena itu Sruti-Pramana: bukti adalah mendengar, bukan dengan melihat. Melihat ... Mata kita tidak sempurna ... Ada begitu banyak rintangan. Jadi sama, berdasarkan persepsi langsung, Anda tidak dapat memiliki kebenaran.
Setiap orang dari kita tidaklah sempurna. Namun kita sangat membanggakan mata kita dengan berkata, "Bisakah Anda memperlihatkan kepada saya?" Kualifikasi apa yang dimiliki oleh matamu sehingga kamu bisa melihat? Ia tidak berpikir bahwa, "Saya tidak memiliki kualifikasi; meskipun demikian, aku tetap ingin melihat." Mata ini, oh, mereka bergantung kepada begitu banyak keadaan. Sekarang ketika ada listrik, kamu bisa melihat. Tetapi segera setelah listrik dimatikan, maka kamu tidak dapat melihat. Lalu apa sebenarnya nilai dari matamu itu? Kamu bahkan tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi di luar tembok ini.


Persepsi langsung spekulasi. Dr Frog (kodok). Dr Frog berspekulasi apa Samudera Atlantik. Dia di dalam sumur, sumur dengan ukuran tiga kaki, dan beberapa teman memberitahukan, "Oh, saya telah melihat air yang sangat besar." "Apa itu air besar?" "Samudra Atlantik." "Seberapa besar itu?" "Sangat, sangat besar." Jadi Dr Frog berpikir, "Mungkin empat kaki. Sumur ini adalah tiga kaki. Mungkin empat kaki. Baiklah, lima kaki. Ayolah, sepuluh kali lebih besar. " Jadi dengan cara ini, berspekulasi, bagaimana kodok, Dr Frog, akan mengerti Samudera Atlantik atau Samudera Pasifik? Dapatkah Anda memperkirakan panjang dan luasnya Atlantik, Samudera Pasifik, oleh spekulasi? Jadi oleh spekulasi, Anda tidak dapat memiliki. Mereka berspekulasi bertahun-tahun tentang alam semesta ini, berapa banyak bintang yang ada, apa yang panjang dan luasnya, di mana ... Tidak ada yang tahu apa-apa tentang dunia material, dan apa yang harus berbicara tentang dunia spiritual? Yang berada di luar, jauh melampaui.
Jadi jangan mempercayai apa yang disebut sebagai indria-indriamu itu untuk dijadikan sebagai sumber pengetahuan. Jangan. Sumber pengetahuan seharusnya adalah melalui cara mendengar. Itulah yang disebut śruti. Oleh karena itu Veda disebut sebagai śruti. Śruti-pramāṇa, śruti-pramāṇa. Seperti halnya seorang anak kecil, seorang anak laki-laki, yang ingin mengetahui siapa ayahnya. Jadi apakah buktinya? Bukti tersebut adalah śruti, yaitu mendengar dari sang ibu. Ibu berkata, "Ia adalah ayahmu." Jadi ia mendengar, ia bukanlah melihat bagaimana pria itu menjadi ayahnya. Karena sebelum badannya terbentuk, sang ayah itu sudah berada di sana, lalu bagaimana ia bisa melihatnya saat itu? Jadi melalui melihat, kamu tidak bisa memastikan siapakah ayahmu. Kamu harus mendengar dari pihak yang berwenang. Dalam hal ini ibu adalah pihak yang berwenang. Oleh karena itu śruti-pramāṇa menyatakan : pembuktian adalah melalui mendengar, bukan melalui melihat. Melihat ... Mata kita tidaklah sempurna ... Ada begitu banyak penghalang. Jadi sama halnya, bahwa melalui tanggapan langsung, kamu tidak bisa mendapatkan kebenaran.


