ID/Prabhupada 0098 - Menjadi Tertarik Kepada Keindahan Kṛṣṇa

Revision as of 08:15, 2 October 2016 by Gusti (talk | contribs) (Created page with "<!-- BEGIN CATEGORY LIST --> Category:1080 Indonesian Pages with Videos Category:Prabhupada 0098 - in all Languages Category:ID-Quotes - 1972 Category:ID-Quotes...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Invalid source, must be from amazon or causelessmery.com

The Nectar of Devotion -- Vrndavana, November 11, 1972

Madana-mohana. Madana berarti daya tarik seksual. Madana, daya tarik seksual, Cupid, dan Kṛṣṇa disebut sebagai Madana-mohana. Seseorang bahkan bisa, maksudku, menolak daya tarik seksual, jika ia tertarik kepada Kṛṣṇa. Itulah tolok ukurnya. Madana memikat seluruh isi dunia material ini. Setiap orang terpikat kepada kehidupan seksual. Keseluruhan dunia material ada di dalam kehidupan seksual. Ini adalah kenyataannya. Yan maithunādi-gṛhamedhi-suhkhaṁ hi tuccham. (SB 7.9.45). Di sini, kebahagiaan, yang namanya saja kebahagiaan, adalah maithuna, maithunādi. Maithunādi berarti bahwa di sini, di dunia material ini, kebahagiaan dimulai dari maithuna, hubungan seks. Pada umumnya, orang-orang....., seorang pria menikah. Tujuannya adalah untuk memuaskan keinginan seksual. Kemudian ia mendapatkan anak-anak. Kemudian selanjutnya, ketika anak-anak itu tumbuh dewasa, mereka, sang anak gadis akan menikah dengan pemuda lain, dan sang anak laki-laki akan menikah dengan gadis lain. Tujuan yang ingin dicapai juga tetap sama yaitu : seks. Kemudian selanjutnya lagi, dengan para cucu mereka. Dengan cara seperti itu, maka itulah kebahagiaan material - śriyaiśvarya-prajepsavaḥ. Pada hari yang lain, kita sudah mendiskusikannya. Śrī berarti keindahan, aiśvarya berarti kekayaan, dan prajā berarti keturunan. Jadi secara umum, orang-orang, mereka menyukai hal itu - keluarga yang baik, kondisi keuangan yang baik, dan istri yang baik, anak perempuan yang baik, menantu perempuan yang baik. Jika suatu keluarga terdiri dari para wanita yang cantik, kaya dan terkemuka....., dengan jumlah anak-anak yang banyak, maka ia dianggap sebagai orang yang sukses. Ia dianggap sebagai orang yang paling sukses. Jadi śāstra berkata, "Kesuksesan macam apakah ini? Kesuksesan seperti ini dimulai dengan hubungan seksual. Itu saja. Dan kemudian dilanjutkan dengan pemeliharaan atas pada semua itu." Jadi : yan maithunādi-gṛhamedhi-sukhaṁ hi tuccham. (SB 7.9.45). Di sini kebahagiaan dimulai dari kehidupan sksual, maithunādi. Kita bisa mempolesnya dengan berbagai macam cara, tetapi maithuna ini, kebahagiaan melalui kehidupan seksual ini, juga ada di kalangan para babi. Para babi itu, mereka makan sepanjang hari, ke sana ke mari, "Mana kotoran itu? Mana kotoran itu?" dan kemudian juga berhubungan seks tanpa pembedaan sama sekali. Para babi itu tidak membedakan apakah itu adalah induknya, saudara perempuannya ataupun anak perempuannya. Maka karenanya śāstra mengatakan, "Di sini, di dunia material ini, kita sedang terperangkap, kita sedang dipenjara di dalam dunia material ini hanya demi kehidupan seksual ini saja." Inilah Cupid. Cupid yang adalah sang dewa dari kehidupan seksual, Madana. Kecuali seseorang, apa istilahnya, dibujuk oleh Madana, sang Cupid itu, maka ia tidak akan, maksudku, menjadi senang akan kehidupan seksual. Dan nama Kṛṣṇa adalah Madana-mohana. Madana-mohana berarti bahwa seseorang yang tertarik kepada Kṛṣṇa, maka ia akan melupakan kesenangan yang diperoleh dari kehidupan seksual. Inilah tolok ukurnya. Karenanya namaNya adalah Madana-mohana. Inilah Madana-mohana. Sanātana Gosvāmī memuja Madana-mohana. Madana atau Mādana. Mādana berarti menjadi gila, tergila-gila. Dan Madana adalah Cupid, sang dewa asmara.