Paras tasmāt tu bhavo 'nyo' vyakto 'vyaktāt sanātanaḥ ([[Vanisource:BG 8.20|BG 8.20]]). Anda akan menemukan dalam Bhagavad-gita. Ada alam lain. Alam ini, apa yang Anda lihat, langit, sebuah kubah bulat, itu, di atas itu, ada lapisan lima elemen lagi. Ini adalah penutup itu. Sama seperti Anda telah melihat kelapa. Ada kulit keras, dan dalam penutup itu ada air. Demikian pula, dalam kulit (alam semesta) ini ... Dan luar pembungkus ada lima lapisan, seribu kali lebih besar daripada yang lain: Lapisan air, lapisan udara, lapisan api. Jadi, Anda harus menembus semua lapisan. Kemudian Anda akan mendapatkan dunia spiritual. Semua alam semesta ini, jumlah yang tidak terbatas, Koti. Yasya prabha prabhavato jagad-anda-Koti (Bs. 5.40) Jagad-anda berarti alam semesta. Koti, jutaan terkumpul bersama, yaitu dunia material. Dan di luar itu dunia material ada dunia spiritual, langit lain. Itu juga langit. Itu disebut paravyoma. Jadi dengan persepsi indriya, Anda tidak dapat memperkirakan bahkan apa yang ada di planet bulan atau planet matahari, planet ini, di dalam alam semesta ini. Bagaimana Anda bisa memahami dunia spiritual oleh spekulasi? Ini adalah kebodohan.
Tanggapan secara langsung merupakan suatu angan-angan pikiran. Dr Kodok. Dr. Kodok sedang berangan-angan mengenai apakah itu Samudera Atlantik. Ia sedang ada di dalam sumur, suatu sumur yang berukuran tiga kaki, dan beberapa teman memberitahukannya bahwa, "Oh, aku telah melihat air yang sangat besar." "Apakah air yang sangat besar itu?" "Samudra Atlantik." "Seberapa besar itu?" "Sangat, sangat besar sekali." Jadi Dr. Kodok berpikir, "Mungkin besarnya empat kaki. Sumur ini berukuran sebesar tiga kaki. Samudera itu mungkin seukuran empat kaki. Baiklah, lima kaki. Ayolah, sepuluh kaki." Jadi, dengan cara seperti ini, dengan berangan-angan seperti ini, bagaimana sang kodok, Dr. Kodok, akan mengerti Samudera Atlantik atau Samudera Pasifik? Dapatkah kamu memperkirakan panjang serta lebar dari Samudera Atlantik, Samudera Pasifik, dengan hanya berangan-angan? Jadi melalui cara berangan-angan, kamu tidak bisa mendapatkan hal itu. Mereka sudah berangan-angan bertahun-tahun lamanya tentang alam semesta ini, tentang berapa banyak bintang yang ada, berapa panjang dan serta lebarnya, di mana ... Tidak seorangpun yang mengetahui apapun tentang dunia material ini, apa lagi tentang dunia spiritual? Yang melampaui itu, yang sangat jauh melampaui itu.


Oleh karena itu Sastra mengatakan, acintyāḥ khalu kamu bhava na Tams tarkeṇa yojayet. Acintya, yang tak terbayangkan, di luar persepsi rasa, jangan mencoba untuk berdebat dan memahaminya dan berspekulasi. Ini adalah kebodohan. Hal ini tidak mungkin. Oleh karena itu kita harus pergi ke guru. Tad-vijñānārthaṁ sa gurum evābhigacchet, Samit-pāṇiḥ śrotriyaṁ brahma-niṣṭham (MU 1.2.12). Ini adalah proses nya.
Paras tasmāt tu bhāvo 'nyo 'vyakto 'vyaktāt sanātanaḥ ([[ID/BG 8.20|BG 8.20]]). Kamu akan menemukan di dalam Bhagavad-gītā. Ada alam yang lain. Alam ini, alam yang sedang kamu lihat ini, di mana ada angkasa yang berbentuk seperti sebuah kubah yang bulat, dan di atas itu, terdapat lagi lapisan yang tersusun atas lima elemen. Itu merupakan suatu penutupn. Sama seperti jika kamu telah melihat kelapa. Ada penutup berupa lapisan kulit yang keras, dan di dalam penutup itu terdapat air. Demikian pula halnya, seperti yang ada di dalam penutup alam semesta ini ... Dan di luar penutup ini terdapat lima lapisan, yang secara berurutan ukurannya seribu kali lebih besar daripada yang lainnya : lapisan air, lapisan udara, lapisan api. Jadi, kamu harus menembus semua lapisan ini. Maka barulah kemudian kamu akan mencapai dunia spiritual. Semua alam semesta ini jumlahnya tidak terhingga, koṭi. Yasya prabhā prabhavato jagad-aṇḍa-koṭi (Bs. 5.40) Jagad-aṇḍa berarti alam semesta. Koṭi, yang jumlahnya berjuta-juta dan terkumpul bersama-sama, itulah dunia material tersebut. Dan melampaui dunia material itu terdapat dunia spiritual, suatu angkasa lainnya. Itu juga merupakan suatu angkasa. Dan itu disebut sebagai paravyoma. Jadi, melalui tanggapan dengan indria-indria, kamu bahkan tidak dapat memperkirakan apa yang ada di planet bulan atau di planet matahari, planet ini, di dalam alam semesta ini. Lalu bagaimana kamu bisa memahami dunia spiritual melalui suatu angan-angan? Ini adalah suatu kebodohan.
 
Oleh karena itu śāstra menyatakan, acintyāḥ khalu ye bhāvā na tāṁs tarkeṇa yojayet. Acintya, yang tak terbayangkan, melampaui tanggapan melalui indria-indriamu, jangan mencoba untuk berdebat dan memahami hal itu dan lalu berangan-angan atas hal itu. Ini adalah suatu kebodohan. Itu adalah suatu hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu kita harus pergi kepada seorang guru. Tad-vijñānārthaṁ sa gurum evābhigacchet, samit-pāṇiḥ śrotriyaṁ brahma-niṣṭham (MU 1.2.12). Itulah prosesnya.
<!-- END TRANSLATED TEXT -->
<!-- END TRANSLATED TEXT -->

Latest revision as of 02:42, 12 July 2019



Lecture on BG 16.7 -- Hawaii, February 3, 1975

Setiap orang dari kita tidaklah sempurna. Namun kita sangat membanggakan mata kita dengan berkata, "Bisakah Anda memperlihatkan kepada saya?" Kualifikasi apa yang dimiliki oleh matamu sehingga kamu bisa melihat? Ia tidak berpikir bahwa, "Saya tidak memiliki kualifikasi; meskipun demikian, aku tetap ingin melihat." Mata ini, oh, mereka bergantung kepada begitu banyak keadaan. Sekarang ketika ada listrik, kamu bisa melihat. Tetapi segera setelah listrik dimatikan, maka kamu tidak dapat melihat. Lalu apa sebenarnya nilai dari matamu itu? Kamu bahkan tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi di luar tembok ini.

Jadi jangan mempercayai apa yang disebut sebagai indria-indriamu itu untuk dijadikan sebagai sumber pengetahuan. Jangan. Sumber pengetahuan seharusnya adalah melalui cara mendengar. Itulah yang disebut śruti. Oleh karena itu Veda disebut sebagai śruti. Śruti-pramāṇa, śruti-pramāṇa. Seperti halnya seorang anak kecil, seorang anak laki-laki, yang ingin mengetahui siapa ayahnya. Jadi apakah buktinya? Bukti tersebut adalah śruti, yaitu mendengar dari sang ibu. Ibu berkata, "Ia adalah ayahmu." Jadi ia mendengar, ia bukanlah melihat bagaimana pria itu menjadi ayahnya. Karena sebelum badannya terbentuk, sang ayah itu sudah berada di sana, lalu bagaimana ia bisa melihatnya saat itu? Jadi melalui melihat, kamu tidak bisa memastikan siapakah ayahmu. Kamu harus mendengar dari pihak yang berwenang. Dalam hal ini ibu adalah pihak yang berwenang. Oleh karena itu śruti-pramāṇa menyatakan : pembuktian adalah melalui mendengar, bukan melalui melihat. Melihat ... Mata kita tidaklah sempurna ... Ada begitu banyak penghalang. Jadi sama halnya, bahwa melalui tanggapan langsung, kamu tidak bisa mendapatkan kebenaran.