Jadi setiap orang digairahkan oleh daya kekuatan dari kehidupan seksual. Pada banyak tempat..... di dalam Bhāgavatam dikatakan, puṁsaḥ striyā mithunī-bhāvam etat tayor mitho hṛdaya-granthim āhur. Keseluruhan dunia material sedang berlangsung : sang pria terpikat kepada wanita, sang wanita terpikat kepada pria. Dan, dengan mencari keterpikatan seperti itu, ketika mereka dipersatukan, maka keterikatan kepada dunia material ini menjadi semakin bertambah dan bertambah lagi. Dan dengan demikian, sesudah dipersatukan, atau sesudah menikah, seorang pria dan wanita, mereka mencari rumah yang bagus, gṛha ; kṣetra, kegiatan, pekerjaan, di pabrik atau di lahan pertanian. Karena orang harus mendapatkan uang. Untuk mendapatkan makanan. Gṛha-kṣetra; suta, anak-anak ; dan āpta, lingkungan atau pertemanan ; vitta, kekayaan. Ataḥ gṛha-kṣetra-sutāpta-vittair janasya moho 'yam. (SB 5.5.8). Ketertarikan kepada dunia material ini menjadi semakin bertambah dan bertambah erat. Inilah yang disebut sebagai madana, ketertarikan oleh madana. Tetapi urusan kita bukanlah untuk tertarik kepada kerlap-kerlip dari dunia material ini, melainkan untuk tertarik kepada Kṛṣṇa. Itulah gerakan kesadaran Kṛṣṇa. Kecuali jika kamu menjadi tertarik kepada keindahan Kṛṣṇa, maka kita akan harus terpuaskan oleh keindahan dunia material yang sebenarnya hanyalah merupakan keindahan yang palsu. Karenanya Śrī Yamunācārya berkata bahwa : yadāvadhi mama cetaḥ kṛṣṇa-padāravindayor nava-nava-dhāma rantum āsīt : "Sudah begitu lama aku telah tertarik kepada keindahan Kṛṣṇa dan aku telah mulai melakukan pelayanan kepada kaki padma Beliau, dan sejak itu aku mendapatkan energi yang lebih baru serta lebih baru lagi, dan begitu aku berpikir mengenai hubungan seksual, maka aku ingin meludahinya." Itulah yang disebut sebagai vitṛṣṇā, tidak ada ketertarikan lagi ... Titik pusat ketertarikan di dalam dunia material ini adalah kehidupan seksual, dan seseorang, ketika ia bisa terlepas dari kehidupan seksual .... Tadāvadhi mama cetaḥ...,

yadāvadhi mama cetaḥ kṛṣṇa-padāravindayor
nava-nava-(rasa-)dhām(anudyata) rantum āsīt
tadāvadhi bata nārī-saṅgame smaryamāne
bhavati mukha-vikāraḥ suṣṭu niṣṭhīvanaṁ ca

"Begitu aku memikirkan tentang hubungan seksual, maka dengan segera mulutku mencibir dan aku ingin meludahinya." Maka karenanya Kṛṣṇa adalah Madana-mohana. Madana memikat setiap orang, dengan kehidupan seksual, dan Kṛṣṇa, ketika seseorang tertarik kepada Kṛṣṇa, maka madana juga menjadi terkalahkan. Jadi begitu madana menjadi terkalahkan, maka kita juga menaklukkan dunia material ini. Jika tidak, maka hal itu sangatlah sulit sekali.