Tanggapan secara langsung merupakan suatu angan-angan pikiran. Dr Kodok. Dr. Kodok sedang berangan-angan mengenai apakah itu Samudera Atlantik. Ia sedang ada di dalam sumur, suatu sumur yang berukuran tiga kaki, dan beberapa teman memberitahukannya bahwa, "Oh, aku telah melihat air yang sangat besar." "Apakah air yang sangat besar itu?" "Samudra Atlantik." "Seberapa besar itu?" "Sangat, sangat besar sekali." Jadi Dr. Kodok berpikir, "Mungkin besarnya empat kaki. Sumur ini berukuran sebesar tiga kaki. Samudera itu mungkin seukuran empat kaki. Baiklah, lima kaki. Ayolah, sepuluh kaki." Jadi, dengan cara seperti ini, dengan berangan-angan seperti ini, bagaimana sang kodok, Dr. Kodok, akan mengerti Samudera Atlantik atau Samudera Pasifik? Dapatkah kamu memperkirakan panjang serta lebar dari Samudera Atlantik, Samudera Pasifik, dengan hanya berangan-angan? Jadi melalui cara berangan-angan, kamu tidak bisa mendapatkan hal itu. Mereka sudah berangan-angan bertahun-tahun lamanya tentang alam semesta ini, tentang berapa banyak bintang yang ada, berapa panjang dan serta lebarnya, di mana ... Tidak seorangpun yang mengetahui apapun tentang dunia material ini, apa lagi tentang dunia spiritual? Yang melampaui itu, yang sangat jauh melampaui itu.

Paras tasmāt tu bhāvo 'nyo 'vyakto 'vyaktāt sanātanaḥ (BG 8.20). Kamu akan menemukan di dalam Bhagavad-gītā. Ada alam yang lain. Alam ini, alam yang sedang kamu lihat ini, di mana ada angkasa yang berbentuk seperti sebuah kubah yang bulat, dan di atas itu, terdapat lagi lapisan yang tersusun atas lima elemen. Itu merupakan suatu penutupn. Sama seperti jika kamu telah melihat kelapa. Ada penutup berupa lapisan kulit yang keras, dan di dalam penutup itu terdapat air. Demikian pula halnya, seperti yang ada di dalam penutup alam semesta ini ... Dan di luar penutup ini terdapat lima lapisan, yang secara berurutan ukurannya seribu kali lebih besar daripada yang lainnya : lapisan air, lapisan udara, lapisan api. Jadi, kamu harus menembus semua lapisan ini. Maka barulah kemudian kamu akan mencapai dunia spiritual. Semua alam semesta ini jumlahnya tidak terhingga, koṭi. Yasya prabhā prabhavato jagad-aṇḍa-koṭi (Bs. 5.40) Jagad-aṇḍa berarti alam semesta. Koṭi, yang jumlahnya berjuta-juta dan terkumpul bersama-sama, itulah dunia material tersebut. Dan melampaui dunia material itu terdapat dunia spiritual, suatu angkasa lainnya. Itu juga merupakan suatu angkasa. Dan itu disebut sebagai paravyoma. Jadi, melalui tanggapan dengan indria-indria, kamu bahkan tidak dapat memperkirakan apa yang ada di planet bulan atau di planet matahari, planet ini, di dalam alam semesta ini. Lalu bagaimana kamu bisa memahami dunia spiritual melalui suatu angan-angan? Ini adalah suatu kebodohan.

Oleh karena itu śāstra menyatakan, acintyāḥ khalu ye bhāvā na tāṁs tarkeṇa yojayet. Acintya, yang tak terbayangkan, melampaui tanggapan melalui indria-indriamu, jangan mencoba untuk berdebat dan memahami hal itu dan lalu berangan-angan atas hal itu. Ini adalah suatu kebodohan. Itu adalah suatu hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu kita harus pergi kepada seorang guru. Tad-vijñānārthaṁ sa gurum evābhigacchet, samit-pāṇiḥ śrotriyaṁ brahma-niṣṭham (MU 1.2.12). Itulah prosesnya.